IHSG Ambruk Terparah Saat Krisis 1998 - Diserang Teroris: Tahun Ini?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
06 August 2024 08:15
Nah Lho! 2 Negara Ini Diramal Kena Krisis Ekonomi di 2024
Foto: Infografis/ Nah Lho! 2 Negara Ini Diramal Kena Krisis Ekonomi di 2024/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor saham  sedang dibuat kecewa karena kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok 3,4% di level 7.059,65 pada Senin (5/8/2024). IHSG ambruk karena investor khawatir dengan potensi resesi di Amerika Serikat (AS).

IHSG anjlok sejak awal perdagangan kemarin karena kekhawatiran terhadap resesi di AS muncul setelah data-data ekonomi di AS memburuk dengan cepat, termasuk tenaga kerja.

IHSG makin memburuk meski perekonomian RI pada kuartal II-2024 masih tumbuh di atas 5%. Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini melaporkan produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal II-2024 tumbuh 5,05% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dari periode kuartal I-2024 yang mencapai 5,11%.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pun buka suara merespons kondisi itu. Ia mengatakan, seharusnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan terhadap kondisi IHSG itu, sebab pergerakannya selalu fluktuatif dari hari ke hari.

Terkait potensi resesinya AS, Airlangga mengatakan pemerintah saat ini masih dalam sikap mencermati kondisi yang bisa betul-betul terjadi. Namun, ia berharap tingkat suku bunga acuan akan bisa turun pada Kuartal IV-2024.

Ia mengakui, sebetulnya gap antara tingkat suku bunga dengan inflasi di Indonesia saat ini memang sudah terlampau jauh. Namun, Airlangga mengatakan, tingkat suku bunga acuan saat ini dibutuhkan untuk mencegah kaburnya aliran modal asing ke AS.

Kendati anjlok dalam, penurunan  IHSG kemarin bukanlah yang terburuk dalam sejarah. Penurunan IHSG sebesar 3,4% kemarin adalah yang terburuk sejak 9 Mei 2022 atau lebih dari dua tahun terakhir.  Jika melihat track record pergerakan IHSG sejak tahun 1990, terdapat 10 hari perdagangan dengan rekor tertinggi kejatuhan IHSG.

Kejatuhan IHSG terbesar pernah terjadi pada 8 Januari 1998 dengan anjlok 11,88% saat IHSG masih berada di level 347,1. Masih di tahun yang sama, IHSG pernah mengalami kejatuhan pada 12 Februari 1998 dengan turun 9,27% di level 442,28.

Diketahui tahun 1998 merupakan Krisis Moneter/Krisis Keuangan Asia. Bagi Indonesia, krisis tersebut bahkan menjalar ke krisis multidimensi dari politik hingga sosial. Krisis memicu tumbangnya puluhan bank, ditutupnya ratusan perusahaan, jutaan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), hingga puncaknya menggulingkan pemerintahan Soeharto yang sudah bertahan selama 32 tahun.

Pelemahan terburuk kedua setelah Krisis Moneter 1998 adalah pada Januari dan Oktober 2008. Pada saat itu, dunia tengah diguncang Krisis Keuangan Global. berawal dari krisis subprime mortgage di Amerika Serikat, krisis melebar ke Eropa hingga Asia dan menumbangkan pasar saham.

IHSG juga pernah jatuh dalam pada 14 Oktober 2002 saat Krisis Dotcom Bubble di mana saham teknologi ambruk berjamaah. Pasar saham dunia dan Indonesia pernah ambruk parah pada 22 September 2011 setelah dunia dikejutkan dengan serangan teroris ke Gedung WTC, New York, AS.

IHSG Tahun Ini
IHSG sudah jatuh 2,7% sebulan dan sudah ambruk  2,93% sepanjang tahun ini. IHSG ambles parah 3,4% kemarin, Senin (5/8/2024) karena meningkatnya kekhawatiran investor akan resesi AS.
Kekhawatiran meningkat karena dipicu data-data ekonomi AS yang melemah tajam. Data pasar tenaga kerja mengalami perlambatan tajam. Dimulai dari klaim pengangguran naik signifikan ke 249.000, melampaui ekspektasi yang proyeksi hanya naik 1000 ke 236.000 klaim.

AS pada Jumat kemarin mengumumkan tingkat pengangguran AS melonjak ke angka 4,3% pada Juli 2024 dari 4,1% pada Juni 2024. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2021 dan jauh di atas ekspektasi pasar yakni 4,1%.Penambahan pekerja untuk non-farm payrolls juga hanya 114.000 pada Juli, jauh di bawah Juni yang tercatat 179.000 dan di bawah ekspektasi pasar yakni 175.000.

Data tenaga kerja AS yang melemah dengan cepat menambah kecemasan investor setelah sebelumnya sektor manufaktur AS juga melemah. Kondisi ini diperparah dengan laporan keuangan raksasa teknologi yang melemah.

Indeks PMI Manufaktur S&P Global AS ada di angka 49,6 pada Juli 2024 atau terendah sepanjang tahun ini. Kondisi ini menunjukkan adanya penurunan dalam kondisi bisnis di sektor manufaktur AS.

Indeks PMI Jasa ISM di AS merosot ke 48,8 pada Juni 2024, penurunan tajam terbesar sejak April 2020. Indeks sentimen konsumen Universitas Michigan menjadi 66,4 pada Juli 2024, angka terendah dalam delapan bulan terakhir.

CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw/saw)

CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation