
Gara-Gara China Harga Batu Bara Ambles 5%

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga hari beruntun harga batu bara jatuh, semakin menjauhi level US$ 140 per ton.
Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan Rabu (24/4/2024), harga kontrak batu bara Mei acuan ICE Newcastle turun 0,91% menjadi US$ 135,50 per ton. Depresiasi ini melanjutkan tren pelemahan selama tiga hari beruntun pada pekan ini.
Selama tiga hari perdagangan terakhir, jika diakumulasi harga batu bara sudah ambles nyaris 5%.
Padahal, pada akhir pekan lalu, harga batu bara sempat mencapai US$ 141,75 per ton yang merupakan harga tertinggi sejak awal tahun.
Penyusutan harga batu bara pekan ini, salah satunya dipengaruhi oleh turunnya permintaan batu bara termal melalui perdagangan laut China, ini karena harga dalam negeri yang rendah, ada kenaikan tarif angkutan laut, dan pengiriman untuk kontrak pembelian April sudah hampir selesai.
Sejumlah pedagang kini menghadapi potensi kerugian akibat kenaikan tarif pengiriman. Saat ini, tarif pengiriman untuk Kapal Panamax dari Kalimantan Selatan ke China Selatan telah meningkat menjadi $9/ton, sekitar $0,5/ton lebih tinggi dari akhir minggu lalu.
"Kebanyakan pedagang tidak jelas arah pasarnya. Aktivitas menjadi sepi setelah peningkatan perdagangan terakhir Jumat," kata seorang pedagang Tiongkok, dikutip dari SXcoal
"Saya pikir pasar mungkin akan melihat tidak ada fluktuasi signifikan hingga 10 Mei." terangnya lebih lanjut.
Trader Tiongkok sebagian besar juga telah melakukan short-covering pembelian untuk pengiriman ke pembangkit listrik dalam negeri pada akhir-akhir ini, sedangkan pengadaan untuk pengiriman Mei belum dimulai, ungkap sumber pasar, mengutip laporan Sxcoal pada Selasa (23/4/2024).
Meski demikian, permintaan India masih meningkat karena penawaran yang lebih tinggi pada harga untuk menjamin pasokan energi pada saat suhu panas.
Menurut Sxcoal, seorang penambang Indonesia mengkonfirmasi peningkatan permintaan dari India, dengan fokus utama pada 4.200-5.000 Kkal/kg.
.
Awal bulan ini, pemerintah India juga mengumumkan perpanjangan impor batu bara untuk pembangkit listrik berbahan bakar batu bara beroperasi dengan kapasitas penuh hingga Oktober mulai Juni. Ini dilakukan untuk antisipasi gelombang panas musim panas yang terus-menerus.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)