Pemilik Emas Pesta Tiada Henti: Tinggal Tunggu Waktu Tembus US$3.000

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
21 October 2024 07:05
Emas
Foto: Pexels

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas tembus rekor baru dengan mencatatkan level psikologis baru US$2.700 per troy ons pada pekan lalu. Ketidakpastian global mendorong emas melampaui tonggak sejarah baru.

Pada perdagangan Jumat (18/10/2024) harga emas di pasar spot ditutup melesat 1,03%% di level US$ 2.720,25 per troy ons. Ini adalah rekor tertinggi penutupan harga emas sepanjang masa. Posisi US$ 2.720 juga menandai level baru emas di US$ 2.700.

Sementara, hingga pukul 06.41 WIB Senin (21/10/2024), harga emas di pasar spot bergerak menguat 0,12% di posisi US$ 2.723,44 per troy ons.

Harga emas melonjak di atas ambang batas historis US$2.700 per troy ons pada perdagangan Jumat dan berlanjut pada perdagangan pagi hari ini. Melesatnya emas didorong oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, ketidakpastian seputar pemilihan umum presiden Amerika Serikat (AS), dan ekspektasi kebijakan moneter yang longgar mendorong logam tersebut ke level sejarah baru.

"Dengan meningkatnya konflik, khususnya setelah pengumuman Hizbullah untuk meningkatkan perang dengan Israel, investor berbondong-bondong memborong emas, aset safe haven tradisional," ujar Alexander Zumpfe, pedagang logam mulia di Heraeus Metals Germany, kepada Reuters.

Janji Israel dan musuh-musuhnya Hamas dan Hizbullah untuk terus bertempur di Gaza dan Lebanon memupus harapan bahwa kematian seorang pemimpin militan Palestina dapat mempercepat berakhirnya perang yang meningkat di Timur Tengah.

Meningkatnya ketegangan geopolitik mendorong investor untuk mencari aset safe haven seperti emas, didorong oleh penghindaran risiko dan kekhawatiran atas ketidakstabilan pasar global.

"Menambah momentum, kekhawatiran seputar pemilihan presiden AS dan antisipasi kebijakan moneter yang lebih longgar telah semakin memicu reli," tambah Zumpfe.

Emas memecahkan rekor beberapa kali tahun ini karena ekspektasi penurunan suku bunga lebih lanjut oleh bank sentral dan ketidakpastian geopolitik mendorong harga emas naik lebih dari 30% sepanjang tahun ini, pertumbuhan tahunan terbaiknya sejak 1979.

Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas batangan, yang tidak menghasilkan bunga.

Sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Bank Sentrl Eropa (ECB) kemungkinan akan memangkas lagi pada bulan Desember kecuali data ekonomi menunjukkan sebaliknya. Para pelaku pasar juga memperkirakan peluang 92% untuk pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) pada bulan November.

Max Layton, kepala penelitian komoditas global di Citi, memperkirakan harga emas akan mencapai US$3.000 per troy ons selama 6-12 bulan ke depan, sebagai penyimpan kekayaan di tengah ketidakpastian ekonomi AS dan Eropa yang tinggi, sehingga mendorong permintaan ETF dan investasi.


CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation