
Juragan Batu Bara dengan Setoran Terbesar ke Negara, Ini Datanya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten-emiten batu bara telah merilis kinerja keuangannya di sepanjang semester I 2024. Sejumlah emiten batu bara juga telah menyetor royalti kepada negara yang masuk dalam pos Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pertambangan.
Beberapa emiten batu bara telah menyetor triliunan rupiah sebagai royalti batu bara kepada negara, baik perusahaan swasta maupun perusahaan plat merah.
PT Indika Energy Tbk (INDY) menjadi emiten batu bara dengan penyetor royalti batu bara terbesar di sepanjang semester I 2024 dengan total US$216,23 juta atau setara dengan Rp3,54 triliun, dengan menggunakan kurs dolar Amerika Serikat (AS) per akhir Juni 2024 sebesar Rp16.394 per dolar AS.
Diketahui, PT Indika Energy Tbk (INDY) hanya membukukan laba bersih sebesar US$21,01 juta pada semester I 2024, turun 76,6% secara tahunan (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan laba bersih INDY pada semester I 2024 didorong oleh penurunan kinerja pendapatan perseroan yang hanya tercatat sebesar US$1,19 miliar atau turun 28,7% (yoy) dari pendapatan semester yang sama tahun lalu sebesar US$1,67 miliar.
Diurutan kedua, tak disangka PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) menjadi penyetor royalti batu bara terbesar kedua kepada negara dengan total Rp2,81 triliun.
Emiten pertambangan batu bara milik Grup Sinarmas PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) mencatatkan laba bersih senilai US$316,91 juta sepanjang semester pertama 2024 atau setara dengan Rp5,19 triliun.
Kinerja ini sejalan dengan penurunan pendapatan usaha yang tercatat mencapai 5,2% (yoy) menjadi US$1,36 miliar. Segmen tambang berkontribusi utama pada pendapatan senilai US$1,34 miliar, sementara perdagangan batu bara mencapai US$20,05 miliar.
Pada urutan ketiga terdapat PT United Tractors Tbk (UNTR) yang mencatatkan royalti batu bara kepada negara di sepanjang semester I 2024 sebesar Rp2,21 triliun.
PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatatkan laba bersih Rp 9,5 triliun pada semester I 2024 atau turun 15% (yoy). Penurunan laba bersih UNTR didorong dari anjloknya pendapatan perseroan pada semester I 2024 yang turun 6% menjadi Rp64,5 triliun.
Pada urutan selanjutnya terdapat perusahaan milik grup Salim, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan setoran royalti sebesar Rp2,14 triliun.
Adapula saham konglomerasi lainnya milik Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dengan royalti sebesar Rp1,92 triliun.
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan setoran royalti sebesar Rp1,89 triliun. Kemudian perusahaan plat merah, PT PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tercatat setoran royalti batu bara sebesar Rp1,86 triliun.
Adapun, terdapat empat emiten yang tercatat dengan setoran royalti batu bara di bawah Rp1 triliun yakni PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL) sebesar Rp721,1 miliar, PT Harum Energy Tbk (HRUM) sebesar Rp640,8 miliar, PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) sebesar Rp415,5 miliar, dan PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) sebesar Rp21,9 miliar.
Sebagai informasi, realisasi penerimaan negara terhadap royalti tercatat Rp92,61 triliun di sepanjang semester I 2024.
CNBC Indonesia Research
(saw/saw)