10 Barang Paling Banyak Diimpor AS, Banyak dari China-Meksiko-Kanada

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
03 February 2025 12:40
Presiden AS Donald Trump menyampaikan pidato khusus dari jarak jauh selama pertemuan Forum Ekonomi Dunia (WEF) tahunan ke-55 di Davos, Swiss, 23 Januari 2025. (REUTERS/Yves Herman)
Foto: Presiden AS Donald Trump menyampaikan pidato khusus dari jarak jauh selama pertemuan Forum Ekonomi Dunia (WEF) tahunan ke-55 di Davos, Swiss, 23 Januari 2025. (REUTERS/Yves Herman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menerapkan penambahan tarif impor sebesar 25% bagi Kanada dan Meksiko serta tambahan 10% untuk impor dari China. Hal ini dikhawatirkan akan menjadi boomerang bagi ekonomi Paman Sam.

Dampak paling ditakutkan adalah harga barang-barang dan energi yang akan semakin mahal sehingga membuat inflasi terus berada di tingkat yang tinggi.

Pasalnya, Mexico, Kanada, dan China adalah negara importir terbesar AS. Ketiganya berkontribusi terhadap sekitar 40% total impor AS. Mexico berkontribusi terhadap 15,6 impor AS pada 2024, China 13,5%, dan Kanada 12,6%.

Berdasarkan data lembaga perdagangan barang dan Jasa Amerika Serikat, sepanjang 2024 impor barang dan jasa dari Meksiko mencapai US$466,63 miliar. Sementara China dan Kanada senilai US$401,41 miliar dan US$377,24 miliar.

Terutama untuk harga energi, Amerika Serikat banyak mengimpor minyak mentah dari Kanada. Walaupun kenaikan tarif hanya sebesar 10%, tapi 59% impor minyak mentah AS berasal dari negara tetangganya tersebut. Minyak dari Kanada menjadi yang paling banyak dibeli oleh AS.

Begitu juga dengan impor minyak mentah dari Meksiko sebesar 7,3% dari total keseluruhan. Artinya impor dari Meksiko dan Kanada sangat mendominasi dengan 65,86%.

Begitu juga dengan impor mobil penumpang yang didominasi oleh Meksiko. Negara tetangga AS tersebut mengimpor sebesar US$44,31 miliar pada 2024, atau 22,43% dari total keseluruhan impor. Sementara Kanda senilai US$25,59 miliar atau 12,95%.

Melansir TaxFoundation.org, kebijakan ini diperkirakan akan membuat ekonomi AS menyusut.

"Kami memperkirakan tarif 25 persen terhadap Kanada dan Meksiko serta tarif 10 persen terhadap Tiongkok yang diusulkan untuk mulai berlaku paling cepat pada tanggal 1 Februari 2025 akan menyusutkan output ekonomi sebesar 0,4%," ungkap taxfoundation,org dalam risetnya.

Taxfoundation.org membuat dua skenario ekonomi setelah adanya kenaikan tarif Trump. Untuk skenario pertama, memodelkan tarif universal sebesar 20% dan tarif tambahan sebesar 50% terhadap China untuk mencapai 60%. Kami memperkirakan skenario 1 akan mengurangi output ekonomi jangka panjang sebesar 1,3 persen sebelum adanya pembalasan dari pihak asing.

Untuk skenario 2, memodelkan tarif sebesar 25% pada semua impor dari Kanada dan Meksiko dan tarif sebesar 10% pada semua impor dari China yang diancam akan diberlakukan oleh Presiden Trump paling cepat pada tanggal 1 Februari 2025.

Perkiraan skenario 2 akan mengurangi output ekonomi jangka panjang sebesar 0,4%(0,3% dari tarif pada Kanada dan Meksiko dan 0,1% dari tarif pada China) sebelum adanya pembalasan tarif.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation