Gudang Senjata TNI Meledak, Intip Produsen Nasional Persenjataan RI

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
31 March 2024 10:00
Alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang terparkir di Lapangan Depan GOR Ahmad Yani Mabes TNI, Jakarta, (28/2/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang terparkir di Lapangan Depan GOR Ahmad Yani Mabes TNI, Jakarta, (28/2/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gudang amunisi Kodam Jaya di Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, meledak pada Sabtu (30/3/2024). Insiden itu terjadi sekitar pukul 18.15 WIB.

Ratusan warga yang berada di sekitar lokasi ledakan langsung dievakuasi dan petugas pemadam kebakaran langsung bekerja menijankkan kobaran api di lokasi.

Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta (Pangdam Jaya) Mayjen TNI Mohamad Hasan mengatakan ledakan disinyalir berawal dari gudang nomor 6.

Sebelum ledakan dikonfirmasi terjadi sekitar pukul 18.15 WIB, percikan asap sejatinya telah muncul sejak sekitar pukul 18.05 WIB.

Menurut analisis, ledakan terjadi akibat masih tersimpannya amunisi yang sudah kedaluwarsa yang seharusnya dimusnahkan. Adapun pihaknya telah menerbitkan surat penghapusan amunisi sejak awal 2024.

"Sehingga ini kemungkinan karena seperti bahan peledak kan bahan kimia nih, yang kemungkinan sangat labil saat ini dan memang kamu tidak pakai lagi. Jadi kemungkinan seperti itu," ujar Hasan.

Hasan memastikan tak ada instalasi kelistrikan di gudang tersebut sehingga penyebab ledakan kemungkinan besar dari amunisi itu sendiri.

Adapun gudang amunisi tersebut menyimpan lebih dari 160.000 amunisi serta bahan peledak lainnya.

Sejauh ini, Hasan menyatakan tidak ada korban jiwa akibat insiden ini.

"Dan sampai dengan saat ini kami sudah mengecek seluruh lokasi, di arah pemukiman tidak ada korban jiwa. Kami tegaskan tidak ada korban jiwa," tutur Hasan.

Hasan juga mengatakan pihaknya akan terus melakukan penyelidikan lebih lanjut soal penyebab ledakan terjadi.

Sementara menurut Brigjen TNI KristomeiSianturi menuturkan lokasi gudang terletak di tengah permukiman padat penduduk. Permukiman warga terdekat berjarak kurang dari satu kilometer dari lokasi kejadian.

Alhasil, petugas fokus mengevakuasi dan mengamankan warga sekitar seiring menunggu situasi kondusif sampai petugas pemadam kebakaran bisa mulai mendekat.

Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan sebanyak 135 kepala keluarga (KK) diungsikan dari sekitar lokasi ledakan.

"Ada 85 KK yang untuk sementara di tempat kepala desa. Dan 50 KK di tempat masjid Darussalam, dalam kota wisata," kata Bey dalam di dekat lokasi kebakaran.

Warga yang dievakuasi umumnya mereka yang rumahnya berada di radius sekitar 200-300 meter dari pagar terluar lokasi ledakan. Dia juga memastikan sejauh ini kondisi warga setempat aman.

Hingga Minggu (31/3/2024) dini hari, masih ada titik api di lokasi kejadian ledakan.

Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Provinsi DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan hal itu bisa diketahui dari hawa panas yang masih terdeteksi.

"Kalau dari termalnya (hawa panas) tadi kita lihat, masih ada titik apinya," katanya.

Daftar Perusahaan Senjata Terbesar di RI

Terlepas dari pilunya peristiwa ledakan besar di gudang amunisi tersebut tadi malam, beberapa perusahaan tercatat menjadi produsen senjata terbesar di Indonesia.

Berikut perusahaan Senjata Terbesar di RI

1. PT Pindad (Persero)

PT Pindad merupakan perusahaan manufaktur pertahanan Indonesia yang berdiri sejak 1808, dan diakuisisi oleh pemerintahan Indonesia pada 1950 dan berganti nama menjadi Perindustrian Angkatan Darat (Pindad) pada tahun 1962.

Dengan Visi menjadi perusahaan Top 100 pada tahun 2024, PT Pindad melaksanakan beberapa strategi khusus yang akan diadakan bertahap selama 5 tahun yaitu: 1) Menyelaraskan komitmen dengan pengguna dan pemerintah, Mengintegrasikan pengembangan ekosistem pertahanan; 2) Meningkatkan kolaborasi di seluruh BUMN Klaster industri pertahanan; dan 3) Memastikan keunggulan produksi alutsista.

Beberapa produksi alutsista unggulan PT Pindad adalah senjata dan amunisi seperti SPR-2, G-2 Premium, dan munisi 7,62 mm, produk kendaraan khusus dikepalai oleh Anoa 6x6, Tank Medium Harimau, dan Maung 4x4.

