Investor Wait & See Arah Kebijakan The Fed, Harga Emas Stabil

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
16 October 2024 08:41
Emas. (Dok. Pexel)
Foto: Emas. (Dok. Pexel)

Jakarta,CNBC Indonesia - Harga emas bertahan saat para pelaku pasar bersikap wait and see prospek pemotongan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve.

Berdasarkan Refinitiv harga emas dunia di pasar spot pada perdagangan Rabu (16/10/2024) pukul 8.30 WIB tercatat US$2.663,05 per troy ons, naik 0,09% dari posisi sebelumnya.

"Kita melihat dolar AS mendekati level tertinggi dua bulan, imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi, dan juga godaan kuat untuk mengambil untung menjelang November setelah kenaikan emas hampir 30% sejauh tahun ini. Singkatnya, emas menghadapi hambatan yang cukup kuat saat ini," kata analis independen Ross Norman.

Harga emas mencapai rekor tertinggi sebesar $2.685,42 bulan lalu, tetapi kehilangan sebagian dari kenaikan tersebut ketika dolar AS (.DXY) bertahan di dekat puncak lebih dari dua bulan yang dicapai pada sesi sebelumnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

"Pemotongan suku bunga lebih lanjut saya rasa akan terus mendukung emas, dan kita mungkin akan melihat rekor tertinggi baru sebelum akhir tahun ini," tambah Norman.

Saat ini, para pelaku melihat peluang sekitar 87% untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November, menurut alat CME FedWatch. Emas, yang tidak menghasilkan imbal hasil, cenderung menguat dalam lingkungan suku bunga yang lebih rendah.

Gubernur Fed Christopher Waller menyerukan "lebih banyak kehati-hatian" terkait pemotongan suku bunga, tetapi Presiden Fed Bank Minneapolis Neel Kashkari mengatakan lebih banyak pemotongan kemungkinan akan terjadi karena target inflasi 2% dari Fed semakin terlihat.

Partisipan pasar juga memperhatikan data penjualan ritel AS, produksi industri, dan klaim pengangguran mingguan yang akan dirilis pekan ini.

Kemudian pada Kamis (17/10/2024), sentimen dari eksternal khususnya dari Amerika Serikat akan menjadi perhatian pelaku pasar.

AS akan merilis angka klaim pengangguran baik initial maupun continuing. Angka ini nantinya akan menjadi pertimbangan bank sentral AS (The Fed) untuk memutuskan suku bunga The Fed ke depan dengan sudut pandang data ketenagakerjaan.

Jika semakin banyak orang yang melakukan klaim pengangguran, maka probabilitas The Fed untuk membabat suku bunganya akan semakin besar.

Sebagai informasi, dalam dokumen Summary Economic Projections (SEP), masih ada peluang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya dengan total 50 bps hingga Desember 2024 nanti.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation