Cetak Laba Hampir Rp 30 T, BRI Terbang di Tengah Ketidakpastian

- BRI konsisten dalam mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan dengan berhasil mencatat laba jumbo pada kuartal II 2024 Rp29,9 triliun
- Super app BRImo tumbuh signifikan dengan mencatat 35,2 juta pengguna
- BRI optimis target penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) pada tahun ini bisa membaik
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berhasil mencetak laba jumbo pada kuartal II 2024 sebesar Rp29,9 triliun atau hampir Rp 30 triliun. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 29,5 triliun.
Kinerja positif BRI tak terlepas dari pertumbuhan penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh dua digit.
Selain itu, BRImo, aplikasi digital banking super app milik BRI, menunjukkan pertumbuhan luar biasa. Pada kuartal II tahun 2024, BRImo mencatatkan 35,2 juta pengguna, meningkat sebesar 26,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
BRI mencatat volume transaksi finansial melalui aplikasi BRImo telah mencapai Rp 2.574 triliun selama enam bulan pertama tahun ini. Nilai tersebut tumbuh 35,81% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Lantas bagaimana kinerja keuangan di sepanjang semester I 2024 hingga prospek bisnis perseroan ke depan?
CNBC Indonesia telah menganalisa untuk para investor terbaik BBRI.
Bisnis dan Organisasi
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) merupakan salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja tanggal 16 Desember 1895.
![]() |
Kepemilikan pemerintah terhadap saham BRI masih mendominasi dengan total 53,19%, sisanya sebesar 46,81% berada di publik yang dimana termasuk jajaran manajemen BRI.
BRI memiliki sepuluh anak usaha yakni Bank Raya, BRI Remittance, BRI Life, BRI Finance, BRI Danareksa Sekuritas, BRI Venture, BRI Insurance, Pegadaian, PNM. Dan terakhir BRI Manajemen Investasi yang belum masuk di bagan struktur organisasi, dimana BRI memiliki kepemilikan saham BRI Manajemen Investasi sebesar 65% dan sisanya 35% dimiliki oleh PT Danareksa (Persero).
BRI juga memiliki lima perusahaan asosiasi yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Bahana Artha Ventura, PT Danareksa Investment Management, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia dan PT Pemeringkat Efek Indonesia.
Digital Banking BRI
Kinerja Keuangan
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berhasil mencetak pertumbuhan laba pada kuartal II 2024 sebesar Rp29,9 triliun. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 29,5 triliun.
Peningkatan laba BRI didorong oleh penyaluran kredit pada kuartal II 2024 sebesar Rp1.336,78 triliun atau tumbuh 11,2% secara tahunan atau (yoy). Dari penyaluran kredit tersebut, segmen UMKM masih mendominasi penyaluran kredit BRI yang porsinya mencapai 81,96% dari total penyaluran kredit BRI atau sekitar Rp1.095,64 triliun kredit BRI disalurkan kepada segmen UMKM.
Realisasi kredit tersebut turut mendorong aset BRI tumbuh sebesar 9,54% (yoy) menjadi Rp1.977,37 triliun hingga Juni 2024.
Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI ikut tumbuh 11,61% menjadi Rp1.389,66 triliun. DPK didominasi oleh giro dan tabungan atau yang disebut current account saving account (CASA) yang tumbuh 7,66% (yoy). Meningkatnya DPK BRI mendorong porsi dana murah BRI mencapai Rp877,9 triliun atau jika dipresentasikan 63,17% dana BRI adalah berupa dana murah.
Rasio Keuangan
NIM BRI tercatat baik di level 7,64%. Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio keuangan yang digunakan di perbankan yang mengukur selisih antara pendapatan bunga yang dihasilkan oleh bank dan jumlah bunga yang dibayar kepada pemberi pinjaman mereka (misalnya, deposan), relatif terhadap jumlah aset mereka yang menghasilkan bunga.
Dari rasio kecukupan modal atau Capital adequacy ratio (CAR), BRI mencatat 25,13%.
Dari Cost income ratio (CIR) BRI tercatat 41%. CIR mencerminkan besarnya biaya overhead yang dikeluarkan bank untuk menghasilkan pendapatan, sehingga benar-benar mencerminkan efisiensi operasional bank.
Kemudian dari indikator risiko kredit atau yang disebut dengan Loan at risk (LAR), BRI mencatat 12%. Angka ini turun dari periode yang sama tahun lalu sebesar 14,9%.
Dan sisi performa resiko kredit macet atau yang disebut Nonperforming loan (NPL) BRI masih mencatatkan angka NPL yang aman di 3,05%. Angka ini masih berada dibawah batas sehat NPL perbankan Indonesia dengan batasan di angka 5%.
Transaksi BRImo
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatat jumlah pengguna BRImo yang kini telah mencapai 35,2 juta, naik dibandingkan semester I 2023 sebanyak 27,8 juta pengguna.
Kemudian, aplikasi BRImo juga berhasil mencatatkan 2 miliar transaksi finansial hingga akhir Juni 2024. jumlah transaksi di BRImo ini naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 1,3 miliar.
Dan pertumbuhan volume transaksi finansial melalui aplikasi BRImo sebesar 35,81% (yoy) atau mencapai Rp 2.574 triliun per Juni 2024.
Prospek Bisnis BRI
BRI optimis target penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) pada tahun ini dapat tercapai melalui percepatan graduasi atau upaya untuk membuat nasabah eksisting naik kelas. Diketahui, BRI mendapatkan kuota penyaluran KUR sebesar Rp165 triliun di tahun 2024.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) memandang suku bunga acuan atau BI rate dapat dipangkas pada kuartal IV 2024 dari posisi sekarang 6,25%. Namun, hal ini tergantung dengan kondisi rupiah. Hal tersebut disampaikan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR di Jakarta, Senin (8/7/2024).
Jika suku bunga turun, hal ini dapat mendorong tingkat kredit masyarakat untuk melakukan ekspansi bisnis dengan suku bunga yang lebih rendah. Hal ini dapat berdampak positif pada peningkatan kinerja di sektor perbankan.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
