
Katanya Daya Beli Melemah Tapi Jutaan Warga RI Plesiran ke Luar Negeri

Jakarta,CNBC Indonesia- Libur panjang di Desember 2024 menjadi momen yang dinanti oleh banyak orang. Bukan hanya untuk bersantai di dalam negeri, tetapi juga untuk berlibur ke luar negeri. Namun, yang menarik perhatian adalah fenomena yang muncul di tengah masyarakat Indonesia.
Lebih dari 125.000 warga negara Indonesia (WNI) memilih Arab Saudi sebagai tujuan wisata utama mereka, bukan untuk berwisata konvensional, melainkan untuk menunaikan ibadah umroh.
Dengan 125.340 wisatawan Indonesia menuju Arab Saudi, negara ini menempati posisi kedua sebagai tujuan wisatawan nasional setelah Malaysia, yang diuntungkan dengan kedekatan geografis dan budaya.
Tentu, umroh bukan sekadar perjalanan fisik, ia juga membawa perubahan pada pola pikir dan cara orang melihat liburan. Dalam dunia yang dipenuhi kesibukan, ibadah umroh kini menjadi cara untuk menyeimbangkan kehidupan yang serba cepat dengan ketenangan jiwa.
Dari sisi ekonomi, lonjakan jumlah jamaah umroh ini menjadi indikator meningkatnya daya beli masyarakat Indonesia terhadap perjalanan ibadah. Sebagai informasi, dari data Badan Pusat Statistik (BPS), total wisatawan Indonesia ke luar negeri pada 2024 mencapai hampir 9 juta, dengan sebagian besar tujuan berada di kawasan ASEAN dan Timur Tengah.
Melihat lebih jauh, 57,69% wisatawan Indonesia lebih memilih destinasi ASEAN, sementara 17,58% memilih Timur Tengah. Tidak mengherankan jika Arab Saudi menjadi tujuan utama. Namun, ada keunikan dalam tren ini yang harus dicermati. Negara-negara dengan kedekatan geografis, seperti Malaysia dan Singapura, tampak mendominasi daftar teratas, masing-masing dengan 31,01% dan 14,48% dari total wisatawan.
Sementara itu, negara-negara seperti China dan Thailand, meskipun memiliki daya tarik wisata, terlihat tidak sepopuler tujuan-tujuan regional ini.
Selama 2024 menunjukkan angka signifikan, dengan 8.946.794 wisatawan Indonesia berkunjung ke luar negeri, meningkat tajam dari 7.518.895 pada 2023. Meskipun demikian, angka tersebut masih jauh dari level pra pandemi, yang tercatat mencapai lebih dari 11 juta wisatawan pada 2019. Ini menggambarkan betapa pulihnya sektor pariwisata Indonesia pasca pandemi, meskipun ada fluktuasi di berbagai destinasi.
Sektor pariwisata, khususnya perjalanan ibadah, mengalami kebangkitan yang signifikan, menunjukkan bahwa Indonesia bukan hanya konsumen besar dalam industri wisata, tetapi juga negara yang semakin sadar akan pentingnya keseimbangan hidup.
Lonjakan warga Indonesia yang jalan-jalan ke luar negeri pada tahun lalu justru terjadi di tengah banyaknya isu pelemahan daya beli. Sejak pertengahan tahun hingga 2024, isu daya beli sangat kencang karena adanya pemburukan sejumlah indikator. Di antaranya adalah deflasi beruntun lima bulan (Mei-September), anjloknya penjualan mobil, hingga penjualan ritel.
CNBC Indonesia Research
(emb/emb)