
Rekor Baru! Harga Batu Bara Catat Kenaikan 10 Hari Beruntun

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara dunia kembali menguat pada perdagangan kemarin terdorong harga gas Eropa yang tetap tinggi ditengarai para pelaku pasar tengah mempertimbangkan implikasi serangan Ukraina ke Rusia barat daya.
Pada perdagangan Senin (12/8/2024) harga batu bara dunia menguat 1,3% menjadi US$152,5 per ton. Ini merupakan harga tertinggi sejak Desember 2023 dan menandai kenaikan selama 10 hari beruntun.
Melansir Montel News, data Ice Index untuk kontrak gas TTF acuan eropa pada kemarin berakhir di EUR 39,73/MWh, naik EUR 1,27 dalam sehari dan mendekati posisi tertinggi nya dalam delapan bulan terakhir atau sejak 8 Desember di EUR 40,48/MWh.
Pasukan Ukraina awal pekan ini melintasi perbatasan ke wilayah Kursk Rusia, dengan pertempuran sengit yang dilaporkan oleh media lokal pada Rabu lalu di dekat kota Sudzha, tempat sistem gas Rusia yang terhubung dengan jaringan pipa transit Ukraina.
Ada laporan yang belum dikonfirmasi bahwa pasukan Ukraina telah menyita pabrik kompresi gas Sudzha, meskipun juru bicara TSO gas Ukraina, GTSOU, tidak dapat membenarkan hal tersebut.
Namun, informasi dan rekaman video yang dipublikasikan di platform geolokasi Geoconfirmed tampaknya menunjukkan tawanan perang Rusia berada di luar fasilitas tersebut.
Lonjakan harga gas membuat Eropa berpaling ke batu bara. Permintaan dari Benua Biru melesar dalam dua bulan terakkhir.
Pasokan batubara gabungan di empat terminal utama Amsterdam, Rotterdam, atau Antwerp (ARA) minggu ini tercatat pada level tertinggi dalam 11 minggu sebesar 4,91 juta ton.
Sumber dari salah satu terminal impor besar mengatakan bahwa pengiriman batubara baru-baru ini sangat tinggi, meskipun kedatangan kapal dan pemuatan ulang dari stok sekarang "lebih tenang."
Kenaikan impor diperkirakan masih akan terjadi. Data Montel News memperkirakan akan ada peningkatan pemuatan tongkang dari stok minggu depan, sehingga level persediaan akan menurun.
"Pada akhir bulan, kedatangan kapal akan meningkat lagi," tutur Alex Claude, CEO of dry bulk data & analysis firm DBX, kepada Montel News.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)