Harga Batu Bara Turun, Dampak Insiden Gas Metana & Musim Hujan India

Revo M, CNBC Indonesia
28 June 2024 07:20
Pemerintah China menutup jalan raya dan sekolah di sejumlah kota karena polusi udara akibat asap batu bara pada Jumat (5/11). REUTERS/Jianan Yu
Foto: Pemerintah China menutup jalan raya dan sekolah di sejumlah kota karena polusi udara akibat asap batu bara pada Jumat (5/11). REUTERS/Jianan Yu

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara turun tipis di tengah sentimen negatif perihal gas metana yang dikeluarkan dari tambang batu bara serta musim hujan yang sudah mendatangi India.

Dilansir dari Refinitiv, harga kontrak batu bara Juli acuan ICE Newcastle pada perdagangan Kamis (27/6/2024) turun 0,3% di level US$132,6 per ton. Posisi ini sejalan dengan penurunan hari sebelumnya (26/6/2024) sebesar 0,37% dan semakin menjauhi level US$140/ton.

Batu bara melandai oleh kejadian keluarnya gas metana dan datangnya musim hujan di India. Cuaca di India diperkirakan akan jauh lebih dingin sejalan dengan datangnya musim hujan dalam 2-3 hari mendatang.
Laporan cuaca di New Delhi dan wilayah lain sudah mengingatkan akan kemungkinan hujan lebar dalam beberapa hari ke depan.
Datangnya musim hujan akan mengurangi penggunaan listrik untuk pemanas ruangan. Alhasil, permintaan batu bara akan melandai.

Sementara itu, laporan terbaru dari Global Energy Monitor (GEM), sebuah lembaga pemikir dari Amerika Serikat (AS), tambang batu bara yang ditinggalkan di Uni Eropa (UE) mengeluarkan sekitar 298 juta meter kubik (mcm) metana per tahun, jumlah yang sama dengan emisi dari ledakan pipa Nordstream pada tahun 2022.

Kejadian ini memicu kekhawatiran mengenai potensi bahaya dari tambang batu bara sehingga bisa menekan permintaan ke depan.

Global Coal Mine Tracker milik GEM mencakup data emisi metana dari 1.200 lokasi tambang yang ditinggalkan dan pensiun antara tahun 2015 dan 2023, serta 5.226 tambang aktif dan yang diusulkan.

Menurut data tersebut, Polandia memiliki tambang batu bara keras bawah tanah yang paling banyak ditinggalkan di UE dan merupakan penghasil terbesar karena tambang-tambang yang ditinggalkan tersebut.

Polandia memiliki 16 tambang yang mengeluarkan perkiraan 110 mcm metana setiap tahunnya, hampir 40% dari total emisi metana UE dari tambang yang ditinggalkan.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa tingginya emisi Jerman mungkin berasal dari kedalaman ekstrem tambang yang ditinggalkan dan batu bara antrasit berkualitas tinggi, yang dapat memiliki kandungan gas yang lebih tinggi.

Republik Ceko merupakan penghasil kedua terbesar di blok tersebut, dengan kontribusi sekitar 90 mcm metana setiap tahunnya, dan Jerman menempati posisi ketiga dengan emisi metana sekitar 55 mcm per tahun.

Hampir 90% dari emisi metana tambang yang ditinggalkan di UE berasal dari tiga negara teratas ini, demikian laporan tersebut menunjukkan.

Dorothy Mei, manajer proyek untuk Global Coal Mine Tracker, mengatakan bahwa bahkan ketika tambang batu bara ditutup, emisi metana tidak berhenti, "terutama jika tidak ada langkah mitigasi yang diterapkan."

Mei menunjukkan bahwa UE memiliki masalah besar terkait metana dari tambang batu bara yang ditinggalkan, "yang sampai sekarang hampir tidak dipahami." ujarnya.

Dia menyatakan bahwa dataset GEM penting untuk memahami besarnya masalah ini dan memberikan kesempatan bagi negara-negara untuk memantau dan mengelola masalah metana mereka.

PadaNovember tahun lalu, UE mencapai kesepakatan yang bersejarah untuk mengurangi emisi metana. Begitu kesepakatan ini mulai berlaku, regulasi baru akan meminta perusahaan untuk mengukur emisi metana dari tambang batubara termal serta mempertahankan inventaris aset yang tidak aktif atau ditinggalkan untuk memantau emisi.

"Regulasi UE tentang pengurangan emisi metana adalah langkah maju yang menjanjikan dan dengan peningkatan pengumpulan data, kita dapat mengharapkan pemahaman yang lebih baik tentang skala masalah ini dan bergerak menuju mitigasi yang lebih efektif," tambah Mei.

Sabina Assan, analis metana dari think tank Ember berbasis London menyampaikan bahwa dengan transisi UE menjauh dari batubara termal dan regulasi metana UE yang akan datang, kualitas dan kecepatan implementasi langkah-langkah untuk mitigasi metana dari tambang batubara yang ditinggalkan akan menjadi krusial bagi UE untuk mencapai tujuan iklimnya

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation