
5 Fakta Soal Rontoknya IHSG: Ambruknya Saham Bank - Asing Kabur

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau ambruk hingga lebih dari 1% pada penutupan perdagangan Senin (1/4/2024) kemarin, seiring memanasnya sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK).
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup ambles 1,15% ke posisi 7.205,06. IHSG pun sempat menyentuh level psikologis 7.100, sebelum akhirnya berhasil memangkas koreksinya dan bertahan di level psikologis 7.200.
Nilai transaksi IHSG pada kemarin mencapai sekitar Rp 11 triliun, dengan melibatkan 17 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 167 saham naik, 455 saham terkoreksi dan 167 saham sideways.
Investor asing mencatatkan kembali penjualan bersih (net sell) kemarin, bahkan nilainya cukup besar yakni hingga mencapai Rp 1,54 triliun di pasar reguler.
Beberapa sektor menjadi penekan IHSG kemarin, dengan sektor keuangan menjadi yang paling memberatkan indeks hingga mencapai 2,7 indeks poin. Selain keuangan, ada sektor transportasi, kesehatan, teknologi, dan konsumer primer.
Adapun berikut berita-berita terkait IHSG kemarin.
1. IHSG Ambruk Gegara Memanasnya Sidang Sengketa Pemilu 2024?
IHSG berakhir ambruk di tengah berlanjutnya sidang sengketa Pemilu 2024 atau Pilpres 2024. Mahkamah Konstitusi (MK) kembali menggelar sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) (pilpres) 2024. Badan itu memeriksa para saksi dan ahli dari pemohon Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Amin).
Dalam laman media sosial YouTube KPU RI, terlihat bagaimana sidang berlangsung. Nama seorang menteri pun muncul dalam persidangan itu.
"DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu) membuat putusan tapi putusannya dibuat setelah proses kampanye selesai, dan dikatakan bahwa menteri, sebut saja Zulkifli Hasan telah melakukan pelanggaran, mengenai kampanye, mengenai cuti kampanye, dan putusannya hanya menegurnya saja," kata tim hukum Timnas Amin Bambang Widjojanto menyebut Menteri Perdagangan RI.
"Dalam perspektif keahlian saudara saksi, saudara ahli, bagaimana putusan itu, yang tidak mengubah kampanye bansos berulang-ulang kali" katanya di MK, Senin (1/4/2024).
Sebelumnya, kuasa hukum AMIN memang meminta MK menghadirkan empat menteri sebagai saksi dalam sidang sengketa Pilpres 2024. Empat menteri tersebut yaitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan serta Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Tim Hukum Ganjar Pranowo dan Mahfud MD juga mendukung permintaan kubu AMIN terkait pemintaan tersebut. Ketua Tim Hukum Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis mengatakan kesaksian dari dua kementerian itu penting untuk dihadirkan oleh MK.
2. Ini Kata Pengamat Penyebab Ambruknya IHSG Kemarin
Beberapa pengamat menilai penyebab ambruknya IHSG pada hari ini. Menurut Barra Kukuh Mamia, Ekonom Senior Bank Central Asia, koreksi IHSG salah satunya disebabkan karena pelemahan rupiah.
Salah satu faktor yang mendorong pelemahan rupiah adalah turunnya surplus neraca perdagangan Indonesia sepanjang kuartal pertama 2024 menjadi US$ 1,8 miliar per bulan dari sebelumnya US$ 3miliar per bulan.
Selain itu, terbatasnya arus modal asing masuk ke obligasi pemerintah juga mendorong pelemahan rupiah dan pada akhirnya IHSG mengikuti. Antisipasi libur panjang lebaran juga mendorong permintaan dolar Amerika Serikat (AS) yang tinggi, membuat rupiah pun merana.
Sementara menurut ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Wisnubroto, faktor pendorong pelemahan rupiah yang juga berimbas ke IHSG utamanya yakni dari eksternal khususnya datang dari AS.
Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell memberi sinyal tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga. Oleh karena itu, higher for longer masih akan berlangsung untuk beberapa waktu ke depan.
3. Saham-saham Ini Dilego Asing Saat IHSG Ambruk
Investor asing mencatatkan kembali penjualan bersih (net sell) kemarin, bahkan nilainya cukup besar yakni hingga mencapai Rp 1,54 triliun di pasar reguler.
Beberapa saham terpantau dilepas asing kemarin. Adapun saham yang paling banyak dilepas asing yakni saham telekomunikasi PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang dilepas sebanyak Rp 667,5 miliar.
Selain itu, saham perbankan terjumbo kedua di Indonesia juga terpantau dilepas asing, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 331,7 miliar kemarin.
