Terbaru! Daftar Negara dengan Utang Terbesar ke IMF: Argentina - Mesir

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
08 July 2024 15:10
International Monetary Fund (IMF) logo is seen outside the headquarters building in Washington, U.S., as IMF Managing Director Christine Lagarde meets with Argentine Treasury Minister Nicolas Dujovne September 4, 2018. REUTERS/Yuri Gripas
Foto: Logo Dana Moneter Internasional (IMF) (REUTERS/Yuri Gripas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki periode Juli 2024, utang di beberapa negara dengan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) tentunya masih menjadi perhatian karena beberapa negara masih mencatatkan tingkat utang yang cukup tinggi.

IMF hadir untuk memberikan dukungan kepada negara-negara pencari pinjaman untuk mengatasi krisis ekonomi, menstabilkan mata uang, mengimplementasikan reformasi struktural, dan meringankan kesulitan neraca pembayaran.

Lembaga internasional tersebut muncul karena banyak negara mengalami kehancuran ekonomi akibat depresi besar dan Perang Dunia II. IMF telah mengalami berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam memenuhi misi utamanya untuk mengawasi sistem moneter, menjamin stabilitas nilai tukar dan menghapuskan pembatasan yang menghambat atau memperlambat perdagangan.

Bagi banyak negara, IMF telah menjadi organisasi yang menjadi tempat bergantung selama masa-masa kesulitan ekonomi. Ketika sebuah negara meminta pinjaman, IMF akan memberikan negara tersebut uang yang dibutuhkan untuk membangun kembali atau menstabilkan mata uangnya, membangun kembali pertumbuhan ekonomi, dan terus membeli impor.

Hingga 5 Juli 2024, terpantau komposisi 10 negara dengan utang terbanyak ke IMF masih belum berubah banyak dari periode Juni lalu. Berikut negara yang memiliki utang terbanyak ke IMF.

Di posisi pertama masih diduduki oleh Argentina dengan total utang kepada IMF mencapai SDR 31,56 miliar atau sekitar US$ 41,56 miliar. Jika dirupiahkan dengan kurs Rp 16.250/US$, maka utang Argentina mencapai Rp 676 triliun.

Adapun Ukraina yang sebelumnya berada di posisi ketiga, naik menjadi posisi kedua dengan total utangnya mencapai SDR 10,49 miliar atau sekitar US$ 13,81 miliar. Jika dirupiahkan maka menjadi Rp 224 triliun.

Diketahui, untuk satu SDR ke dolar AS mencapai US$ 1,31657 per 5 Juli lalu.

Sebagai informasi, IMF menggunakan SDR atau Special Drawing Rights yang merupakan instrumen keuangan yang dapat digunakan untuk transaksi keuangan negara-negara anggotanya.

Nilai SDR sendiri sendiri merupakan gabungan dari lima mata uang, yakni dolar Amerika Serikat (AS), euro, yuan China, yen Jepang, dan poundsterling Inggris, dengan bobot yang berbeda-beda. Dolar AS, seperti biasa, menjadi yang paling besar bobotnya, disusuleurodanyuan.

Argentina Masih Jadi Negara Terbesar yang Ngutang ke IMF

Argentina masih menjadi negara dengan utang ke IMF terbesar di dunia hingga saat ini. Sebagian besar utang tersebut digunakan untuk menstabilkan inflasi dan krisis mata uang.

Negara di Amerika Latin tersebut sejatinya sudah sempat gagal untuk melakukan negosiasi pembayaran utang luar negerinya pada Mei 2020.

Namun pada bulan lalu, IMF akhirnya mengizinkan Argentina untuk menunda peninjauan terakhir atas pinjamannya sebesar US$ 44 miliar selama dua bulan, sehingga memberikan pemerintah lebih banyak waktu untuk menerapkan reformasi dan kemungkinan menegosiasikan program baru.

Ini menjadi pertama kalinya tanggal peninjauan terakhir pinjaman yang disetujui pada tahun 2022 berubah dalam kasus Argentina.

Pejabat pemerintah dan lembaga pendanaan telah sepakat bahwa peninjauan terakhir terhadap paket yang ada saat ini, yang awalnya ditetapkan pada September 2024, akan ditunda hingga November 2024.

IMF dan negara-negara harus mengikuti jadwal peninjauan kemajuan yang, setelah ditandatangani oleh dewan eksekutif IMF, akan memicu pencairan sejumlah pembiayaan.

Sebelumnya pada Mei 2020 silam, Argentina nyaris gagal melakukan negosiasi pembayaran utang luar negerinya yang jatuh tempo 8 Mei 2020. Namun, Menteri Ekonomi Argentina saat itu yakni Martin Guzman mengatakan, akan terus melanjutkan negosiasi dengan tiga kelompok utama pemegang obligasi negara tersebut untuk menemukan solusinya.

Guzman menjelaskan, uang pembayaran utang tersebut sebagian besar telah digunakan untuk memerangi virus corona atau Covid-19. Oleh karenanya, walaupun pemerintah Argentina ingin membayar utang tersebut, namun mereka tidak memiliki anggaran.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(chd/chd)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation