Harga Emas Dunia Kembali Silau, Tembus US$ 2.335

Revo M, CNBC Indonesia
11 April 2024 07:50
FILE PHOTO: Gold bars are seen in this picture illustration taken at the Istanbul Gold Refinery in Istanbul March 12, 2013.  REUTERS/Murad Sezer/File Photo
Foto: Ilustrasi Emas (REUTERS/Murad Sezer)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia kembali mengalami kenaikan pada Kamis (11/4/2024) setelah kemarin sempat mengalami penurunan.

Dilansir dari Refinitiv, harga emas dunia per pukul 6:19 WIB mengalami kenaikan sekitar US$3/troy ounce menjadi US$2.335,46/troy ounce.

Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (10/4/2024) yang berada di angka US$2.332,79/troy ounce.

Kenaikan harga emas dunia ini terjadi pasca Amerika Serikat (AS) merilis data inflasinya yang menunjukkan bahwa perekonomian yang lebih kuat dari perkiraan. Alhasil prospek penurunan suku bunga dari bank sentral AS (The Fed) lebih jauh di masa depan.

Inflasi AS terpantau naik sebesar 3,5% year on year/yoy pada periode Maret 2024 atau berada di atas ekspektasi pasar yakni 3,4% yoy.

Pada saat yang sama, inflasi terus mempengaruhi harga-harga produsen. Inflasi Inti, tidak termasuk harga pangan dan energi yang berfluktuasi, meningkat 0,4%, lebih tinggi dari perkiraan.

Laporan tersebut mengatakan bahwa inflasi inti tahunan naik 3,8%, tidak berubah dari angka bulan Februari.

Laporan tersebut mengatakan bahwa biaya tempat tinggal dan harga bensin yang lebih tinggi merupakan dua faktor terbesar yang menyebabkan tingginya inflasi pada bulan lalu. Jika digabungkan, kedua indeks ini menyumbang lebih dari setengah kenaikan bulanan indeks untuk semua item.

Managing Director Bannockburn Global Forex, Marc Chandler mengatakan pasar berjangka tidak hanya menjauh dari pemotongan suku bunga The Fed pada bulan Juni, yang saat ini berjumlah sekitar 50%, namun mereka juga telah menurunkan kemungkinan pemotongan pada bulan Juli.

"Untuk pertama kalinya sejak Oktober tahun lalu, pasar tidak memperkirakan setidaknya 25 basis poin pada bulan Juli." ujar Chandler.

Sebagai informasi, survei dari CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa sebesar 45,5% pemangkasan pertama untuk pertama kalinya diperkirakan terjadi pada September 2024.

Sedangkan pada pertemuan Mei, Juni, dan Juli 2024, pelaku pasar meyakini masih akan -mempertahankan suku bunganya di level 5,25-5,5%.

CMEFoto: Meeting Probabilities
Sumber: CME FedWatch Tool

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation