
Daftar Kecelakaan Singapore Airlines, Ada yang Menewaskan 83 Orang

Jakarta, CNBC Indonesia - Singapore Airlines kini berduka pasca pendaratan daruratnya di Bangkok, Thailand. Hingga kini terdapat satu orang dikonformasi tewas akibat peristiwa tersebut.
Penerbangan Singapore Airlines SQ 321 bertolak dari London, Inggris dengan tujuan ke Singapura. Pesawat lantas mengalami turbulensi dan harus dialihkan ke Bangkok untuk melakukan pendaratan darurat.
Boeing 777-300ER, dengan total 211 penumpang dan 18 awak, mendarat di Bangkok pada pukul 15:45 waktu setempat.
Insiden ini menjadi perhatian karena memakan satu orang yang meninggal dunia di dalam pesawat. Selain itu, ada 30 penumpang yang mengalami luka-luka. Laporan media lokal Khaosod Online mengatakan satu dari 30 penumpang yang luka akhirnya meninggal di rumah sakit pukul 17:25 waktu setempat. Namun, belum ada konfirmasi resmi mengenai hal ini.
Kecelakaan yang menimpa Singapore Airlines jelas mengejutkan. Pasalnya, maskapai tersebut sangat identik dengan keselamatannya yang tinggi hingga jasa layanan yang sangat bagus. Bertahun-tahun, Singapore Airlines juga menempati daftar salah satu maskapai terbaik di dunia.
Namun, kecelakaan Singapore Airlines tidak hanya terjadi kali ini, berikut ini beberapa kecelakaan penerbangan yang melibatkan pesawat Singapore Airlines.
1. SQ368
Penerbangan Singapore Airlines SQ368 dioperasikan dengan Boeing 777-300ER terdaftar 9V-SWB yang berangkat dari Bandara Changi Singapura pada pukul 0224 menuju Milan Malpensa pada 27 Juni 2016.
Saat penerbangan, awak pesawat menghadapi cuaca yang mengharuskan mereka melakukan manuver penghindaran cuaca.
Sekitar 30 menit setelah penerbangan, ketika pesawat telah naik ke ketinggian 30.000 kaki, awak pesawat memperhatikan bahwa parameter kuantitas oli di Engine Indicating and Crew Alerting System (EICAS) menunjukkan 17 unit untuk mesin kiri tetapi hanya 1 unit untuk mesin kananmesin.
Tak lama setelah itu, awak pesawat mencium bau terbakar di kokpit, namun bau tersebut menghilang dengan cepat.
Ketika IFS memberi tahu awak penerbangan bahwa bau terbakar di kabin masih ada, paket AC kanan dan kipas sirkulasi dimatikan. Tak lama kemudian, bau di dalam kabin mereda.
Pada akhirnya, pesawat memutar balik ke Singapura dan melakukan landing di landasan.
2. SIA236
Penerbangan Singapore Airlines SIA236 adalah layanan terjadwal dari Brisbane, Australia ke Singapura yang dioperasikan dengan Boeing B777-200 pada Januari 2004.
Pada saat melakukan landing, pesawat tergelincir ke kiri dengan roda pendaratan sebelah kiri pesawat meninggalkan landasan.
Dari jejak roda di tanah lunak, ditentukan bahwa roda pendarat sebelah kiri telah meluncur sekitar 360 m di tepi rumput dengan perpindahan maksimum sekitar 6,2 m dari tepi landasan.
Hal ini terjadi akibat landasan pacu yang basah, hujan, dan perubahan kondisi angin.
3. SQ006
Kecelakaan penerbangan SQ006 Taiwan-Los Angeles adalah kecelakaan terparah yang pernah dialami Singapore Airlines dalam sejarah mereka. Pesawat yang berangkat dari bandara Taoyuan, Taiwan pada 31 Okotber 2000 tersebut menabrak penghalang dan peralatan konstruksi saat lepas landas di Runway 05R, landasan pacu yang salah.
Hujan deras, berkurangnya jarak pandang, dan angin kencang yang terkait dengan topan "Xangsane" terjadi pada saat kecelakaan terjadi pada 31 Oktober 2000.
Kecelakaan tersebut menewaskan 83 orang dari 179 orang di pesawat.
4. SQ286
Kecelakaan penerbangan Singapore Airlines SQ286 terjadi saat lepas landas dari bandara Auckland pada 12 Maret 2003.
Ketika kapten memutar pesawat untuk lepas landas, ekornya menghantam landasan pacu dan tergores sekitar 490 meter hingga pesawat mengudara.
Tail strike terjadi karena kecepatan putarannya kurang dari 33 knot dari kebutuhan bobot pesawat sebesar 163 knot.
Kesalahan transkripsi berat lepas landas, yang tidak terdeteksi, menyebabkan kesalahan perhitungan data lepas landas, yang pada gilirannya mengakibatkan pengaturan daya dorong yang rendah dan kecepatan referensi lepas landas yang terlalu lambat.
Pertahanan sistem tidak memastikan kesalahan terdeteksi, dan sistem manajemen penerbangan pesawat itu sendiri tidak memberikan pertahanan akhir terhadap ketidaksesuaian informasi yang diprogram ke dalamnya.
5. SQ446
Penerbangan Singapore Airlines SQ446 dioperasikan dengan pesawat Airbus A330 (registrasi 9V-STO) pada pukul 18:58 (waktu Singapura) tanggal 22 April 2013 dari Bandara Changi Singapura menuju Dhaka, Bangladesh.
Delapan puluh empat menit setelah penerbangan, awak pesawat menerima peringatan asap yang menunjukkan adanya masalah di kompartemen kargo belakang.
Pilot-in-command (PIC) memutuskan untuk mengalihkan ke Bandara Suvarnabhumi di Bangkok.
6. SQ421
Sekitar pukul 16:45 tanggal 19 Desember 2013, penerbangan Singapore Airlines SQ421, sebuah pesawat Boeing B777-200 memasukkan kontainer kargo kosong ke dalam mesin kirinya saat berlabuh di Bay F37 di Bandara Changi setelah tiba dari Mumbai.
Mesin kiri pesawat Singapore Airlines penerbangan SQ421 mengalami kerusakan parah dan harus diganti. Lebih lanjut, tidak ada cedera pada siapa pun.
7. SQ327
Pendaratan pesawat penerbangan Manchester - Munich dilakukan di tengah kondisi cuaca yang tidak bersahabat pada 3 November 2011.
Ketika B777 berada sekitar 30 kaki di atas landasan pacu, pesawat itu perlahan membelok ke kiri. Pesawat mendarat terlebih dahulu dengan roda pendaratan utama kirinya. Flight Data Recorder (FDR) menunjukkan bahwa pada saat itu autopilot berubah menjadi Rollout Mode.
Titik pendaratan yang dihitung adalah sekitar 490 m setelah ambang batas.
Selanjutnya, penerbangan Singapore Airlines SQ3267 bergerak menuju sisi kiri landasan pacu dan berbelok di area taxiway B4.
Atas kejadian tersebut, para penumpang dievakuasi dan seluruh penumpang termasuk awak pesawat tidak terluka.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)