
China Ngegas Tambah Kapasitas, 'Kiamat' Batu Bara Masih Jauh

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara dunia terpantau menguat nyaris 3% seiring dengan harga minyak yang tinggi akibat serangan Iran ke Israel. Selain itu, ada bukti baru bahwa batu bara belum 'kiamat' juga turut mendongkrak harga.
Pada perdagangan Senin (15/4/2024), harga batu bara dunia acuan Newcastle untuk kontrak Mei 2024 tercatat US$136,5 per ton, menguat 2,75% dibandingkan hari sebelumnya.
Bukti baru bahwa batu bara dunia belum 'kiamat' terungkap dari sebuah laporan oleh Global Energy Monitor (GEM) yang dirilis pada hari Kamis (11/4/2024).
Dalam pernyataannya, GEM menyoroti bagaimana dunia menambah lebih banyak kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara pada tahun lalu dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sejak tahun 2016.
Menurut data dari GEM, Tiongkok memulai pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara baru berkapasitas 70,2 GW pada tahun lalu, hampir 20 kali lipat dibandingkan negara-negara lain di dunia yang berkapasitas 3,7 GW. Negara ini juga baru menghentikan sekitar 3,7 GW kapasitas batu baranya pada tahun 2023.
Negara lain yang meluncurkan pembangkit listrik tenaga batu bara baru selain China adalah Indonesia, India, Vietnam, Jepang, Bangladesh, Pakistan, Korea Selatan, Yunani, dan Zimbabwe.
Sementara itu, negara-negara lain seperti AS dan Inggris, memperlambat laju penutupan pembangkit listrik mereka, dengan hanya sekitar 22,1 GW yang dihentikan pada tahun lalu - jumlah terkecil sejak tahun 2011.
Batu bara juga mendapatkan dorongan dari potensi permintaan dari China seiring dengan tren musim panas yang akan datang. Sentimen ini memacu untuk pasokan kembali ditingkatkan, sebagai langkah mencegah kekhawatiran lonjakan harga saat terjadi suhu panas tahun lalu.
Sebagai informasi, China pada tahun lalu dilanda gelombang suhu panas mencapai 52,2 derajat Celcius yang memacu permintaan pendingin ruangan yang membutuhkan energi tinggi.
impor semua jenis batu bara melalui laut ke China mencapai 97,43 juta metrik ton antara Januari dan Maret 2024, meningkat 16,9% dari 83,36 juta ton yang diimpor pada kuartal yang sama tahun lalu, data yang dikumpulkan oleh analis komoditas Kpler dan dikutip oleh Reuters pada Selasa.
Perkiraan lonjakan impor batu bara melalui jalur laut ini kontras dengan perkiraan sebelumnya bahwa seluruh impor batu bara China pada tahun ini pada dasarnya akan tetap sama dibandingkan 2023.
Impor batu bara China tahun ini diperkirakan setelah mencapai rekor tertinggi pada 2023, kata seorang eksekutif di perusahaan utilitas milik negara China, Guangdong Energy Group, bulan lalu.
Impor batubara China melonjak tahun lalu sebesar 62% ke rekor tertinggi sebesar 474,42 juta metrik ton, didorong oleh tingginya permintaan, batubara domestik berkualitas rendah, dan harga domestik yang lebih tinggi.
Tahun ini, impor diperkirakan mencapai antara 450 juta hingga 500 juta metrik ton, kata Wu Wenbin, kepala manajemen batubara di Guangdong Energy Group, yang dikutip Reuters bulan lalu.
Di sisi lain, harga minyak dunia berada di level US$90 per barel juga jadi pengungkit harga batu bara dunia. Sebab kedua komoditas tersebut memiliki hubungan subtitusi.
Harga minyak dunia menguat kala Iran melakukan serangan udara ke Israel pada Sabtu malam (13/4/2024) dengan meluncurkan drone peledak dan menembakkan 300 rudal untuk membela diri atas upaya Negara Yahudi itu yang ingin memperluas eskalasi perang di Timur Tengah.
Kementerian Luar Negeri Iran mengungkapkan bahwa tindakan tersebut merupakan respons pembalasan atas agresi militer dari Israel ke kantor konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April 2024 lalu yang menewaskan tujuh Garda Revolusi Iran, termasuk dua jenderal.
CNBCÂ INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)