Sudah Didukung The Fed, Harga Emas Masih Labil & Bikin Sport Jantung

Revo M, CNBC Indonesia
22 August 2024 06:33
Emas
Foto: Pexels

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia melemah tetapi kemudian kembali merangkak naik pada hari ini, Kamis (22/8/2024) dengan berada di atas level US$2.500 per troy ons. Pergerakan emas dipengaruhi rilisnya hasil notulen bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) yang semakin membulatkan tekad penurunan suku bunga.

Melansir data Refinitiv,pada perdagangan kemarin, Rabu (21/8/2024) harga emas melemah  0,07% ke angka US$2.511,95 per troy ons. Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penguatan sebesar 0,29% pada Selasa pekan ini.

Sementara hari ini pukul 06:02 WIB, harga emas kembali menguat 0,07% ke angka US$2.513,68 per troy ons.

Harga emas sangat volatile dalam sepekan ini. Dalam tujuh hari terakhir, harga emas menguat tiga kali dan melemah empat kali.

Dikutip dari Kitco, harga emas global kembali merangkak naik setelah notulen dari pertemuan Federal Open Market Committtee (FOMC) The Fed pada Juli memberikan arah yang lebih jelas kepada investor.

"Semua peserta (FOMC) mendukung mempertahankan kisaran target untuk suku bunga The Fed di 5,25-5,50%, meskipun beberapa mengamati bahwa kemajuan terbaru pada inflasi dan kenaikan tingkat pengangguran telah memberikan kasus yang masuk akal untuk mengurangi kisaran target 25 basis poin (bps) pada pertemuan ini atau bahwa mereka bisa mendukung keputusan semacam itu," kata notulen tersebut.

Seperti diketahui, The Fed mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25-5,5% pada pertemuan Juli lalu.

Namun, dalam pandangan yang lebih luas, ekonom mengatakan bahwa notulen tersebut terus membangun fondasi untuk bank sentral memotong suku bunga bulan depan.

"Peserta melihat data yang masuk sebagai meningkatkan keyakinan mereka bahwa inflasi bergerak menuju tujuan Komite. Mayoritas besar mengamati bahwa, jika data terus muncul sesuai harapan, kemungkinan akan tepat untuk melonggarkan kebijakan pada pertemuan berikutnya," kata notulen tersebut.

Meskipun notulen mendukung ekspektasi pemotongan suku bunga 25 basis poin pada bulan September, ekonom mencatat bahwa tidak ada informasi baru yang ditambahkan ke prospek yang lebih luas.

Pasar sudah melihat kemungkinan 100% untuk pemotongan suku bunga bulan depan dan melihat kemungkinan sekitar 30% untuk langkah 50 basis poin.

Ekspektasi ini menekan indeks dolar AS (DXY) yang secara terus-menerus tergelincir.  Indeks dolar melemah ke 101,03 pada perdagangan kemarin atau terendah sepanjang tahun ini.Pembelian emas dikonversi dalam dolar, jika dolar melemah maka harga pembelian juga makin murah sehingga minat membeli makin meningkat.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation