
Deflasi Terus Menerus Bikin Stress: Warga Medan-Depok Paling Rawan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia kembali mengalami deflasi (month to month/mtm) pada Juli 2024. Deflasi Juli menjadi ketiga kalinya secara beruntun sepanjang tahun ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juli 2024 mengalami deflasi sebesar 0,18% (month-to-month/mtm), dari sebelumnya yang juga mengalami deflasi sebesar 0,08% pada Juni lalu dan 0,03% pada Mei.
"Pada Juli 2024 terjadi deflasi 0,18%, deflasi terdalam pada 2024 dan deflasi ketiga beruntun," ungkap Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Kamis (1/8/2024).
Deflasi Indonesia sudah terjadi sejak Mei lalu atau selama tiga bulan beruntun, di mana pada Mei lalu deflasinya mencapai 0,03%.
Deflasi dua bulan beruntun pada Mei dan Juni 2024 sudah memunculkan kekhawatiran, terutama terkait daya beli. Terakhir kali Indonesia mengalami deflasi dua bulan beruntun adalah pada 2020 atau saat dihantam pandemi Covid-19.
Sejumlah analis menjelaskan deflasi dua bulan beruntun adalah sinyal jika daya beli masyarakat Indonesia tengah turun. Terlebih, sejumlah indikator menunjukkan adanya tekanan pada konsumsi.
Data Bank Indonesia menyebut proporsi konsumsi masyarakat Indonesia pada Juni berada di angka 73,9%. Proporsi ini lebih baik dibandingkan Mei tetapi jauh di bawah rata-rata 2023 yang berada di angka 75%.
Secara historis, secara bulanan inflasi Juli justru cenderung mengalami kenaikan dibandingkan Juni karena adanya musim ajaran baru untuk pendidikan tinggi. Rata-rata inflasi Juli (mtm) dalam lima tahun terakhir mencapai 0,228%.
Amalia menjelaskan penyumbang deflasi adalah beberapa kelompok pangan.
"Komoditas penyumbang deflasi antara lain, bawang merah, cabai merah, tomat dan daging ayam," paparnya.
Bawang merah memberi andil terbesar dengan deflasi 0,11%. Kemudian cabai merah deflasi 0,09%, tomat 0,07%, daging ayam ras 0,04% dan bawang putih 0,02%.
Komoditas lain yang mengalami penurunan harga adalah telur ayam, kol, sawi hijau, kacang panjang, ketimun dan buncis.
Ini Daerah yang Mengalami Deflasi
Beberapa daerah di Indonesia tercatat mengalami deflasi selama dua bulan beruntun. Di Tingkat provinsi, ada 26 yang mengalami deflasi selama dua bulan beruntun. Bahkan dari 26 provinsi tersebut, ada 11 provinsi yang mengalami deflasi selama tiga bulan beruntun sejak Mei hingga Juli.
Berikut daftar provinsi yang mengalami deflasi selama dua hingga tiga bulan beruntun.
Tak hanya provinsi, beberapa kabupaten/kota juga mengalami deflasi dua hingga tiga bulan terakhir. Tercatat ada 75 kabupaten/kota yang mengalami deflasi selama dua bulan beruntun. Termasuk di antaranya adalah daerah Bogor, Depok, Medan, Semarang, hingga Cirebon.
Berikut daftar kabupaten/kota yang mengalami deflasi selama dua hingga tiga bulan beruntun.
Deflasi merupakan penambahan nilai mata uang, antara lain dengan pengurangan jumlah uang kertas yang beredar dengan tujuan mengembalikan daya beli yang yang nilainya turun.
Dengan demikian, deflasi merupakan fenomena penurunan harga yang ada di dalam suatu wilayah. Deflasi terjadi karena kekurangan jumlah uang beredar yang menyebabkan daya beli masyarakat menjadi turun.
Beberapa penyebab terjadinya deflasi antara lain, penurunan jumlah uang beredar di masyarakat karena cenderung menyimpan uangnya di bank, berkurangnya permintaan barang sementara produksi akan barang terus meningkat atau tidak bisa dikurangi dan masyarakat tidak lagi mengkonsumsi barang tersebut karena bosan atau membatasi pembelian, serta perlambatan kegiatan ekonomi sehingga banyak pekerja yang terdampak karena berkurangnya penghasilan sehingga jumlah uang beredar di masyarakat pun menjadi berkurang.
Deflasi sendiri merupakan istilah yang berlawanan dengan inflasi, di mana inflasi terjadi karena kenaikan harga yang cukup signifikan, sedangkan deflasi terjadi ketika adanya penurunan harga signifikan.
Tentunya, baik inflasi maupun deflasi, jika angkanya cukup ekstrem, menjadi kabar yang buruk dan juga dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara.
Deflasi dapat menyebabkan suatu negara mengalami resesi, jika deflasi tersebut cenderung ekstrem. Resesi sendiri merupakan kondisi penurunan nyata pada kegiatan ekonomi di suatu negara selama dua kuartal berturut-turut dalam produksi industri, pendapatan riil, penjualan eceran dan grosir, dan produk domestik bruto (PDB).
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)