
Ini 10 Provinsi Penghasil Kopi Terbesar di Indonesia, Lampung Nomor 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia merupakan salah satu produsen kopi terbesar di dunia. Produksi kopi ini tersebar di sejumlah provinsi, terutama di wilayah Sumatera.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kopi nasional mencapai puncaknya pada 2022 dengan 771 ribu ton 2023. Merujuk data Departemen Pertanian Amerika Serikat (AS) USDA, Indonesia merupakan produsen kopi terbesar ke lima di dunia dengan total kontribusi sekitar 5%. Indonesia hanya kalah dari Brazil, Vietnam, Colombia dan Ethopia.
Produksi kopi Indonesia yang melimpah tak bisa dilepaskan dari sumbangan daerah penyokong, terutama di Sumatera. Dalam sepuluh tahun terakhir, Provinsi Sumatera Selatan telah memantapkan dirinya sebagai penghasil kopi terbesar di Indonesia. Dengan total produksi mencapai 1.733,6 ribu ton selama periode 2014 hingga 2023, Sumatera Selatan menempati peringkat teratas di antara sepuluh provinsi utama penghasil kopi di Indonesia.
Selain menjadi penghasil kopi terbesar, Sumatera Selatan memiliki kopi jenis Robusta yang sangat terkenal, terutama dari wilayah Pagar Alam dan Lahat. Kopi Robusta dari daerah ini dikenal dengan cita rasa yang kuat dan kandungan kafein yang lebih tinggi dibandingkan Arabika, menjadikannya favorit di pasar domestik.
Produksi kopi di provinsi ini mengalami peningkatan signifikan, khususnya pada 2017 hingga 2022, sebelum mengalami sedikit penurunan pada 2023. Faktor-faktor seperti kondisi iklim, perbaikan teknik budidaya, dan ekspansi lahan perkebunan kopi menjadi pendorong utama peningkatan produksi tersebut.
Lampung menempati posisi kedua dengan total produksi 1.110,7 ribu ton selama periode yang sama. Meskipun demikian, produksi kopi di Lampung cenderung stabil dengan fluktuasi yang tidak terlalu signifikan.
Pada2015 hingga 2016, produksi kopi di provinsi ini menunjukkan peningkatan, namun sempat mengalami penurunan pada tahun-tahun berikutnya. Penurunan ini dapat diatributkan pada perubahan pola cuaca dan serangan hama, yang menjadi tantangan bagi para petani kopi di wilayah ini.
Provinsi Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat juga berkontribusi signifikan terhadap produksi kopi nasional, masing-masing dengan total produksi sebesar 724,6 ribu ton, 663,5 ribu ton, dan 205,7 ribu ton selama dekade terakhir.
Produksi di Sumatera Utara dan Aceh mengalami tren kenaikan yang stabil, didorong oleh peningkatan permintaan kopi arabika yang berkualitas tinggi. Namun, di Sumatera Barat, terjadi penurunan produksi yang cukup drastis, terutama sejak tahun 2017, akibat alih fungsi lahan dan penurunan minat petani muda untuk menanam kopi.
Jawa Timur dan Bengkulu juga termasuk dalam daftar provinsi utama penghasil kopi dengan total produksi masing-masing sebesar 557,4 ribu ton dan 591,9 ribu ton. Kopi dari daerah Bondowoso dan Ijen di Jawa Timur terkenal dengan kopi Arabika Ijen Raung.
Kopi ini memiliki keunikan rasa dengan sentuhan rempah dan rasa manis alami, hasil dari tanah vulkanik subur di daerah tersebut. Selain itu, Bondowoso memiliki julukan "Kota Kopi" karena kontribusinya yang besar dalam produksi kopi nasional.
Namun, Jawa Timur dan Bengkulu menghadapi tantangan dalam menjaga kestabilan produksi. Di Jawa Timur, produksi kopi sempat mengalami penurunan signifikan pada tahun 2019, diduga akibat dampak perubahan iklim dan peralihan lahan pertanian ke komoditas lain yang lebih menguntungkan. Sementara itu, di Bengkulu, produksi relatif stabil meskipun menghadapi masalah serupa.
Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur mencatatkan produksi kopi yang lebih rendah dibandingkan provinsi lainnya, dengan total produksi masing-masing sebesar 321,6 ribu ton dan 235,1 ribu ton.
Sulawesi Selatan mengalami sedikit fluktuasi dalam produksi kopi, namun secara umum tetap menunjukkan pertumbuhan yang positif. Di sisi lain, Nusa Tenggara Timur, meskipun secara geografis lebih menantang untuk budidaya kopi, berhasil meningkatkan produksinya selama beberapa tahun terakhir.
Dapat disimpulkan bahwa fluktuasi produksi kopi di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi iklim, praktek budidaya, serta perubahan kebijakan penggunaan lahan. Sumatera Selatan tetap menjadi pemimpin dalam industri kopi nasional, menunjukkan ketahanan dan adaptabilitas yang tinggi dalam menghadapi berbagai tantangan selama dekade terakhir.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
