Suku Bunga The Fed Segera Dipangkas , Harga Batu Bara Naik Nyaris 2%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara dunia terungkit didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve sebanyak 3 kali hingga akhir tahun ini.
Harga batu bara global pada Kamis (18/7/2024) tercatat US$139,1 per ton, naik 1,2% dibandingkan posisi sebelumnya.
Pasar memperkirakan suku bunga The Fed akan turun sebanyak tiga kali pada sisa tahun ini. Hal ini membuat harga batu bara dunia dalam dua perdagangan terakhir melonjak hingga 3% lebih.
Berdasarkan perangkat Fedwatch, pasar menilai ada peluang bank sentral AS The Federal Reserve/The Fed mulai pangkas suku bunga pada September. Probabilitas mencapai 91,7 suku bunga turun pertama kali sebesar 25 basis poin menjadi 5,00%-5,25%.
Pemangkasan tersebut berlanjut pada dua pertemuan berikutnya, masing-masing 25 basis poin pada pertemnuan November dan satu lagi pada Desember.
Sehingga pada akhir tahun suku bunga The Fed berada di kisaran target 4,50%-4,75% dengan penurunan tiga kali dalam setahun.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Senin mengatakan tiga pembacaan inflasi AS selama kuartal kedua tahun ini "menambah keyakinan" bahwa laju kenaikan harga kembali ke target The Fed secara berkelanjutan, pernyataan yang menunjukkan peralihan ke penurunan suku bunga mungkin tidak akan lama lagi.
Harga konsumen pada kuartal kedua naik pada laju tahunan sebesar 2,1%, tidak termasuk komponen makanan dan energi yang bergejolak, dan indeks tersebut cenderung lebih tinggi daripada indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi yang disukai oleh The Fed. Data PCE untuk bulan Juni baru akan dirilis minggu depan.
Selain itu, jumlah orang Amerika yang mengajukan permohonan baru untuk tunjangan pengangguran meningkat lebih dari yang diperkirakan pada minggu lalu, namun hal itu tidak menandakan adanya perubahan signifikan di pasar tenaga kerja di tengah penutupan sementara pabrik mobil dan gangguan akibat Badai Beryl .
Klaim awal tunjangan pengangguran negara meningkat 20,000 menjadi 243,000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 13 Juli, Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada hari Kamis. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 230.000 klaim pada minggu terakhir.
Kenaikan ini mendorong klaim kembali ke level tertinggi dalam 10 bulan yang dicapai pada awal Juni dan tepat di atas kisaran 194.000-243.000 untuk tahun ini. Hal ini menghapuskan penurunan pada minggu sebelumnya, yang disebabkan oleh kesulitan dalam menyesuaikan data menjelang hari libur, seperti Hari Kemerdekaan AS.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)