Makin Banyak Orang Malas Buat Tugas Kuliah, Joki Cuan Jutaan!

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
25 July 2024 17:45
Ilustrasi Pinjaman Mahasiswa (Dok KPPU)
Foto: Ilustrasi Pinjaman Mahasiswa (Dok KPPU)

Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi mencontek sampai plagiarisme menjadi satu hal yang kita akui menjadi perbuatan curang, tercela, serta merugikan sesama. Sayangnya, realita berkata lain, kini jasa joki tugas merajalela, bahkan dinormalisasi sampai ada yang sudah berbadan hukum.

Salah satu joki tugas yang cukup viral diperbincangkan di berbagai platform mulai dari "X" atau kerap dikenal dulunya Twitter sampai Tik Tok, ada akun @kerjainplis.Sampai bikin geleng kepala, akun ini bisa berbadan hukum dengan nama PT Gisaka Dinasti.

Dengan nama perusahaan tersebut akhirnya, jasa joki tersebut bisa menembus berbagai platform lowongan pekerjaan guna mencari talenta sebagai joki tugas.

Joki Tugas di Portal Job OnlineFoto: Twitter
Joki Tugas di Portal Job Online

Selain jasa joki tersebut, marak penyedia jasa serupa lainnya yang tak segan-segan menandai akun resmi institusi dan himpunan mahasiswa di media sosial.

Sejak pandemi Covid-19 jasa ini terbilang tumbuh pesat seiring dengan kegiatan pendidikan tatap muka yang dihentikan dan ujian rekrutmen pekerjaan diubah menjadi daring.

Suatu riset tahun 2018 oleh Philip M Newton dari Swansea University di Inggris mengungkap bahwa sekitar 15% atau mewakili sekitar 31 juta mahasiswa di seluruh dunia pernah menyewa seseorang untuk menyelesaikan setidaknya satu tugas mereka.

Di Indonesia, jasa joki juga punya penghasilan yang terbilang fantastis. Ada yang mematok harga hingga belasan juta dan parahnya, jasa ini ada yang dikerjakan oleh dosen maupun profesional sesuai bidangnya.

Harga Joki Skripsi - ThesisFoto: Twitter
Harga Joki Skripsi - Thesis

Maraknya jasa joki tugas ini menjadi satu hal yang harus diperangi bersama. Pasalnya, secara perlahan ini akan membuat psikologis seseorang terpengaruh. Mudahnya akses untuk mengerjakan tugas tanpa harus berusaha membuat daya juang seseorang akan jadi rendah, kapasitas dan kemampuan intelektual juga akan tergantung.

Imbasnya, kualitas sumber daya manusia (SDM) di dunia kerja jadi lebih lemah karena seseorang tersebut cenderung tidak bisa mempertanggung jawabkan dengan apa yang dia kerjakan di masa lalu.

Salah satunya tercermin dari data angkatan kerja di Tanah Air masih didominasi masyarakat berpendidikan rendah, tetapi tingkat pengangguran dari lulusan universitas naik dikala jumlah pengangguran nasional turun.

World Competitiveness Yearbook (WCY) pada 2020 menempatkan daya saing SDM Indonesia pada peringkat 40 dari 63 negara dalam hasil survei mereka. Indonesia turun delapan peringkat dari tahun sebelumnya.

Bank Dunia juga menghitung Human Capital Index (HCI) untuk melihat sejauh mana peran pendidikan dan kesehatan terhadap produktivitas ke depannya. Pada tahun 2020, HCI Indonesia sebesar 0,54, berada pada peringkat 96 dari 175 negara.

Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Agustus 2023 angkatan kerja paling banyak berasal dari penduduk yang berpendidikan tingkat dasar, mencapai 52,41%.

Di sisi lain, pada periode yang sama jumlah pengangguran terbuka mencapai 7,86 juta orang, turun sekitar 560.000 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan kondisi Februari 2023 juga terjadi penurunan sekitar 130.000 orang.

Penurunan pengangguran ini sebenarnya menjadi kabar gembira karena yang menunjukkan pemulihan ekonomi pasca pandemi. Namun, sayangnya hal tersebut tidak disertai penyerapan tenaga kerja dari kalangan pendidikan tinggi.

Kontributor utama penurunan pengangguran lebih banyak masih disumbang segmen pendidikan dasar (SD/SMP sederajat) dan tingkat menengah (SMA/SMK) yang sama-sama menyusut. Kontras dengan itu, tingkat pengangguran lulusan universitas atau setara D3 ke atas malah mengalami kenaikan dari 4,76% menjadi 5,10%.

Bila ditelisik lagi, penduduk usia muda dari rentang 15 - 24 tahun, data BPS menunjukkan tingkat pengangguran cukup tinggi, mencapai 19,40%. Jika diibaratkan dari 100 orang angkatan bekerja usia muda, ada 19 diantaranya yang menganggur.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

(tsn/tsn)
Tags

Most Popular
Recommendation