Produk unggulan PT Pindad sendiri merangkap tank medium, kendaraan tempur lapis baja (Armoured Personnel Carrier, APC), kendaraan lapis baja ringan (LAV), kendaraan taktis ringan (Light Utility Vehicle, LUV), dan sistem persenjataan (Remote Control Weapons System, RCWS).

2. PT PAL (Persero)

PT PAL Indonesia berspesialisasi dalam pembuatan dan rekayasa kapal. Didirikan pada tahun 1980 dan berkantor pusat di Surabaya, Jawa Timur. PT PAL membangun berbagai jenis kapal, antara lain kapal militer, kapal komersial, dan kapal pendukung lepas pantai.

PT PAL memiliki kapabilitas untuk membangun berbagai jenis kapal militer, antara lain kapal patroli (Fast Patrol Boat, FPB) 28 m, 38 m, 57 m, kapal cepat rudal (KCR) 60 m, kapal Landing Platform Dock (LPD) 124 m dan 125 m, kapal strategic sealift vessel (SSV) 123 m, kapal bantu rumah sakit, kapal perusak kawal rudal (PKR) atau fregat 105 m, dan kapal selam kelas Nagapasa.

PT PAL telah memiliki kemampuan secara mandiri untuk memproduksi FPB, LPD, SSV dan kapal bantu rumah sakit. Akan tetapi, untuk jenis fregat dan kapal selam, PT PAL masih bergantung dari kerja sama internasional. PT PAL bekerja sama dengan perusahaan galangan kapal asal Belanda, Damen Schiede Naval Ship Building (DSNS), untuk memproduksi fregat kelas Martadinata.

3. PT Dirgantara Indonesia (Persero)

PT Dirgantara Indonesia atau PT DI didirikan pada tahun 1976 melalui penyatuan beberapa perusahaan penerbangan di Indonesia. PT DI memfokuskan kegiatannya pada produksi produk aviasi beserta jasa terkait.

Utamanya, perusahaan ini fokus pada dalam desain, pengembangan, dan pembuatan komponen pesawat terbang, helikopter. Selain itu, PT DI juga memperluas jangkauan bisnisnya dengan penyediaan layanan harwat.

Selanjutnya, perusahaan ini juga tengah merambah produksi satelit dan sistem ruang angkasa. Produk PT DI sendiri tidak sebatas hanya pada alat-alat keperluan militer, tetapi juga sipil, utamanya untuk kepentingan transportasi serta keperluan lain, seperti pengawasan, pencarian dan penyelamatan (SAR), dan penanggulangan bencana.

Produk-produk unggulan aviasi militer PT DI sendiri ada beberapa yang merupakan hasil kerja sama dengan pihak asing maupun lokal. Namun, ada juga produk yang di mana PT DI dapat memproduksi secara mandiri dengan bekal lisensi dari pabrik utamanya ataupun tanpa lisensi.

Untuk kategori Fixed-Wing Aircraft (Pesawat), produk unggulan PT DI dalam bidang ini adalah CN-235, CN-295, NC-212i dan N-219. Kemampuan PT DI untuk memproduksi keempat pesawat ini diawali dengan kerja sama internasional dengan perusahaan asal Spanyol, CASA.

Produksi keempat pesawat tersebut menggunakan model dasar pesawat buatan CASA. Jenis-jenis pesawat ini utamanya bertujuan sebagai pesawat angkut/serbaguna (transport and utility aircraft). N219 sendiri berkapasitas 19 penumpang, sementara CN-235 dan NC-212i dapat difungsikan sebagai angkutan kargo atau penumpang maupun misi militer.

Posisi Indonesia dalam Hierarki Industri Pertahanan Global

Untuk determinan nilai strategis, dapat dikatakan bahwa autarki atau kemampuan produksi secara mandiri masih sangat terbatas. Kemampuan tersebut dapat dikatakan absen pada produksi alutsista dengan tingkatan teknologi yang lebih kompleks, seperti pesawat tempur, kapal selam, dan tank.

Sedangkan performa produk dari industri pertahanan nasional dapat dikatakan masih belum menyentuh alutsista teknologi tinggi.

Meskipun sudah ada beberapa produk alutsista teknologi tinggi yang sudah atau sedang diproduksi, produk-produk tersebut merupakan hasil dari kerja sama internasional, contohnya kapal selam hasil kooperasi antara PT. PAL dengan perusahaan asal Korea Selatan DSME.

Untuk determinan daya ekspor, mayoritas pengguna dari produk-produk PT Pindad, PT PAL, dan PT DI berasal dari pasar domestik.

Selain itu, mayoritas dari pengguna luar negeri adalah negara-negara dengan latar belakang kemampuan industri pertahanan yang relatif lebih rendah dibandingkan Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa daya ekspor industri pertahanan Indonesia masih terbatas.