Berikut saham-saham yang dilepas asing kemarin.
4. Ini Saham Penekan IHSG Kemarin
Empat saham bank raksasa menjadi penekan terbesar IHSG kemarin, dengan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi penekan paling besar yakni hingga mencapai 31,7 indeks poin. Kemudian di posisi kedua terdapat saham bank paling jumbo di Indonesia yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang menekan indeks hingga 15,4 indeks poin.
Berikut saham-saham yang menjadi penekan (laggard) IHSG kemarin.
5. Saham Perbankan Raksasa Kompak Ambruk
Saham perbankan raksasa terpantau berjatuhan pada perdagangan kemarin, di tengah berakhirnya stimulus restrukturisasi kredit perbankan terdampak Covid-19 pada 31 Maret 2024, seiring dengan pencabutan status pandemi Covid-19 oleh pemerintah pada Juni 2023.
Setidaknya lima saham perbankan raksasa ambruk lebih dari 2% dan bahkan ada yang ambruk lebih dari 5%. Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menjadi yang paling parah koreksinya kemarin yakni ambruk 5,9% ke posisi Rp 2.550/unit. Sedangkan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ambles 2,07% ke Rp 5.925/unit dan menjadi yang paling minor koreksinya di antara saham perbankan raksasa lainnya.
Berikut pergerakan saham bank raksasa pada penutupan perdagangan Senin kemarin.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Syariah Indonesia | BRIS | 2.550 | -5,90% |
Bank Mandiri (Persero) | BMRI | 6.900 | -4,83% |
Bank Negara Indonesia (Persero) | BBNI | 5.650 | -4,24% |
Bank Central Asia | BBCA | 9.850 | -2,23% |
Bank Rakyat Indonesia (Persero) | BBRI | 5.925 | -2,07% |
Sumber: RTI
Rupiah yang terdepresiasi membuat saham perbankan berjatuhan kemarin. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa sentimen dovish dari The Fed telah mereda, sehingga membuat rupiah terdepresiasi. Akan tetapi pergerakan saham bank pada hari ini menurutnya lebih disebabkan oleh pesta sentimen dividen yang telah usai.
"Bisa jadi euforia pembagian dividen mulai mereda," katanya kepada CNBC Indonesia, Senin (1/4/2024).
Terkait dengan pemilu, sejauh ini berjalan dengan aman dan damai. Meski dalam perkembangan terdapat hak angket di DPK dan sengketa melalui Mahkamah Konstitusi, tetapi dia menilai stabilitas politik dan keamanan relatif baik.
Terpisah, praktisi pasar modal Hans Kwee mengatakan bahwa kemungkinan besar saham bank jumbo mengalami koreksi, mengikuti tren IHSG pada hari ini karena dampak sengketa pemilu.
"Dari global pasar cukup posiitf. Data pce us data, data manufaktur china naik, harusnya IHSG rebound. Kalau tidak naik Kemungkinan besar karena sengketa pemilu," katanya.
Akan tetapi dia menilai dampak sengketa pemilu terhadap pasar saham biasanya hanya jangka pendek.
Selain itu, koreksi pada saham bank jumbo hari ini juga seiring dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang resmi mengakhiri stimulus restrukturisasi kredit perbankan terdampak Covid-19 pada 31 Maret 2024, seiring dengan pencabutan status pandemi Covid-19 oleh pemerintah pada Juni 2023. OJK juga mempertimbangkan ekonomi Indonesia yang telah pulih dari dampak pandemi.
Sebagaimana diketahui, kebijakan tersebut telah menopang kinerja perbankan di tengah krisis akibat pandemi Covid-19. Selama empat tahun implementasi, pemanfaatan stimulus restrukturisasi kredit ini telah mencapai Rp830,2 triliun, yang diberikan kepada 6,68 juta debitur pada Oktober 2020, yang merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. Sebanyak 75 persen dari total debitur penerima stimulus adalah segmen UMKM, atau sebanyak 4,96 juta debitur dengan total outstanding Rp348,8 triliun.
Nafan menilai berakhirnya program restrukturisasi justru memberikan sentimen positif terhadap industri. Hal ini menunjukkan perbankan di Indonesia dinilai sudah lebih kuat setelah pandemi.
"Seharusnya NPL bisa semakin baik, alias bisa semakin ditekan," katanya.
Per Januari 2024, OJK mencatat rasio non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah gross sebesar 2,35% dan NPL net 0,79%.
Senada, Hans menilai industri perbankan saat ini terbilang sehat, sehingga berakhirnya program restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 seharusnya tidak memberikan dampak besar.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan:Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)