CNBC Indonesia Research

Bank Sentral Eropa ECB & 7 Negara Turunkan Suku Bunga! RI Kapan Nih?

Revo M, CNBC Indonesia
07 June 2024 10:40
Presiden Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde, menghadiri konferensi pers usai pertemuan dewan pemerintahan ECB di Frankfurt, Jerman, Kamis, 25 Januari 2024. (AP Photo/Michael Probst)
Foto: Presiden Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde, menghadiri konferensi pers usai pertemuan dewan pemerintahan ECB di Frankfurt, Jerman, Kamis, 25 Januari 2024. (AP/Michael Probst)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Sentral Eropa (ECB) memberi kejutan dengan memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps). Hal ini dilakukan justru di tengah kondisi inflasi yang belum benar-benar mendingin.

Dewan pengatur memutuskan agar suku bunga utama diturunkan menjadi 4,25%, suku bunga fasilitas simpanan menjadi 3,75%, dan suku bunga pinjaman marjinal menjadi 4,5% yang berlaku mulai 12 Juni 2024.

Presiden ECB, Christine Lagarde mengatakan bahwa keputusan ECB untuk menurunkan suku bunga sudah bulat meskipun terdapat satu gubernur yang berpendapat lain.

Gubernur Bank Nasional Australia yakni Robert Holzmann adalah satu-satunya orang yang tidak setuju dengan keputusan ECB untuk menurunkan suku bunga bulan ini.

"Keputusan berbasis data harus menjadi keputusan berbasis data," kata Holzmann dalam sebuah pernyataan kepada Financial Times.

Inflasi di 20 negara yang menggunakan mata uang euro telah turun dari lebih dari 10% pada akhir 2022 menjadi sedikit di atas target ECB sebesar 2% dalam beberapa bulan terakhir, sebagian besar disebabkan oleh rendahnya biaya bahan bakar dan normalisasi pasokan setelah beberapa kendala pasca pandemi.

Untuk diketahui, tingkat inflasi tahunan kawasan Eropa per April 2024 berada di angka 2,4%. Sedangkan laju inflasi pada Mei 2024 (flash) mengalami kenaikan menjadi 2,6% year on year/yoy dan berada di atas perkiraan pasar yakni 2,5% yoy.

Namun kemajuan tersebut terhenti baru-baru ini dan apa yang tampak seperti dimulainya siklus pelonggaran ECB beberapa minggu yang lalu kini tampak lebih tidak pasti karena tanda-tanda bahwa inflasi zona Eropa mungkin akan stagnan, seperti yang terjadi di Amerika Serikat.

"Meskipun ada kemajuan dalam beberapa kuartal terakhir, tekanan harga domestik tetap kuat karena pertumbuhan upah meningkat, dan inflasi kemungkinan akan tetap di atas target hingga tahun depan," kata ECB, Kamis (6/6/2024).

Proyeksi staf Eurosystem terbaru untuk inflasi umum dan inflasi inti telah direvisi naik untuk 2024 dan 2025. Para staf kini memperkirakan inflasi umum rata-rata sebesar 2,5% pada 2024, 2,2% pada 2025, dan 1,9% pada 2026.

Untuk inflasi tidak termasuk energi dan pangan, diproyeksikan rata-rata sebesar 2,8% pada 2024, 2,2% pada 2025, dan 2,0% pada 2026. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan meningkat menjadi 0,9% pada 2024, 1,4% pada 2025, dan 1,6% pada 2026.

Lantas apa yang menjadi dasar ECB untuk memangkas suku bunganya?

Dewan pengurus menyampaikan berdasarkan penilaian terkini terhadap prospek inflasi, dinamika inflasi yang mendasarinya, dan kekuatan transmisi kebijakan moneter, saat ini merupakan langkah yang tepat untuk mengurangi tingkat pembatasan kebijakan moneter setelah sembilan bulan mempertahankan suku bunga tetap stabil.

ECB menilai kendati inflasi masih diperkirakan tumbuh di atas target yang ditetapkan, namun inflasi cenderung akan mereda/melandai didukung oleh tekanan harga yang melemah.

Lebih lanjut, dengan mengurangi permintaan diyakini ECB akan memberikan kontribusi besar dalam menurunkan angka inflasi.