Dalam determinan ketersediaan alternatif asing, produk-produk industri pertahanan nasional secara garis besar memiliki substitusi internasional, bahkan tak jarang TNI menggunakan jenis alutsista asing yang sebenarnya sudah dapat diproduksi industri pertahanan nasional.

Sebagai contoh, meski PT DI telah dapat memproduksi helikopter angkut ringan, TNI masih melakukan akuisisi alutsista jenis serupa dari perusahaan asing, yakni helikopter Colibri buatan Airbus Helicopters.

Selain itu produksi kendaraan taktis (rantis) PT Pindad pun dapat dikatakan ada ketersediaan alternatif dari industri pertahanan asing. Begitu pun dengan produk-produk kapal patroli PT PAL.

Sementara itu, jumlah alutsista platform buatan domestik secara komposisi memiliki porsi yang signifikan secara kuantitas pada TNI Angkatan Darat (AD) dan TNI Angkatan Laut (AL).

Meski secara kuantitas signifikan, mayoritas dari platform tersebut bukanlah alutsista ujung tombak matra ataupun berteknologi yang paling mutakhir.

Alutsista seperti rantis pada TNI AD dan kapal perang kecil dan kapal patroli pada TNI AL adalah contoh jenis alutsista yang mendominasi komposisi alutsista berasal dari industri pertahanan nasional. Sehingga dapat disimpulkan daya dukung industri pertahanan nasional pada pengguna utama, yakni TNI, masih terbatas.

Untuk determinan efektivitas biaya produk pertahanan dan biaya produk asing tidak dapat diulas secara mendalam karena keterbatasan informasi dan elemen sensitivitas yang melekat pada kedua determinan.

Akan tetapi, berdasarkan diskusi dengan beberapa pelaku industri pertahanan nasional, mereka mengutarakan adanya perbedaan yang signifikan dalam konteks biaya. Situasi ini juga yang menyebabkan dalam beberapa kesempatan, TNI sebagai pengguna utama lebih tertarik untuk melakukan akuisisi pertahanan produk asing dibanding lokal.

Meskipun begitu, beberapa produk-produk industri pertahanan Indonesia telah membentuk suatu ceruk pasar khusus. Sebagai contoh, pesawat CN yang diproduksi PT DI telah merambah pasar Afrika.

Keberhasilan pesawat CN buatan PT DI untuk dapat beradaptasi di lingkungan tropis membuat beberapa negara Afrika tertarik untuk melakukan akuisisi.

Negara Asal Alutsista TNISumber: IISS The Military Balance

Dari indikator-indikator yang dianggap relevan dengan industri pertahanan, secara umum penilaian Indonesia mayoritasnya berada di bawah rerata penilaian negara-negara lainnya dalam indeks.

Indonesia hanya unggul di indikator Keamanan Sumber Daya, Keamanan Geoekonomi, Demografi 2030, Diplomasi Pertahanan, dan Kebijakan Luar Negeri.

Sementara itu, Indonesia hanya sedikit di atas rerata pada indikator Ukuran Kemampuan Ekonomi, Postur Militer Asia, dan Keamanan Geopolitik.

Penilaian ini menunjukkan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki modal yang tercermin pada PDB-nya yang tinggi, akses terhadap sumber daya alam, serta bonus demografinya.

Indonesia juga sebenarnya dinilai sudah memiliki proyeksi maupun ambisi yang kuat secara diplomasi pertahanan maupun kebijakan luar negeri.

Penilaian Industri Pertahanan RISumber: Asia Power Index
Penilaian Industri Pertahanan RI

Akan tetapi, modal dan ambisi tersebut nyatanya belum mampu mengangkat penilaian-penilaian lainnya, terutama pada sejumlah indikator di bawah variabel Kemampuan Militer. Padahal, kemampuan militer Indonesia merupakan aspek penting dari industri pertahanannya.

Tidak hanya itu, penilaian Indonesia pada indikator teknologi pun dapat dikatakan cukup jauh di bawah rerata. Indikator teknologi yang meliputi ekspor teknologi tinggi, produktivitas, SDM dalam litbang, anggaran litbang, serta keunggulan khusus lainnya seperti penerima Nobel, supercomputers, satelit, dan energi terbarukan juga tak kalah penting dalam membawa industri pertahanan yang lebih mumpuni.

Oleh karena itu, industri pertahanan Indonesia akan mendapat manfaat maksimal dari ketahanan ekonomi yang dapat mendukung investasi berkelanjutan dalam kemampuan pertahanan dan pengembangan teknologi.

Pemetaan ini turut menjustifikasi bahwa ambisi autarki Indonesia bukanlah sebuah visi yang tidak masuk akal. Indonesia sebenarnya memiliki sejumlah modalitas untuk melangkah dan mencapai ambisi autarkinya selama mampu mengoptimalkan kapabilitasnya pada indikator-indikator yang ada.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(chd)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation