
7 Negara Terpanas di Dunia! 'Neraka Bocor' Sampai ke ASEAN & Asia

Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang panas menerpa sebagian besar negara-negara di Asia, termasuk ASEAN, memicu kekhawatiran akan dampaknya terhadap masyarakat, ekonomi, dan lingkungan. Peringatan yang telah dikeluarkan sebelumnya oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kini menjadi kenyataan, dengan suhu menembus 40 derajat celcius.
Laporan terbaru dari Badan Meteorologi Dunia (WMO) mengungkapkan bahwa Asia adalah salah satu wilayah yang paling terpukul oleh perubahan iklim, dengan suhu meningkat hampir dua kali lipat lebih cepat daripada rata-rata global sejak tahun 1961-1990. "Kesimpulan dari laporan ini sangat menyadarkan kita," kata Sekretaris Jenderal WMO, Celeste Saulo, menyoroti urgensi untuk mengatasi masalah ini.
Lantas, berapa suhu tertinggi yang tercatat pada negara tetangga Indonesia?
Myanmar menjadi salah satu negara yang paling terkena dampak, dengan suhu mencapai rekor tertinggi sebesar 48,2°C di kota Chauk. Filipina dan Thailand juga merasakan panas yang luar biasa, dengan suhu mencapai 47 °C dan 44,2 °C berturut-turut, mengakibatkan gangguan pada aktivitas sehari-hari dan bahkan menelan korban jiwa.
Kamboja, tidak ketinggalan, menghadapi suhu tertinggi dalam 170 tahun terakhir, mendorong pemerintah untuk menutup sekolah demi keselamatan semua pihak. Bahkan India Timur mengalami April paling panas dalam sejarahnya, dengan suhu rata-rata tertinggi sejak dimulainya pencatatan pada tahun 1901.
Bagaimana dengan Nasib Indonesia?
Namun, di tengah kengerian gelombang panas yang melanda Asia, Indonesia tampaknya masih memiliki keberuntungan. Meskipun suhu udara di beberapa wilayah mencapai di atas 36.5°C, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa Indonesia tidak mengalami heat wave, melainkan hanya cuaca panas biasa yang dipicu oleh faktor pemanasan permukaan akibat siklus gerak semu Matahari.
Meskipun demikian, perubahan iklim dan cuaca ekstrem tetap menjadi ancaman serius bagi Indonesia, dan langkah-langkah pencegahan dan adaptasi yang tepat perlu segera diambil untuk melindungi masyarakat dan lingkungan hidup kita dari dampak yang semakin memprihatinkan ini.
Suhu yang semakin meningkat di beberapa negara di Asia, termasuk di kawasan ASEAN, telah menjadi perhatian utama karena potensi dampaknya yang besar terhadap kehidupan manusia dan lingkungan. Dalam beberapa tahun terakhir, gelombang panas yang intens telah melanda beberapa negara di wilayah tersebut, mencatat suhu ekstrem yang dengan berbagai rekor baru tercatat.
Pada tanggal 21 April, Medan, Sumatra Utara, mencatat suhu maksimum sebesar 37.0 °C, diikuti oleh Saumlaki, Maluku, dengan suhu maksimum 37.8 °C pada tanggal 23 April. Palu, Sulawesi Tengah, juga mencatat suhu maksimum sebesar 36.8 °C pada tanggal yang sama. Meskipun suhu di Indonesia belum mencapai tingkat ekstrem seperti negara-negara tetangga, tetapi perubahan iklim tetap menjadi perhatian serius.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena panas yang terjadi di Indonesia bukanlah heat wave seperti yang dialami oleh negara-negara lain, melainkan cuaca panas yang dipicu oleh faktor pemanasan permukaan akibat siklus gerak semu Matahari. Meskipun demikian, cuaca panas yang berkepanjangan tetap memiliki dampak negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mza/mza)