Usai Pesta Pora, Bagaimana Nasib Pemilik Emas Pekan Ini?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
08 July 2024 06:47
Emas. (Dok. Pexel)
Foto: Emas. (Dok. Pexel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemilik emas pesta pora pekan lalu setelah harganya terbang ke level tertinggi lebih dari satu bulan setelah laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) rilis.

Pada perdagangan Jumat (5/7/2024) harga emas di pasar spot ditutup melesat 1,50% di level US$ 2.391,46 per troy ons. Harga emas menguat tiga hari beruntun pada Rabu-Jumat pekan lalu dengan penguatan mencapai 2,7%. Posisi penutupan pada Jumat pekan lalu juga menjadi yang tertinggi sejak 21 Mei 2024 atau lebih dari sebulan.

Namun, harga emas, melemah pada hari ini. Pada Senin (8/7/2024) pukul 06.20 WIB, harga emas di pasar spot bergerak lebih rendah atau turun 0,22% di posisi US$ 2.386, 2 per troy ons.

Harga emas mencatatkan kenaikan ke level tertingginya dalam lebih dari sebulan pada perdagangan Jumat, setelah data pekerjaan utama AS yang menunjukkan pasar tenaga kerja melemah, mengangkat ekspektasi seputar pemotongan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) pada bulan September.

"Emas diperdagangkan pada level tertinggi satu bulan karena revisi penggajian yang lebih rendah dan kenaikan lain dalam tingkat pengangguran membantu 'memperkuat' pemotongan suku bunga September," ujar Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York, dikutip dari Reuters.

Emas Diprediksi Masih Menguat
Peluang pemangkasan suku bunga bunga The Fed membuat emas diproyeksi masih menguat ke depan. 
Haresh Menghani dari FX Street memperkirakan emas diperkirakan akan menguat dalam dua pekan beruntun.

Analis teknikal menunjukkan titik support emas bari ada di US$ 2.365 per troy ons dan emas kini mengincar rekor baru di US$ 2.400 per troy ons.

Tai Wong juga memproyeksi hal yang sama.

"Para investor mengincar kenaikan ke level tertinggi sepanjang masa sebesar US$2.450 jika The Fed mulai secara terbuka mengisyaratkan pada bulan September,"ujar Tai Wong.

Data menunjukkan bahwa jumlah pekerja nonpertanian AS bertambah sebanyak 206.000 pekerjaan pada bulan Juni, sedikit lebih tinggi dari 190.000 pekerjaan baru yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Sementara itu, perkiraan pertumbuhan pekerjaan untuk bulan Mei direvisi turun menjadi 218.000 pekerjaan baru dari 272.000, dan pertumbuhan pekerjaan baru bulan April direvisi turun menjadi 108.000 dari sebelumnya 165.000. Tingkat pengangguran naik menjadi 4,1%, sedikit lebih tinggi dari perkiraan 4,0%.

Setelah data tersebut, harga berjangka suku bunga AS mencerminkan kepercayaan pasar yang berkelanjutan terhadap penurunan suku bunga September, dengan probabilitas tersirat tetap sekitar 72% berdasarkan alat Fedwatch.

Para pelaku pasar juga memperkirakan adanya peningkatan peluang penurunan suku bunga kedua pada  Desember. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Sementara itu, penguatan emas didorong dari anjloknya indeks dolar selama empat hari beruntun sejak 2 Juli 2024. Hingga perdagangan Jumat (5/7/2024), indeks dolar masih tercatat melemah 0,24% di level 104,87.

Begitu juga dengan imbal hasil obligasi 10 tahun AS yang anjlok tiga hari beruntun sejak 2 Juli 2024. Hingga perdagangan Jumat (5/7/2024), imbal hasil obligasi 10 tahun AS tercatat melemah 1,70% di level 4,27%.


CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation