Jelang Sabda The Fed, Wall Street Masih Terpuruk

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
28 January 2025 22:05
Federal Reserve Board Chair Jerome Powell speaks during a news conference at the Federal Reserve in Washington, DC, on May 3, 2023. - The Fed has been on an aggressive campaign of interest-rate hikes since March last year, rapidly raising rates to help target high inflation, which remains above its long-term target of two percent. (Photo by SAUL LOEB / AFP)
Foto: Ketua The Fed Jerome Powell. (AFP/SAUL LOEB)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kembali merana. Terpantau S&P 500 dan Nasdaw kembali terkoreksi meski sempat menguat sesaat. Sementara itu Dow Jones masih bertahan dalam penguatan tipis. Jelang keputusan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) hingga penantian rilis laporan keuangan tahunan beberapa saham Megacap Amerika Serikat (AS), belum mampu membawa angin segar bagi Wall Street.

Pada awal perdagangan hari ini Selasa (28/1/2025), Dow Jones dibuka menguat 0,12% di level 44.768,87, sementara itu S&P 500 melemah 0,08% di level 6.007,77, dan Nasdaq masih terperosok 0,11% di level 19.321,13.

S&P 500 dan Nasdaq sempat mencatatkan pembukaan yang sedikit lebih tinggi pada perdagangan hari Selasa, akan tetapi beberapa menit kemudian kembali terperosok.

Kembalinya aksi jual pada perdagangan Selasa menyusul peluncuran model kecerdasan buatan oleh perusahaan rintisan China DeepSeek yang menurutnya setara atau lebih baik daripada pesaing-pesaing terkemuka di industri di Amerika Serikat (AS) dengan biaya yang jauh lebih murah.

Sementara itu, ada hal lain yang juga menjadi fokus, The Federal Reserve (The Fed) secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pinjamannya tetap stabil dalam keputusan suku bunga pertamanya tahun ini pada hari Rabu, sementara pembacaan pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) bulan Desember dijadwalkan pada hari Jumat.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Senin malam bahwa ia berencana untuk mengenakan tarif pada chip komputer, farmasi, dan baja impor.

Sebuah laporan media mengatakan Menteri Keuangan yang baru terpilih Scott Bessent telah mendorong tarif universal baru untuk impor AS yang dimulai pada 2,5% dan naik secara bertahap dengan jumlah yang sama setiap bulan.

Pasar telah waspada terhadap tarif yang diusulkan Trump karena kekhawatiran bahwa tarif tersebut dapat memperburuk tekanan inflasi dan memperlambat pemotongan suku bunga The Fed.


CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation