
Deretan Saham Bluechips yang Memiliki Valuasi Terdiskon

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah saham bluechips terpantau memiliki valuasi yang terdiskon akibat penurunan harga saham yang signifikan. Ini membuat saham-saham tersebut menarik.
Tim Riset CNBC Indonesia telah merangkum empat saham bluechips yang saat ini memiliki valuasi yang terdiskon.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk - TLKM
TLKM memiliki valuasi price to book value (PBV) senilai 1,7 kali per 28 Mei 2024. Valuasi TLKM pun terdiskon berdasarkan pendekatan PBV Band.
Valuasi TLKM dikatakan terdiskon karena PBV berada di bawah rata-rata PBV historis selama 5 tahun yakni PBV 2,7 kali atau di harga 4.481 per saham. Per 28 Mei 2024 harga saham TLKM adalah 2.860 per saham.
![]() TLKM PBV BAND |
PT Astra International Tbk - ASII
Harga saham ASII yang jatuh menyentuh level terendah dalam beberapa tahun membuat valuasinya terdiskon.
Per 28 Mei 2024, valuasi dengan price earnings (PE) ASII tercatat 6 kali. Nilai ini di bawah rata-rata PE selama 5 tahun terakhir yakni 10,2 kali atau di harga 7.628 per saham. Harga saham ASII pada penutupan perdagangan kemarin tercatat 4.510 per saham.
![]() ASII PE BAND |
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk - ICBP
ICBP memiliki valuasi terdiskon sebab valuasi PE saat ini adalah 13,1 kali. Sedangkan rata-rata PE dalam lima tahun terakhir adalah 19 kali atau di 15.406 per saham. Harga saham ICBP per 28 Mei 2024 adalah 10.600 per saham.
![]() ICBP PE BAND |
PT Indofood Sukses Makmur Tbk - INDF
INDF memiliki valuasi terdiskon dengan valuasi PE adalah 5,4 kali per 28 Mei 2024 di harga 6.125 per saham. Sedangkan rata-rata PE dalam lima tahun terakhir adalah 8,7 kali atau di 9.920 per saham.
![]() INDF PE BAND |
Tim Riset CNBC Indonesia menggunakan pendekatan PE/PBV Standard Deviation Band dalam menganalisa valuasi saham bluechips.
PE/PBV Standard Deviation Band adalah indikator yang mengukur jumlah variasi historis dari PE atau PBV rata-rata dalam periode tertentu sebuah saham.
Fungsinya adalah untuk mengetahui apakah harga saham sedang dalam keadaan terdiskon (undervalued) atau mahal (overvalued) berdasarkan historis PE/PBV ratio saham selama periode waktu tertentu.
Secara umum, semakin saat PE/PBV bergerak mendekati garis +1 atau +2 standard deviation band, semakin mahal (overvalued) harga sebuah saham.
Sebaliknya, saat PE/PBV bergerak mendekati garis -1 atau -2 standard deviation band akan semakin murah harga sahamnya (undervalued).
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(ras/ras)