Fundamental Pundit

Fundamental BBRI Masih Kuat, Sahamnya Layak Serok?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
30 April 2024 13:50
Ilustrasi Bank BRI. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Ilustrasi Bank BRI. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terkoreksi cukup dalam selama sebulan terakhir. Namun, hari ini, Selasa (30/4/2024) terakhir mulai terlihat ada pemulihan.

Jika dihitung dari posisi All Time High (ATH) koreksi sudah sekitar 25%, tetapi hari ini sudah mulai ada perbaikan dengan menguat lebih dari 4% dan sempat menguji Rp5000 per lembar saham secara intraday.

Koreksi saham BBRI terjadi di tengah tekanan eksternal yang mencuat, mulai dari ekonomi AS yang melambat tetapi di lain sisi kondisi inflasi masih panas disertai kondisi pasar tenaga kerja yang ketat.

Hal ini kemudian memicu peluang penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang semakin jauh dari perkiraan.

Perkiraan penurunan awalnya diperkirakan pada Maret tahun ini, lalu mundur ke Juni, kemudian makin mundur lagi sekarang di September 2024.

Imbasnya, indeks dolar AS (DXY) reli dan menembus level 106, tertinggi sejak November tahun lalu. Begitu pula dengan yield US Treasury mengikuti naik menembus 4,6%.

Bagi pasar emerging market seperti Indonesia, nilai tukar menjadi tertekan, Rupiah kini bergerak di level Rp16.000 di hadapan dolar AS. Ini menjadi posisi terpuruknya dalam kurun waktu sekitar enam bulan terakhir.

Merespon hal tersebut, Bank Indonesia (BI) akhirnya menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25%, guna menstabilkan rupiah. Trend era suku bunga tinggi pun berlanjut.

Era suku bunga tinggi inilah yang menjadi tekanan, lantaran beban untuk bunga simpanan meningkat. Bank KBMI I dan II biasanya akan mendapat tekanan lebih tinggi karena punya porsi deposito lebih besar.

Namun, untuk bank buku IV yang memiliki porsi Current Account Saving Account (CASA) lebih tebal di dalam Dana Pihak Ketiga (DPK). Harusnya, mereka masih bisa menahan Cost of Fund.

BBRI juga terbilang memiliki CASA yang tebal, menilik hasil laporan keuangan kuartal I-2024 berada di 61,66%. Dengan porsi dana murah yang lebih besar ini, maka bank bisa menjaga Cost of Fund (CoF)-nya.

Seiring dengan hal tersebut, BBRI juga masih memiliki likuiditas baik tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang nilainya dibawah 100%. Per Maret 2024, LDR BBRI berada di 83,3%.Ini menunjukkan perusahaan masih bisa menyalurkan kredit dengan lebih ekspansif.

Pertumbuhan kredit juga masih ekspansif hingga Maret, mencapai 10,9% secara tahunan (yoy) menjadi Rp1.308 triliun. Namun, dibalik itu memang ada tantangan untuk menjaga kualitas kredit supaya risiko kredit bermasalah tidak membengkak.

Risiko kredit macet BBRI bisa dibilang ada kenaikan pada Maret 2024 menjadi di atas 3%, lebih tinggi dari rata-rata industri. Oleh karena itu, pada kinerja terbaru perusahaan mengalokasikan cadangan yang cukup besar untuk mengatasi kredit macet.

Hal tersebut tercermin pada beban provisi lebih dari Rp10 triliun dengan pertumbuhan tahunan lebih dari 90%. Perlu kita pahami, bahwa beban provisi ini bisa dikurangi jika nantinya keadaan industri semakin membaik. Artinya, laba bisa bertambah.

Jika menghitung di luar provisi saja sebenarnya laba BBRI bisa tumbuh 22,2% yoy menjadi Rp30,74 triliun. Tetapi kembali lagi pada tata kelola perusahaan agar lebih sehat dan bisa bertumbuh lebih baik, maka pemangkasan pendapatan digunakan untuk provisi menjadi lebih penting.

Oleh karena itu, tidak heran jika pertumbuhan laba BBRI hingga Maret relatif lambat, hanya 2,5% yoy menjadi Rp15,88 triliun.

Kinerja Keuangan BBRI Kuartal I -2024Foto: BBRI
Kinerja Keuangan BBRI Kuartal I -2024

Beralih ke valuasi, dengan harga saham BBRI yang sudah turun cukup dalam, ini berkorelasi positif juga dengan valuasi yang semakin melandai.

Tercatat hingga hari ini berdasarkan valuasi Price to Book Value Ratio (PBV), BBRI kini dihargai 2,59 kali, posisinya sama dengan rata-rata selama lima tahun. Artinya, valuasi BBRI sudah mulai murah.

Valuasi Price to Book Value BBRI per 30 April 2024Foto: BBRI
Valuasi Price to Book Value BBRI per 30 April 2024

CNBC INDONESIA RESEARCH 

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation