
Investor Asing Sudah Kabur 3 Bulan, Bawa Kabur Rp 17,5 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Terpantau investor asing masih melakukan aksi jual bersih (net sell) di pasar saham Tanah Air hingga perdagangan Kamis (27/6/2024) kemarin.
Data pasar menunjukkan net sell asing di seluruh pasar pada perdagangan kemarin mencapai Rp 5,37 triliun, meski di pasar reguler tercatat asing melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 340,42 miliar.
Tingginya net sell asing kemarin disinyalir terjadi di pasar tunai dan negosiasi, di mana jumlahnya mencapai Rp 5,71 triliun.
Adapun saham yang paling banyak dilego asing kemarin yakni saham perbankan Himbara raksasa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang mencapai Rp 156,5 miliar.
Dari April hingga kemarin atau dalam tiga bulan terakhir, asing masih mencatatkan net sell hingga mencapai Rp 17,52 triliun di seluruh pasar, dengan rincian net sell sebesar Rp 32,66 triliun di pasar reguler dan net buy sebesar Rp 15,14 triliun di pasar tunai dan negosiasi.
Pada awal Mei lalu, net sell asing terbilang besar, di mana Aksi jual asing paling signifikan selama sebulan ini pernah terjadi pada 5 April 2024, bertepatan sehari sebelum lebaran mencapai Rp3,7 triliun di keseluruhan pasar.
Jika dikonstituenkan, saham-saham perbankan raksasa masih menjadi sasaran asing untuk dilepas setidaknya dalam tiga bulan terakhir. Tak hanya perbankan raksasa, saham-saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) lainnya juga tengah dilepas oleh asing setidaknya dalam tiga bulan terakhir.
Namun, saham perbankan raksasa masih mendominasi net sell asing dibandingkan dengan saham big cap lainnya.
Contoh saja BBRI, di mana asing sudah melepas hingga Rp 20,86 triliun dalam tiga bulan terakhir. Tak hanya BBRI saja, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga masih dilepas asing, di mana dalam tiga bulan terakhir, asing melepas BMRI hingga Rp 5,35 triliun.
Tekanan jual terhadap perusahaan berkapitalisasi besar RI terjadi di tengah ketidakpastian kondisi global yang masih membayangi hingga kini.
Bahkan, ketidakpastian sulit berakhir jika bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) belum memilik alasan kuat untuk mengakhiri era suku bunga tinggi pada tahun ini.
Pasalnya, tekanan jual asing tinggi akan membawa risiko outflow terhadap pasar keuangan RI. Ini bisa membuat IHSG, rupiah, hingga pasar obligasi terkoreksi.
Sebelumnya pada periode perdagangan 19-21 Juni lalu, Bank Indonesia (BI) mencatat asing di pasar keuangan domestik tercatat jual neto sebesar Rp 0,78 triliun terdiri dari jual neto Rp 1,42 triliun di pasar saham, beli neto sebesar Rp 0,45 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan beli neto Rp 0,19 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 20 Juni 2024, asing tercatat jual neto Rp 42,10 triliun di pasar SBN, jual neto Rp 9,35 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 117,77 triliun di SRBI.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan:Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)