
Ini Penyebab Harga Emas Antam Tembus Rekor Tertinggi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas Antam mencapai posisi tertinggi sepanjang masa. Kenaikan harga emas dunia dan dolar yang semakin mahal menjadi booster bagi harga emas Antam untuk memecahkan rekor baru.
Harga emas Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk pada Kamis (16/1/2025) di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung tercatat stabil di Rp 1.577.000, melesat Rp 13.000 per gram dan merupakan harga tertinggi sepanjang masa.
Begitu juga dengan harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) berada di posisi Rp1.423.000 per gram, melejit Rp13.000 per gram.
Harga emas Antam mencatatkan rekor harga tertinggi setelah harga emas dunia menguat tajam pada perdagangan kemarin.
Berdasarkan data Refinitiv, harga emas dunia pada Rabu (15/1/2025) di pasar spot tercatat US$2.695,82 per troy ons, naik 0,7% dari posisi sebelumnya.
Harga emas dunia melesat karena dolar melemah setelah data inflasi inti Amerika Serikat (AS) menunjukkan hasil yang lebih rendah dari perkiraan. Hal ini membuat kekhawatiran mereda karena tekanan inflasi dan menghidupkan kembali ekspektasi bahwa siklus pelonggaran suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve mungkin belum selesai.
Laporan akhir Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk tahun 2024, yang sekaligus menutup pemerintahan Biden dan perjuangannya melawan lonjakan harga akibat pandemi, menunjukkan bahwa kenaikan harga, kecuali untuk makanan dan energi, mereda menjadi 3,2% pada bulan Desember dari 3,3% pada bulan sebelumnya.
Meskipun inflasi utama sedikit meningkat, ukuran inti yang disebut "core CPI" dianggap sebagai indikator yang lebih baik dari tekanan harga yang mendasari. Dengan laju inflasi di sektor perumahan yang menurun secara signifikan, para ekonom memperkirakan laporan mendatang tentang Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) untuk bulan Desember akan melemah, bahkan mungkin turun di bawah target 2% yang ditetapkan oleh Fed.
PCE digunakan sebagai acuan target inflasi oleh bank sentral, dan pejabat Fed memperkirakan pelambatan yang signifikan dalam beberapa bulan pertama tahun ini.
Pejabat Federal Reserve menyatakan bahwa data yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan inflasi di AS terus mereda, meskipun mereka mencatat adanya ketidakpastian yang meningkat dalam beberapa bulan mendatang karena mereka menunggu kebijakan awal dari pemerintahan baru Presiden Trump.
Pasar sekarang memperkirakan Fed akan melakukan pemotongan suku bunga lebih besar sepanjang 2025, dibandingkan ketika data inflasi belum dirilis.
Indeks dolar melemah 0,1%, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Imbal hasil Treasury 10-tahun benchmark juga turun bahwa potensi tarif setelah Donald Trump kembali ke Gedung Putih minggu depan dapat memicu inflasi dan membatasi kemampuan Fed untuk menurunkan suku bunga secara lebih signifikan.
Emas, yang tidak menghasilkan imbal hasil, dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, meskipun suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tariknya.
"Ketidakpastian seputar tarif dan kebijakan perdagangan Trump terhadap ekonomi global dan potensi dampaknya terhadap pertumbuhan kemungkinan akan mempertahankan permintaan emas sebagai aset safe-haven," kata Zain Vawda, analis pasar di MarketPulse oleh OANDA.
Selain itu tingginya nilai dolar AS terhadap rupiah juga jadi pendorong harga emas Antam. Sebab harga emas acuan dunia diperdagangkan dengan mata uang dolar AS.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,25% di angka Rp16.335/US$ pada hari ini, Kamis (16/1/2025). Posisi ini selaras dengan penutupan perdagangan kemarin (15/1/2025) yang juga terkoreksi 0,34%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)