Dikutip dari CNBC International, pasar meyakini bahwa ECB akan melakukan pemangkasan satu kali lagi di 2024. Namun para ekonom yang disurvei oleh Reuters pekan lalu memperkirakan dua pemotongan lagi akan terjadi.

Kepala ekonom zona Eropa di UBS Global Wealth Management, Dean Turner mengatakan dengan naiknya perkiraan inflasi untuk periode Mei 2024, maka diperkirakan pemangkasan suku bunga berikutnya terjadi pada September 2024.

ECB dan The Fed

Keputusan ECB dalam membabat suku bunganya berkebalikan dengan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang justru dalam beberapa waktu ke depan masih diperkirakan akan menahan suku bunganya di 5,25-5,5%.

Ketua The Fed, Jerome Powell dan pejabat Fed lainnya berulang kali menegaskan bahwa selama data inflasi AS belum mencapai target 2%, maka akan sulit bagi The Fed memangkas suku bunganya.

Sebagai informasi, inflasi AS pada periode April 2024 yakni sebesar 3,4% yoy atau lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh 3,5% yoy.

Inflasi inti, di luar harga energi dan pangan, melandai ke 3,6% (yoy) pada April 2024, dari 3,8% (yoy) pada Maret 2024. Secara bulanan, inflasi inti melandai ke 0,3% pada April 2024 dibandingkan dengan 0,4% pada Maret 2024.

Dikutip dari CNN International, faktor lain yang akan memengaruhi keputusan ECB ke depan yakni waktu pemangkasan suku bunga The Fed yang menurut perangkat CME FedWatch tool diperkirakan akan terjadi di akhir tahun ini.

Para pengambil kebijakan di Frankfurt mungkin ragu-ragu untuk bertindak terlalu jauh dibandingkan dengan AS karena hal ini dapat menyebabkan euro kehilangan nilai terhadap dolar, yang kemudian dapat meningkatkan inflasi di Eropa dengan menaikkan harga impor.

Suku bunga yang lebih tinggi cenderung menarik lebih banyak aliran modal internasional ke suatu negara, sehingga meningkatkan permintaan terhadap mata uangnya.

Bank of Canada dan Bank Sentral Lainnya Pangkas Suku Bunga

Bank of Canada (BoC) telah memangkas suku bunganya pada pekan ini sebesar 25 bps ke angka 4,75%. Kanada menjadi negara G7 pertama yang melakukan hal tersebut, dalam sebuah langkah yang diperkirakan akan mengurangi tekanan pada konsumen yang memiliki utang besar, namun mengindikasikan bahwa pelonggaran lebih lanjut akan dilakukan secara bertahap dan bergantung pada data.

Gubernur BoC, Tiff Macklem menyampaikan bahwa pemotongan suku bunga berikutnya akan terjadi bergantung pada apakah inflasi terus menurun dan perekonomian berkembang sejalan dengan ekspektasi bank atau tidak.

Beberapa ekonom memperkirakan Dewan Komisaris akan melakukan pemotongan lagi pada bulan Juli meskipun pasar keuangan memperkirakan peluang pemotongan sebesar 39% menjadi 4,5% pada bulan depan.

Tidak hanya Kanada, setidaknya terdapat lima negara lain yang telah memangkas suku bunganya. Berikut ini daftar bank sentral yang telah memangkas suku bunganya.

Bagaimana dengan Indonesia?

Suku bunga Bank Indonesia (BI) tercatat mengalami kenaikan sejak Agustus 2022 dari 3,5% menjadi 3,75% dan dilanjutkan hingga pada Mei 2024 berada di angka 6,25%.

Posisi ini merupakan yang tertinggi sejak Juli 2016 atau sekitar delapan tahun terakhir.

BI semula sangat optimis memiliki ruang untuk memangkas suku bunga pada semester II-2024. Namun, seiring dengan kebijakan higher for longer yang dianut The Fed maka proyeksi pemangkasan semakin jauh.

BI bahkan secara mengejutkan mengerek suku bunga pada April lalu seiring dengan volatilitas rupiah yang sangat tinggi. Sejumlah analis bahkan memperkirakan masih ada kemungkinan BI mengerek suku bunga lagi tahun ini jika rupiah kembali bergejolak.

Bank Indonesia 

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation