
Deretan Tuan Rumah Olimpiade, Negara Mana dengan Pengeluaran Terbesar?

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyelenggaraan Olimpiade bukanlah sesuatu yang murah. Menghabiskan lebih dari anggaran yang ditetapkan telah menjadi hal yang biasa bagi kota tuan rumah.
Ketika Olimpiade modern pertama kali dimulai pada tahun 1896, banyak negara baik yang sedang berkembang maupun yang kaya dapat secara publik membiayai acara tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, proposal kota tuan rumah yang mencolok dan partisipasi atlet yang lebih tinggi telah menyebabkan biaya Olimpiade membengkak.
Kini, hanya negara-negara kaya yang mampu menanggung biaya acara yang mahal tersebut. Kendati demikian, banyak negara masih membawa utang besar bertahun-tahun setelah Olimpiade berakhir.
Dilansir dari Firstpost, Olimpiade Paris 2024 kali ini ditaksir menghabiskan sekitar US$9,7 miliar (Rp157,14 triliun) termasuk fasilitas dan operasi.
Laporan S&P Global Ratings menyebutkan bahwa pengeluaran untuk Olimpiade di Paris diharapkan berada di bawah US$10 miliar hanya sekitar 25% lebih tinggi dari anggaran awal.
Dalam penyelenggaraannya pun, Olimpiade ini akan mengerahkan 45.000 polisi dan tentara serta 50.000 kontraktor swasta untuk mengamankan Olimpiade di wilayah Paris. Untuk menghindari pemogokan oleh pekerja publik, Prancis setuju untuk menawarkan bonus dan insentif lainnya.
Biaya Penyelenggaraan Olimpiade
Biaya penyelenggaraan Olimpiade sangat bervariasi dalam beberapa tahun terakhir, mulai dari Sochi sebesar US$59,7 miliar hingga Salt Lake City sebesar US$2,9 miliar (US$ 2021).
Dilansir dari berbagai sumber yang dapat diakses melalui Council on Foreign Relations menunjukkan bahwa sejak 1996 hingga 2020, biaya penyelenggaraan paling mahal yakni pada 2008 di China (Beijing) saat summer dengan biaya US$52,7 miliar atau sekitar Rp853,74 triliun.
Sementara untuk winter, paling mahal yakni di Rusia pada 2014 (Sochi) dengan US$59,7 miliar atau sekitar Rp967,14 triliun.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)