Sentimen Pekan Depan

Awal 2025 Diselimuti Sentimen Penting, Investor Waspada Hal Ini!

Revo M, CNBC Indonesia
29 December 2024 19:00
Ilustras pabrik manufaktur di China. (AP Photo/Andy Wong)
Foto: Ilustras industri manufaktur di China. (AP Photo/Andy Wong)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada pekan depan, sentimen baik dari dalam maupun luar negeri akan kembali memengaruhi pasar keuangan domestik. Data Purchasing Managers' Index (PMI) baik dari luar maupun dalam negeri akan menjadi sentimen yang mendominasi.

Pada Senin (30/12/2024), tidak ada sentimen yang memberikan pengaruh signifikan terhadap pasar keuangan Tanah Air.

Berbeda halnya pada Selasa (31/12/2024), akan dirilis data dari China yang PMI Manufacturing dan Non-Manufacturing dari sisi NBS (National Bureau of Statistics of China).

Sebelumnya pada November 2024, PMI Manufaktur resmi NBS China naik menjadi 50,3 pada November 2024 dari 50,1 pada Oktober, sesuai dengan konsensus pasar dan mencatatkan angka tertinggi sejak April. Ini juga merupakan bulan kedua berturut-turut peningkatan aktivitas pabrik setelah serangkaian langkah dukungan dari Beijing sejak akhir September.

Sementara proyeksi dan konsensus sejauh ini memperkirakan akan terjadi kenaikan untuk PMI Manufaktur china periode Desember.

Jika hal ini benar terjadi, maka angin segar akan berhembus ke Indonesia karena China merupakan mitra dagang utama Indonesia untuk ekspor impor.

Selanjutnya pada Rabu (1/1/2025) yang merupakan tahun baru dan bersamaan dengan hari libur, maka sentimen secara global pun sangat minim sekali.

Keesokan harinya, tepatnya pada Kamis (2/1/2025), ada dua data penting dari Tanah Air yang perlu dicermati pelaku pasar, yaitu PMI Manufaktur serta data Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Desember 2024.

Sebagai catatan, PMI Manufaktur S&P Global Indonesia naik menjadi 49,6 pada November 2024, dari 49,2 dalam dua bulan sebelumnya. Kendati ini menandai bulan kelima berturut-turut kontraksi aktivitas pabrik, laju penurunannya paling lembut dalam rangkaian tersebut.

Produksi dan tingkat pembelian meningkat untuk pertama kalinya dalam lima bulan meskipun pesanan baru menurun. Sementara itu, permintaan asing turun untuk bulan kesembilan secara berturut-turut dengan laju yang semakin cepat. Lapangan kerja mengalami penurunan terbesar dalam lebih dari tiga tahun, sementara backlog pekerjaan turun untuk bulan keenam, meskipun hanya sedikit. Pengiriman barang menunjukkan sedikit perbaikan.

Selanjutnya pada siang harinya, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data IHK yang hingga saat ini diperkirakan kembali mengalami inflasi secara tahunan/year on year (yoy).

Data terakhir mencatat bahwa inflasi tahunan Indonesia sebesar 1,55% atau lebih rendah dibandingkan periode Oktober yang tumbuh sebesar 1,71% yoy namun tetap dalam rentang target Bank Indonesia (BI) yakni dikisaran 1,5%-3,5%.

Data inflasi akan dicermati oleh pelaku pasar mengingat hal ini akan menjadi sangat sensitif khususnya apabila angkanya berada di bawah 1,5% yoy.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation