CNBC Insight

Jarang Diketahui, 2 Peristiwa Heroik di RI Ini Terjadi di Ramadhan

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
29 March 2024 04:00
Tugu proklamasi
Foto: Kemenparekraf

Jakarta, CNBC Indonesia - Ramadhan menjadi bulan suci bagi Umat Muslim. Bulan tersebut juga menjadi saksi beberapa peristiwa bersejarah bagi Umat Islam di seluruh dunia, khususnya di Indonesia.

Sejarah mencatat ada dua kejadian penting di Indonesia yang terjadi di bulan Ramadan. Apa itu?

Proklamasi Kemerdekaan 

Semua orang mengetahui proklamasi kemerdekaan Indonesia terjadi pada 17 Agustus 1945. Namun, belum banyak orang tahu bahwa di tahun Islam, proklamasi Indonesia terjadi 9 Ramadhan 1367 Hijriah. Artinya, jika mengacu pada penanggalan Islam, kini Indonesia sudah menginjak usia ke-79.

Meski suasana menjelang proklamasi cukup panas, para pemimpin bangsa kala itu tak lupa menjalankan sahur dan berbuka puasa. Pada Jumat dini hari, 17 Agustus 1945, para elit, termasuk Soekarno dan Hatta, yang terlibat sengit soal waktu proklamasi menyempatkan diri untuk sahur.

Menunya adalah nasi goreng, roti telur, dan ikan sarden. Setelah sahur bersama, mereka lantas memutuskan proklamasi bakal dilaksanakan di Jl. Pegangsaan Timur No.45 tepat pukul 10.00 Waktu Indonesia Barat. 

Di tengah terik matahari dan menahan lapar, rakyat Indonesia antusias menyaksikan upacara proklamasi kemerdekaan. Begitu pula Soekarno yang membacakan naskah proklamasi atas nama bangsa Indonesia. Sejak itulah Indonesia berdiri sebagai negara yang berdaulat. Sehari setelahnya, Soekarno pun dilantik menjadi Presiden Indonesia.

Menariknya, perintah pertamanya saat jadi presiden bukan soal kebijakan politik, tetapi urusan pribadi. Dalam otobiografi Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (1965), Soekarno bercerita perintah pertamanya adalah memesan sate ayam 50 tusuk untuk berbuka puasa. 

Pesanan itu terjadi usai dirinya melihat pedagang sate tak berbaju sedang berjualan di pinggir selokan. Merasa iba, Soekarno membeli dagangan sate tersebut dan menyantapnya sembari jongkok di pinggir got ketika adzan maghrib berkumandang.

Agresi Militer Belanda

Keputusan proklamasi kemerdekaan, membuat Belanda geram terhadap Indonesia. Negeri kincir angin ingin kembali menjajah Indonesia. Atas dasar inilah, mereka kembali menyerang Indonesia dalam aksi yang disebut Agresi Militer I pada 1947.

Semua orang sudah mengetahui soal seluk beluk Agresi Militer I. Namun, belum banyak orang tahu kalau kejadian tersebut terjadi di bulan Ramadhan tahun 1366 Hijriah.

Belanda melihat rakyat Indonesia yang menahan lapar dan haus seharian sebagai titik kelemahan, sehingga menjadi awal potensial penyerangan. Atas dasar ini pula, mereka melakukan serangan di pagi hari tak lama setelah sahur. 

Kendati demikian, rakyat Indonesia bukan berarti lemah sesuai kacamata Belanda. Dalam paparan Kronik Revolusi Indonesia 3 (1947) diceritakan bahwa mayoritas rakyat menganggap puasa tak menghalangi perjuangan mengusir kembali Belanda.

Di Aceh, misalkan, para ulama menyerukan seluruh rakyat untuk mengangkat senjata berjuang mengusir Belanda. Bahkan, mereka juga menyebut bulan puasa harus jadi ajang pemupukan iman dan perjuangan. Tentu ini bertujuan agar tak dianggap lemah Belanda. 

Dalam operasi militer ini, Belanda mengerahkan ratusan tentara dan puluhan alutsista untuk merebut kembali Indonesia, khususnya Jawa dan Sumatera. Pertempuran antara pihak Indonesia pun tak dapat dipisahkan. Banyak pejuang dan militer Indonesia angkat senjata melawan Belanda. Selain itu, banyak pula yang mengungsi ke daerah lain imbas perang. 

Akan tetapi, sejarah telah membuktikan sekalipun rakyat Indonesia sedang menahan lapar dan haus, Belanda pada akhirnya tak berhasil menguasai kembali Indonesia. Kita tahu Agresi Militer Belanda I berhenti pada 15 Agustus 1947, meski setahun kemudian mereka kembali menyerang Indonesia. 

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mfa/mfa)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation