
Berita Buruk! Harga Emas Sedang Terjebak & Sulit Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia terpantau melemah tipis pada hari ini bersamaan dengan kemungkinan indeks dolar AS (DXY) yang masih akan tetap berada di level yang cukup tinggi.
Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan Kamis (28/11/2024) harga emas dunia menguat 0,2% ke angka US$2.640,96 per troy ons.
Sementara hari in, Jumat (29/11/2024) pukul 06:05 WIB, harga emas turun tipis 0,08% ke angka US$2.638,87 per troy ons.
Dilansir dari Kitco.com, emas mencatatkan kenaikan moderat dalam sesi perdagangan yang tenang selama liburan, karena pasar AS tutup untuk merayakan Thanksgiving.
Kendati logam mulia terus pulih dari penurunan tajam pada hari Senin, beberapa analis memperingatkan investor untuk tidak terlalu mengartikan pergerakan harga pada hari Kamis, karena likuiditas pasar sangat tipis.
Dalam komentarnya kepada Kitco News, Kelvin Wong, Analis Pasar Senior di OANDA, mengatakan bahwa meskipun tren naik jangka panjang emas tetap terjaga, logam mulia tersebut sedang terjebak dalam siklus korektif jangka menengah.
Wong mencatat bahwa perubahan ekspektasi pasar terkait kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) tetap menjadi hambatan yang berkembang bagi emas. Meskipun pasar terus mengharapkan bank sentral AS untuk memangkas suku bunga pada bulan depan, ada kekhawatiran yang semakin berkembang bahwa inflasi yang terus tinggi dapat mempersingkat siklus pelonggaran kebijakan saat ini.
"Secara keseluruhan, fase tren naik utama emas tetap terjaga, didorong oleh defisit anggaran AS yang lebih tinggi akibat pemotongan pajak korporasi besar yang akan datang dari Trump dan risiko stagflasi akibat potensi perang dagang antara AS dan negara-negara lain," ujarnya.
Namun, Wong juga memperingatkan bahwa harga emas bisa terus bergerak turun dalam waktu dekat.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)