
Laba Susut, Emiten Batu Bara ADRO, PTBA, ITMG Tetap Royal Bagi Dividen

Jakarta, CNBC Indonesia - Deretan emiten batubara ramai merilis kinerja keuangan sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Sebagian besar memang menunjukkan perlambatan, tetapi masih royal membagikan dividen.
Perlambatan kinerja keuangan perusahaan batu bara sejalan dengan harga komoditas batu bara yang masih dalam tren turun. Pada perdagangan Senin (13/5/2024), harga batu bara ICE Newcastle untuk kontrak Juni ditutup pada level US$ 140,1 per ton atau mengalami pelemahan sebesar 1,68%.
Pelemahan kemarin memperpanjang derita harga batu bara. Pasir hitam sudah melemah selama empat hari beruntun dengan pelemahan mencapai 4,4%.
Membahas ke emiten, mulai dari PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) pada kuartal I-2024 mengalami penurunan kinerja, baik dari sisi Top line dan bottom line kompak menyusut.
Hingga Maret 2024, ITMG meraup pendapatan bersih senilai US$ 489,23 juta, merosot 28,64% secara tahunan (year on year/yoy). Penjualan batu bara masih dominan terhadap pendapatan mencapai US$ 454,40 miliar.
Sejalan dengan itu, beban pokok pendapatan ITMG ikut turun sebanyak 11,65% yoy menjadi US$ 369,87 juta. Hasil ini membuat ITMG mencatat laba kotor senilai US$ 119,36 juta, ambles 55,28% yoy. Laba bersih ITMG pun akhirnya juga ikut anjlok 66,28% yoy menjadi US$ 61,60 juta. Jika dirupiahkan menggunakan kurs Rp16.050/US$, setara dengan Rp988,42 miliar.
Berikutnya, ada emiten batu bara milik pemerintah, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga ikut mengalami penurunan kinerja. Pendapatan terpantau susut 5,52% menjadi Rp9,40 triliun terutama karena segmen penjualan batubara yang turun dari Rp9,84 triliun menjadi Rp9,29 triliun.
Selaras dengan top line yang turun, bottom line PTBA juga ikut merosot 31,98% yoy menjadi Rp790,94 miliar. Sebelumnya, pada kuartal I-2023, PTBA mencetak laba bersih senilai Rp1,16 triliun.
Emiten batu bara lain, ada PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang mencetak laba senilai US$ 440 juta atau setara Rp6,09 triliun, terkoreksi 18% yoy. Penurunan laba inti ADRO terjadi karena pendapatan usaha anjlok 22% yoy menjadi US$1,44 miliar pada Januari-Maret 2024.
Beban utama dari pendapatan ADRO adalah segmen pertambangan dan perdagangan batu bara yang menorehkan kinerja negatif. Tercatat segmen tersebut menghasilkan pendapatan US$1,42 miliar, lebih rendah 21% dari periode yang sama pada 2023.
Untuk diketahui, segmen pertambangan dan perdagangan batu bara menyumbang 98% dari total pendapatan ADRO. Sementara laba dari segmen ini mengalami degradasi sebesar 19% yoy menjadi US$372 juta.
Dari data di atas, emiten batu bara besar di RI terbilang kompak mencatatkan penurunan kinerja keuangan. Meski begitu, untuk tahun ini perusahaan tetap royal membagikan dividen berdasarkan laba bersih dari tahun buku 2023.
ITMG terbilang yang paling awal memberikan dividen pada April lalu, sebesar Rp1.747 per lembar. Jika investor beli saham ITMG maksimal pada periode cum date 16 April lalu di harga Rp25.850 per lembar, maka keuntungan yang didapatkan mencapai 6,76%.
PTBA juga menyusul dengan jadwal dividen berlangsung pada Mei ini, cum date akan tercatat pada 20 Mei 2024, yang artinya hingga hari ini, Selasa (14/5/2024) jika ingin mengincar dividen, pelaku pasar masih bisa melirik untuk beli.
PTBA sendiri memberikan dividen per lembar senilai Rp397,71. Jika beli pada hari ini di harga Rp2930 per lembar, maka investor potensi mendapatkan cuan hingga 13,57%.
Namun, tetap perlu diwaspadai risiko dividen trap, lantaran keuntungan dividen yang besar bisa berbanding impas dengan risiko penurunan harga saham ketika masuk periode ex date.
Berikutnya, untuk ADRO masih akan melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) pada Rabu (15/5/2024). CNBC Indonesia Research menghitung jika laba bersih 2023 dialokasikan konservatif sekitar 50% untuk dividen, maka investor bisa mendapat dividen per lembar senilai Rp395.
Sebagai catatan, pada akhir 2023, ADRO sempat membagikan dividen interim senilai Rp199,98 per lembar, maka potensi dividen yang dibagikan ada sisanya sebanyak Rp195 per lembar.
Jika didasarkan pada harga saham ADRO hari ini di Rp2900 per lembar, maka potensi cuan yang bisa diraup investor mencapai 6,72%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.