Siap-Siap Harga BBM 1 September Berubah, Naik atau Turun?

mae, CNBC Indonesia
31 August 2024 16:37
Suasana Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina di kawasan Warung Jati Barat, Jakarta, Sabtu (1/6/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Suasana Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina di kawasan Warung Jati Barat, Jakarta, Sabtu (1/6/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi berpotensi turun atau paling tidak ditahan per 1 September 2024 ditopang oleh melemahnya harga minyak dunia serta kuatnya nilai tukar rupiah.

Harga minyak mentah dunia anjlok pada awal Agustus tetapi kembali membara karena memanasnya kondisi geopolitik di Timur Tengah serta potensi pemangkasan suku bunga di Amerika Serikat (AS).
Namun, secara keseluruhan harga minyak melandai tajam.

Harga minyak dunia jatuh pada awal Agustus setelah data ekonomi China melemah serta adanya kenaikan stok minyak mentah AS.

Amerika Serikat adalah produsen dan konsumen minyak terbesar di dunia, dan meningkatnya inventaris menunjukkan adanya kelebihan pasokan yang dapat menghambat harga.
Sementara itu, China adalah konsumen minyak mentah terbesar kedua di dunia setelah AS sehingga perkembangan di sana sangat menentukan harga global.

Ekonomi China hanya tumbuh 4,8% (year on year/yoy) pada kuartal II-2024, jauh di bawah ekspektasi pasar yakni 5,1%.


Yang paling mengkhawatirkan adalah harga rumah yang turun lebih cepat daripada yang terjadi dalam sembilan tahun terakhir dan pemotongan tajam dalam tingkat pemrosesan kilang pada Juli. Yang terakhir ini khususnya disebabkan oleh permintaan bahan bakar yang lemah di China.

Namun, harga minya dunia memanas menjelang akhir bulan karena persoalan politik di Libya, memanasnya politik Timur Tengah, hingga potensi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).

Panasnya konflik antara faksi politik di Libya membuat pengiriman dari produsen minyak dunia terhambat. Belum lagi eskalasi konflik Israel-Gaza yang melibatkan militan di Lebanon dan pasukan dari Iran, produsen utama Timur Tengah memanas.
Pemangkasan suku bunga The Fed juga diperkirakan bisa menggerakan ekonomi dunia lebih cepat sehingga harga komoditas terkerek.

Harga Minyak Dunia Melandai, Rupiah Terbang

Merujuk Refinitiv, rata-rata harga minyak brent berada di angka US$ 78,92 per barel sepanjang Agustus 2024. Harganya anjlok dibandingkan rata-rata Juli di angka US$ 83,88 per barel.

Rata-rata harga minyak WTI berada di angka US$ 75,54 per barel, lebih rendah dari US$ 80,58 per barel pada Juli 2024.

Sebaliknya, nilai tukar rupiah menguat tajam pada Agusus tahun ini. Rata-rata nilai tukar rupiah pada Agustus menyentuh Rp 15.734/US$1, jauh lebih kuat dibanidngkan Juli yang tercatat Rp16.238,48 per US$1. Rupiah bahkan menguat 4,95% sebulan pada Agustus, rekor terbaiknya sejak April 2020 atau lebih dari empat tahun.

Rupiah menguat ditopang oleh derasnya inflow di pasar keuangan Indonesia setelah The Fed mengisyaratkan pemangkasan suku bunga pada September 2024.

Sebagai catatan, pemerintah menentukan harga BBM berdasarkan formulasi tertentu. Dua variable akan dipakai yakni rata-rata harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah mengingat besarnya impor.

Keputusan Menteri ESDM Nomor 19 K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak menjelaskan formula harga menggunakan rata-rata harga publikasi Mean of Platts Singapore (MOPS) dengan satuan USD/barel periode tanggal 25 pada 2 bulan sebelumnya sampai dengan tanggal 24, 1 bulan sebelumnya untuk penetapan bulan berjalan.

Merujuk Refinitiv, rata-rata harga minyak brent pada dua bulan terakhir (Agustus-Juli) adalah sebesar US$ 81,40/barel.

Harga tersebut lebih rendah dibandingkan pada dua bulan sebelumnya (Juli-Juni) sebesar US$ 83,43 per barrel.

Sementara itu, rata-rata harga minyak WTI pada dua bulan terakhir (Agustus-Juli) adalah sebesar US$ 78,08/barel.

Harga tersebut lebih rendah dibandingkan pada dua bulan sebelumnya (Juli-Juni) sebesar US$ 79,74 per barrel.

Rata-rata nilai tukar rupiah pada Agustus adalah Rp 15.734/US$1 sementara pada Juli 2024 tercatat Rp 16.238,48/US$1.

Dengan hanya melihat rata-rata harga minyak dua bulan yang jauh lebih rendah dan rupiah yang sangat kencang maka harga BBM bisa saja turun pada September 2024. Namun, melihat fakta bahwa PT Pertamina baru saja menaikkan harga BBM pada Agustus ini maka penurunan kemungkinan bisa tertunda. Menahan harga BBM di level saat ini mungkin akan dipilih Petamina.

Sebagai catatan, PT Pertamina secara mengejutkan menaikkan harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax (RON92) yang berlaku efektif mulai 10 Agustus 2024. Penyesuaian harga di luar kebiasaan yakni pada awal bulan.

Pertamina sebelumnya sudah menahan harga BBM non subsidi sejak Februari 2024 hingga Juli 2024.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation