
10 Saham Raksasa LQ45 Paling Apes Tahun Ini, Ada GOTO - Bukalapak

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Senin (22/4/2024) kemarin, setelah sempat menghijau di awal perdagangan sesi I kemarin.
IHSG ditutup turun 0,19% ke posisi 7.073,82. IHSG sempat mencoba untuk kembali ke zona hijau. Namun IHSG gagal untuk kembali ke zona hijau di akhir perdagangan. Jika dihitung dari posisi tertingginya yang dicetak pada 14 Maret lalu, IHSG sudah ambrol 4,84%.
Saat IHSG sudah terkoreksi cukup dalam beberapa hari terakhir dan sudah cukup jauh dari harga tertingginya, indeks LQ45, yang menjadi indeks saham acuan setelah IHSG, juga terpantau merana dalam beberapa hari terakhir hingga sepanjang tahun ini. Namun kemarin, LQ45 berhasil ditutup menghijau yakni naik 0,12%.
Dalam sepekan terakhir, LQ45 ambruk 4,39%, sedangkan sepanjang tahun ini sudah merana hingga 5,92%. Merananya LQ45 juga tentu menyebabkan saham-saham yang masuk kedalam indeks tersebut juga terkoreksi.
Saat LQ45 cenderung merana sepanjang tahun ini, ada setidaknya sepuluh saham yang berkinerja saham buruk dari awal tahun hingga perdagangan kemarin.
Dari sepuluh saham tersebut, ada saham teknologi e-commerce yakni PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang ambruk 43,75% sepanjang tahun ini. Namun pada akhir perdagangan kemarin, saham BUKA ditutup menguat 0,86% ke Rp 117/unit.
Mirisnya, saham emiten konsumer PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), yang beberapa tahun lalu dijagokan oleh banyak investor, beberapa tahun terakhir kinerja sahamnya terus menurun. Sepanjang tahun ini saja, UNVR sudah anjlok 32,11%. Kemarin, saham UNVR ditutup melesat 1,26% menjadi Rp 2.410/unit.
Berikut kinerja saham-saham LQ45 terboncos sepanjang 2024.
Dengan banyaknya saham LQ45 yang terkoreksi sepanjang tahun ini, maka tentunya hal ini dapat menjadi daya tarik investor karena secara mayoritas saham-saham LQ45 sudah mulai mendekati harga terendahnya setidaknya sepanjang tahun ini.
Apalagi, saham perbankan raksasa yang masuk ke dalam LQ45 tentunya akan banyak diburu oleh investor ketika harganya sudah mulai murah, karena dari sisi kinerja keuangan, saham perbankan raksasa RI masih cenderung cukup baik dibandingkan dengan sektor lainnya.
Akhir-akhir ini saham perbankan big caps yang masuk sebagai konstituen LQ45 mencatatkan koreksi harga saham yang cukup signifikan. Jika koreksi masih berlangsung, maka valuasi juga bisa semakin terdiskon.
Beberapa yang bisa dipertimbangkan masuk portofolio seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)l dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Sebagai catatan, prospek big bank masih menarik juga dipengaruhi oleh profitabilitasnya yang solid. Pada 2023 lalu, keempat bank tersebut mencatatkan kinerja laba bersih tertinggi sepanjang masa.
BBRI mencetak paling banyak secara nominal mencapai Rp60,43 triliun, tumbuh 17,50% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Sementara yang mencatat pertumbuhan laba paling pesat secara tahunan ada BMRI sebesar 33,70% yoy menjadi Rp 55,10 triliun. Dua emiten bank lainnya, yakni BBCA mencatat laba Rp 48,60 triliun, sementara laba BBNI sebanyak Rp 20,09 triliun.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)