
Asing Gila-Gilaan Masuk Ke RI, Inflow Tembus Rekor Tertinggi Tahun Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Arus dana asing terus membanjiri Indonesia dan tercatat masuk ke Indonesia dalam tiga pekan beruntun. Hal ini tentu saja menjadi kabar gembira buat Indonesia karena dengan aliran dana asing yang terus masuk bisa membantu penguatan rupiah.
Banjirnya dana asing terutama ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) juga menjadi kabar positif bagi pemerintah. Dengan besarnya minat masing maka imbal hasil SBN diharapkan turun sehingga pemerintah akan bisa menekan beban bunga utang,
Bank Indonesia (BI) merilis data transaksi 13-16 Mei 2024, bahwa investor asing di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp22,06 triliun terdiri dari beli neto Rp5,30 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp2,40 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp19,17 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Jumlah tersebut adalah rekor tertinggi tahun ini. Bila ditarik lebih jauh maka ini adalah rekor tertinggi setidaknya dalam sejak Januari 2023 atau 14 bulan terakhir.
Inflow tertinggi sebelumnya tercatat pada pekan kedua Maret 2024 yakni Rp 21,72 triliun rupiah. Inflow pekan lalu juga memperpanjang tren positif. Dalam tiga pekan terakhir, dana asing terus tercatat net buy dengan total mencapai Rp 29,16 triliun.
Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan Mei 2024, investor asing jual neto Rp42,27 triliun di pasar SBN, jual neto Rp2,05 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp53,18 triliun di SRBI.
Derasnya dana asing tak lepas dari kenaikan suku bunga BI yang sebelumnya 6% menjadi 6,25% pada April 2024 silam.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengemukakan bahwa kenaikan BI rate dan kenaikan suku bunga SRBI berhasil menarik modal asing kembali ke Indonesia. Sebelumnya, modal asing sempat keluar seiring dengan ketidakpastian global yang juga berdampak pada pelemahan rupiah setelah Lebaran 2024.
Hal ini dibuktikan dengan imbal hasil SBN tenor 10 tahun yang terus mengalami penurunan yang menunjukkan bahwa minat asing semakin tinggi.
Pada 17 Mei 2024, imbal hasil SBN tenor 10 tahun berada di angka 6,802% dari yang sebelumnya sempat menyentuh angka 7,268% pada 30 April 2024 atau telah turun 46,6 basis poin (bps).
Lebih lanjut, selisih imbal hasil yang semakin lebar antara SBN dengan US Treasury tenor 10 tahun pun terjadi setelah BI menaikkan suku bunga. Lebarnya selisih tersebut akan menarik investor asing untuk berinvestasi di Indonesia karena lebih menarik.
Dalam satu tahun terakhir, selisih imbal hasil antara SBN dengan US Treasury tenor 10 tahun yakni rata-rata di angka 2,4%.
Kemudian BI menaikkan suku bunga pada Oktober 2023 dan sejak saat itu hingga 23 April 2024, rata-rata selisihnya mengalami kenaikan menjadi 2,42%.
Tidak tinggal diam, BI kembali menaikkan suku bunga pada 24 April 2024. Hal ini semakin memperlebar selisih antara keduanya yakni menjadi rata-rata 2,49% hingga 17 Mei 2024. Oleh karena itu, tidak heran jika arus dana asing semakin deras masuk ke Tanah Air.
Di samping suku bunga yang dinaikkan, data inflasi Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari periode sebelumnya.
Pada April 2024, inflasi AS berada di angka 3,4% year on year/yoy atau lebih rendah dari periode sebelumnya yang berada di angka 3,5% yoy.
Begitu pun inflasi inti yang lebih rendah yakni dari 3,8% yoy pada Maret 2024 menjadi 3,6% yoy.
Hal ini pada akhirnya membuka peluang kembali untuk bank sentral AS (The Fed) memangkas suku bunganya sebanyak dua kali dengan total 50 bps yang diperkirakan akan terjadi pada September dan Desember 2024.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)