
Rupiah Menang Lawan Won & Singapura Dolar, Keok Lawan Ringgit

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah cenderung variatif terhadap berbagai mata uang khususnya di Asia.
Dilansir dari Refinitiv pada hari ini, Jumat (31/5/2024) pukul 10:25 WIB, rupiah mengalami penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sebesar 0,09%. Bahkan terhadap won Korea Selatan, rupiah terbang sebesar 0,42%.
Berbeda halnya terhadap yuan China, rupiah anjlok 0,84%. Begitu pula terhadap baht Thailand, rupiah ambles 0,64%, dan terhadap yen Jepang serta ringgit Malaysia, rupiah melemah sebesar 0,36% dan 0,12%.
Tak berdayanya rupiah di hadapan yuan China terjadi di tengah upaya bank sentral China (PBoC) yang berjanji untuk lebih memperkuat koordinasi antara yuan dan mata uang asing dan meningkatkan pengaturan kelembagaan dasar untuk penggunaan yuan lintas batas, dalam upaya untuk mempercepat internasionalisasi yuan.
Upaya ini dilakukan di tengah rencana besar China untuk menjadikan dirinya sebagai kekuatan keuangan global, sebuah langkah yang menurut para ahli akan selaras dan menopang pembangunan ekonomi riil negara tersebut yang berkualitas tinggi.
Lebih lanjut, dikutip dari global times, China akan mempercepat internasionalisasi yuan dengan meningkatkan penggunaan lintas batas negara, memperkuat infrastruktur keuangan, dan mengembangkan potensi pasar yuan di luar negeri, kata Wakil Gubernur PBC, Tao Ling.
Ia juga menyoroti meningkatnya posisi dan pengaruh yuan di dunia internasional dalam beberapa tahun terakhir, khususnya dalam pembayaran global, pembiayaan perdagangan, dan transaksi valuta asing (valas).
Sementara di lain sisi, pelaku pasar global masih menunggu data konsumsi pribadi warga AS atau PCE yang akan dirilis malam hari ini.
Data inflasi PCE AS periode April 2024 sudah sangat ditunggu-tunggu oleh pelaku pasar global sejak awal pekan ini, karena data ini dapat mempengaruhi ekspektasi arah kebijakan suku bunga bank sentral AS (The Fed).
Jika inflasi PCE benar-benar melandai atau sesuai ekspektasi pasar, maka ada kemungkinan The Fed dapat mengubah sikapnya, meski mereka masih melihat data inflasi utama berikutnya.
Keputusan suku bunga The Fed ini akan berdampak besar terhadap mata uang di dunia.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)