China Masih Jadi Negara Terkaya se-Asia, RI Urutan Berapa?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
15 October 2024 12:45
FILE PHOTO: Chinese President Xi Jinping speaks as China's new Politburo Standing Committee members meet with the press at the Great Hall of the People in Beijing, China October 25, 2017. REUTERS/Jason Lee/File Photo
Foto: REUTERS/Jason Lee

Jakarta, CNBC Indonesia - Negeri tirai bambu, China tengah melakukan paket stimulus fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang masih lesu. China berharap target pertumbuhan ekonomi bisa tercapai.

Kabar terbaru, laju inflasi di China masih melambat. Biro Statistik Nasional China mencatat indeks harga konsumen (IHK) meningkat 0,4% secara tahunan (yoy) pada September 2024. Angka tersebut turun dari periode Agustus sebesar 0,6%. Dan berada di bawah perkiraan 0,6% dari survei para ekonom Bloomberg.

Melambatnya inflasi itu terjadi ketika pemerintah setempat berupaya untuk meningkatkan aktivitas domestik dan menopang sektor properti China yang sedang terpuruk.

Di sisi lain, Biro Statistik Nasional mengumumkan bahwa harga di tingkat pabrik turun 2,8% secara tahunan (yoy). Hal itu memperpanjang periode deflasi yang telah berlangsung sejak akhir 2022.

PMI Manufaktur China juga masih di level konstraksi. PMI Manufaktur NBS resmi di China tercatat naik menjadi 49,8 pada September 2024, naik dari level terendah enam bulan di bulan Agustus sebesar 49,1. Akan tetapi, angka tersebut masih berada di level kontraksi.

Namun, meski ekonomi China saat ini masih berada dalam fase perlambatan ekonomi dan lesu, China masih menjadi negara dengan nilai nominal Produk Domestik (PDB) terbesarĀ di Asia. Hingga kini belum ada yang mampu mengalahkan nilai ekonomi sebesarĀ  China di Asia.

China merupakan ekonomi manufaktur dan eksportir barang terbesar di dunia. Namun, ekspor sebagai persentase PDB terus menurun hingga hanya sekitar 20%, yang mencerminkan semakin menurunnya kepentingannya bagi ekonomi China. Meskipun demikian, China tetap menjadi negara perdagangan terbesar di dunia dan memainkan peran penting dalam perdagangan internasional.

Manufaktur telah beralih ke industri teknologi tinggi seperti kendaraan listrik, energi terbarukan, telekomunikasi dan peralatan TI, dan layanan juga tumbuh sebagai persentase PDB. China juga merupakan pasar konsumen dengan pertumbuhan tercepat di dunia dan importir barang terbesar kedua.

Di sisi lain, Indonesia juga mampu masuk dalam top 5 negara terkaya di Asia. Indonesia menempati posisi ke lima setelah Korea Selatan. Dimana proyeksi International Monetary Fund (IMF), PDB Indonesia 2024 dapat mencapai US$1,47 triliun atau setara dengan Rp22.865 triliun (Rp15.555/US$1).


CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation