
Kabar Gembira Buat Sri Mulyani! Triliunan Dana Asing Balik ke RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Arus dana asing kembali masuk ke Indonesia setelah lima pekan terpantau terus-menerus keluar. Hal ini dinilai baik karena investor asing menilai emerging market seperti Indonesia menjadi pasar yang cukup menarik setidaknya dalam waktu dekat.
Bank Indonesia (BI) merilis data transaksi 29 April - 2 Mei 2024, bahwa investor asing di pasar keuangan domestik tercatat tercatat beli neto Rp3,06 triliun terdiri dari beli neto Rp3,75 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp2,27 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,58 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 2 Mei 2024, investor asing jual neto Rp53,76 triliun di pasar SBN, beli neto Rp6,11 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp13,87 triliun di SRBI.
Optimisme investor asing terhadap Indonesia terjadi setelah bank sentral Amerika Serikat (The Fed) menegaskan tidak akan ada kenaikan suku bunga pada tahun ini.
Sebelumnya pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (2/5/2024), The Fed mengumumkan untuk tetap mempertahankan suku bunganya di level 5,25-5,5%.
Ketua The Fed, Jerome Powell menegaskan jika The Fed tidak berencana untuk mengerek suku bunga tahun ini. Pernyataan tersebut menghapus ekspektasi sebagian pelaku pasar yang semula melihat ada peluang kenaikan kembali suku bunga The Fed.
"Saya rasa tidak mungkin kenaikan suku bunga ada dalam kebijakan ke depan. Saya tegaskan tidak mungkin," ujarnya.
Potensi pemangkasan suku bunga berdasarkan CME FedWatch Tool juga mengalami kenaikan dari total sebesar 25 basis poin (bps) pada awal pekan lalu menjadi dua kali atau sebesar 50 bps hingga Desember 2024.
First cut rate diprediksi akan terjadi pada September dan pemangkasan berikutnya terjadi pada Desember.
Jika hal ini terjadi, maka pasar keuangan domestik menjadi semakin menarik, baik tekanan rupiah yang semakin mereda serta yield spread atau selisih imbal hasil SBN tenor 10 tahun serta US Treasury tenor 10 tahun yang semakin melebar.
![]() Sumber: CME FedWatch Tool |
Setelah The Fed menyatakan hal tersebut, imbal hasil SBN tenor 10 tahun terpantau mengalami penurunan selama dua hari beruntun yakni pada Kamis dan Jumat pekan lalu.
Pada Kamis pekan lalu, imbal hasil SBN anjlok 1,57% dan keesokan harinya, kembali tergelincir 2,29%. Posisi imbal hasil SBN per Jumat (3/5/2024) berada di angka 6,99%. Posisi tersebut merupakan yang terendah sejak 18 April 2024.
Perlu diketahui, hubungan yield dan harga pada SBN ini berbanding terbalik, artinya ketika yield naik berarti harga obligasi turun, hal ini menunjukkan minat investor melepas lagi ke SBN.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)