
Turki Doyan Impor Sawit, Margarin, Kopi Sampai Rempah-rempah RI

Jakarta, CNBC Indonesia- Hubungan dagang antara Indonesia dan Turki semakin menguat pada tahun 2024. Ekspor Indonesia ke Turki didominasi oleh produk-produk unggulan seperti minyak kelapa sawit, margarin, serta rempah-rempah.
Menurut Kemendag, total nilai perdagangan antara kedua negara sepanjang Januari-Desember 2024 tercatat sebesar US$2,4 miliar, meningkat 12,29% dari tahun sebelumnya. Ekspor Indonesia sendiri melonjak 25,97% menjadi US$1,9 miliar, menunjukkan ketergantungan pasar Turki terhadap komoditas asal RI.
Dominasi Komoditas Pangan dan Agrikultur
Minyak kelapa sawit dan turunannya masih menjadi penyumbang terbesar dalam ekspor RI ke Turki. Sepanjang Januari-November 2024, ekspor minyak kelapa sawit mencapai 112,6 juta kg dengan nilai FOB US$195,1 juta. Produk berbasis minyak nabati lainnya seperti margarin juga mencatat angka ekspor yang signifikan, dengan volume 25 juta kg dan nilai US$25,2 juta.
Selain minyak nabati, ekspor produk makanan olahan juga menunjukkan tren positif. Makanan olahan lainnya mencatat nilai ekspor US$17,1 juta dengan berat 7,1 juta kg, sementara roti dan kue mencapai US$12,5 juta. Produk turunan dari kelapa seperti minyak kelapa juga berkontribusi sebesar US$4,4 juta dengan volume 3 juta kg. Di sektor minuman, olahan kopi dan teh menambahkan nilai ekspor sebesar US$309 ribu dengan volume 385 ribu kg.
Rempah-rempah dan Komoditas Pertanian Tetap Kompetitif
Indonesia tetap menjadi pemain utama dalam pasar rempah-rempah Turki. Cengkeh mencatat nilai ekspor sebesar US$954 ribu dengan volume 562 ribu kg, sementara lada hitam menyumbang US$336 ribu dari ekspor sebesar 52 ribu kg. Rempah-rempah lainnya seperti tanaman obat aromatik dan rempah mencatat nilai US$692 ribu dengan volume 144 ribu kg.
Di sektor pakan ternak, bungkil dan residu menyumbang angka signifikan dengan volume ekspor sebesar 2 juta kg dan nilai US$1,8 juta. Selain itu, mentega, lemak, dan minyak kakao mencatat angka ekspor US$13 juta dengan volume 1,1 juta kg.
Indonesia berpotensi memperluas pangsa pasarnya di Turki. Perundingan terkait preferensi tarif serta kerja sama dagang yang lebih erat dapat semakin meningkatkan daya saing produk RI di pasar Turki. Namun, tantangan utama tetap ada, seperti fluktuasi harga komoditas global serta kebijakan pro domestik yang mungkin diterapkan Turki.
CNBC Indonesia Research
(emb/emb)