Hei Gen Z Nganggur! Cek Nih 3 Pendidikan Yang Bikin Kamu Kaya

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
22 May 2024 10:10
INFOGRAFIS, Persiapan Untuk Menjadi Gamer Profesional
Foto: Infografis/Gamer/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Viral di media sosial dan media mainstream mengenai kaum Gen Z RI yang nganggur alias tidak melakukan aktivitas apapun. Hal ini pun menjadi perbincangan hangat di kalangan anak muda.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada tahun 2023 terdapat sekitar 9,9 juta penduduk usia muda (15-24 tahun) tanpa kegiatan atau youth not in education, employment, and training (NEET) di Indonesia.

Kebanyakan dari mereka adalah Gen Z yang harusnya tengah di masa produktif. Gen Z merupakan generasi yang lahir pada 1997-2012. Mereka sekarang berusia 12-27 tahun.

Persentase penduduk usia 15-24 tahun yang berstatus NEET di Indonesia mencapai 22,25% dari total penduduk usia 15-24 tahun secara nasional.

BPS mendefinisikan NEET sebagai penduduk usia 15-24 tahun yang berada di luar sistem pendidikan, tidak sedang bekerja, dan tidak sedang berpartisipasi dalam pelatihan. Hal ini mengindikasikan adanya tenaga kerja potensial yang tidak terberdayakan.

Kemudian menurut BPS, ada berbagai alasan yang membuat anak muda masuk ke kelompok ini, seperti putus asa, disabilitas, kurangnya akses transportasi dan pendidikan, keterbatasan finansial, kewajiban rumah tangga, dan sebagainya.

Pentingnya pendidikan dapat mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia dan rasa putus asa terutama pada kaum Gen Z.

Sebagian orang tua pasti menginginkan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya. Bagi kebanyakan orang tua, pendidikan dapat membantu anak-anak mereka mendapatkan pekerjaan yang baik, menabung, membeli rumah, dan berinvestasi dalam portofolio saham, obligasi, dan reksa dana yang terdiversifikasi.

Kenyataannya adalah sebagian besar pendidikan dirancang untuk mempersiapkan orang-orang untuk hidup di dunia yang sudah tidak ada lagi zaman industri di mana aturan-aturan lama mengenai uang masih berlaku.

Dunia telah berubah, begitu pula pendidikan. Di Era Informasi, ada aturan baru tentang uang yang memerlukan tiga jenis pendidikan berbeda.

Menurut Robert Kiyosaki, penulis terkenal dari buku "Rich Dad, Poor Dad," terdapat tiga jenis pendidikan yang perlu dijalankan.

1. Pendidikan Akademis

Pendidikan akademis adalah jenis pendidikan standar, seperti menghitung angka-angka di kelas matematika, membedah katak dalam sains, dan memperoleh pemahaman dasar tentang peristiwa-peristiwa yang telah membentuk dunia melalui sejarah, dan masih banyak lagi.

Kelas-kelas ini mengajarkan kita keterampilan seperti penalaran dan berpikir kritis serta informasi inti yang perlu kita ketahui untuk melanjutkan ke fase kehidupan berikutnya, baik melanjutkan pendidikan tinggi atau tidak.

Namun Kiyosaki selalu mengatakan bahwa sekolah akademis mempunyai satu kegagalan besar. Dimana tidak mengajarkan siswa tentang uang atau memberi mereka pendidikan keuangan apa pun. Sekolah akademis hanya mengajarkan "bagaimana menjadi karyawan yang baik," dalam buku Kiyosaki.

Meskipun pendidikan akademis dapat memberikan landasan yang kokoh bagi pengetahuan dan keterampilan umum, pendidikan akademis tidak memberikan apa yang diperlukan untuk membelanjakan dan menabung uang dengan bijak, menginvestasikannya pada peluang yang tepat, dan mengembangkan kekayaan pribadi kita. Seperti yang dikatakan Kiyosaki, "Tidak ada gunanya mempersiapkan Anda menghadapi dunia nyata jika Anda ingin menjadi kaya."

2. Pendidikan Profesional

Pendidikan "profesional" mencakup hal-hal seperti pendidikan tinggi dan kegiatan akademis yang mengarah ke gelar dan karir kelas atas atau pelatihan kerja pragmatis yang lebih "langsung" seperti pergi ke sekolah penerbangan untuk menjadi pilot atau sekolah kuliner untuk menjadi koki.

Kiyosaki mengakui bahwa pendidikan profesional dapat menyiapkan kita untuk kehidupan kelas menengah yang nyaman.

3. Pendidikan Finansial

"Jika Anda ingin menjadi kaya di dunia saat ini, Anda memerlukan pendidikan keuangan selain pendidikan akademis dan profesional. Anda memerlukan kecerdasan finansial untuk sukses," menurut buku Kiyosaki.

Belajar tentang investasi, memahami perbedaan antara aset dan liabilitas, serta mencari tahu manfaat pajak yang dapat figunakan untuk melindungi dan meningkatkan kekayaan, menurut Kiyosaki, adalah kunci sebenarnya untuk membebaskan diri dari ketergantungan pada orang lain. Hal ini memberi pengetahuan dan alat untuk membuat uang bekerja untuk Anda, bukan sebaliknya.

Dari sudut pandang Kiyosaki, jalan sebenarnya menuju kekayaan bukanlah soal memilih satu jenis pendidikan dibandingkan yang lain, namun memahami kekuatan dan kelemahan masing-masing jenis pendidikan. Pendidikan akademis dapat memberikan pengetahuan menyeluruh tentang dasar-dasar dan kemampuan berpikir kritis yang halus. Pendidikan profesional dapat memberi sarana untuk mendapatkan penghasilan yang stabil dan gaya hidup yang nyaman.

Tapi untuk kekayaan nyata? Pendidikan finansial adalah persyaratan utama untuk menjadi dan tetap kaya.

"Ini mengajarkan Anda tentang utang dan cara memanfaatkannya, sejarah uang, apa itu laporan keuangan dan cara membacanya, perbedaan antara aset dan liabilitas, dan banyak lagi," isi dari buku Kiyosaki.

Meskipun ketiganya penting, pendidikan keuangan adalah hal yang pada akhirnya memberi kunci untuk membuka kekayaan pribadi yang signifikan.

CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation