
Kinerja Saham LQ45: BRIS Terbang Tinggi, CPIN Paling Apes

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau masih cenderung volatil hingga perdagangan sesi II Senin (22/4/2024), di mana pada posisi hari ini semakin menjauhi rekor tertingginya yang dicetak pada pertengahan Maret lalu.
Hingga perdagangan sesi II pukul 13:40 WIB, IHSG melemah 0,63% ke posisi 7.042,58. Sepanjang tahun ini, IHSG ambles 3,16%. Jika dihitung dari posisi tertingginya yang dicetak pada 14 Maret lalu, IHSG sudah ambrol 5,26%.
Saat IHSG sudah terkoreksi cukup dalam beberapa hari terakhir dan sudah cukup jauh dari harga tertingginya, indeks LQ45, yang menjadi indeks saham acuan setelah IHSG, juga terpantau merana dalam beberapa hari terakhir hingga sepanjang tahun ini.
Dalam sepekan terakhir, LQ45 ambruk 4,84%, sedangkan sepanjang tahun ini sudah merana hingga 6,31%. Merananya LQ45 juga tentu menyebabkan saham-saham yang masuk kedalam indeks tersebut juga terkoreksi.
Jika dicermati, ke-45 saham di LQ45, 19 saham terpantau masih mencatatkan penguatan sepanjang 2024, sedangkan 25 saham merana dari awal tahun ini hingga hari ini, dan satu saham cenderung stagnan.
Adapun dari saham yang masih menguat, saham perbankan syariah terbesar di Indonesia yakni PT Bank Syariah Tbk (BRIS) menjadi juaranya, di mana saham BRIS masih meroket 43,68% sepanjang tahun ini.
Sedangkan dari saham LQ45 yang merana, saham poultry atau perunggasan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) menjadi yang paling parah koreksinya sepanjang tahun ini, yakni ambruk hingga 49,75%.
Berikut kinerja saham-saham LQ45 sepanjang 2024:
Dengan banyaknya saham LQ45 yang terkoreksi sepanjang tahun ini, maka tentunya hal ini dapat menjadi daya tarik investor karena secara mayoritas saham-saham LQ45 sudah mulai mendekati harga terendahnya setidaknya sepanjang tahun ini.
Apalagi, saham perbankan raksasa yang masuk ke dalam LQ45 tentunya akan banyak diburu oleh investor ketika harganya sudah mulai murah, karena dari sisi kinerja keuangan, saham perbankan raksasa RI masih cenderung cukup baik dibandingkan dengan sektor lainnya.
Akhir-akhir ini saham perbankan big caps yang masuk sebagai konstituen LQ45 mencatatkan koreksi harga saham yang cukup signifikan. Jika koreksi masih berlangsung, maka valuasi juga bisa semakin terdiskon.
Beberapa yang bisa dipertimbangkan masuk portofolio seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)l dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Sebagai catatan, prospek big bank masih menarik juga dipengaruhi oleh profitabilitasnya yang solid. Pada 2023 lalu, keempat bank tersebut mencatatkan kinerja laba bersih tertinggi sepanjang masa.
BBRI mencetak paling banyak secara nominal mencapai Rp60,43 triliun, tumbuh 17,50% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Sementara yang mencatat pertumbuhan laba paling pesat secara tahunan ada BMRI sebesar 33,70% yoy menjadi Rp 55,10 triliun. Dua emiten bank lainnya, yakni BBCA mencatat laba Rp 48,60 triliun, sementara laba BBNI sebanyak Rp 20,09 triliun.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)