Fenomena Aneh 2024! Warga RI Malah Ngerem Beli Baju Saat Mau Lebaran

Revo M, CNBC Indonesia
25 March 2024 18:50
Pengunjung memilih busana muslim saat berbelanja di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (5/3/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Minat masyarakat untuk berbelanja jelang Ramadhan 2024 mengalami kenaikan. Namun, minat masyarakat untuk membeli baju justru turun padahal Ramadhan identik dengan belanja baju baru.

Mandiri Spending Index (MSI) menunjukkan bahwa belanja cenderung meningkat baik dari sisi nilai maupun frekuensi menjelang Ramadhan tahun ini.

MSI dari sisi frekuensi naik menjadi 585,3 pada Ramadhan 2024 yang merupakan posisi tertinggi jika dibandingkan dengan Ramadhan 2021, 2022, maupun 2023. Sedangkan dari sisi nilai, MSI juga meningkat menjadi 215,6 yang juga lebih tinggi dibandingkan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya.

Hal ini pun terefleksi dari nilai MSI untuk seluruh wilayah di Indonesia, baik di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, serta Maluku dan Papua.

MSIFoto: MSI (nilai) berdasarkan wilayah
Sumber: Mandiri Spending Index

Kenaikan kelompok belanja ditopang oleh kelompok belanja consumer goods yang secara umum sub kelompok consumer goods menopang kenaikannya, khususnya supermarket.

Bahkan hingga per 10 Maret 2024, consumer goods tumbuh lebih tinggi baik secara tahunan (year on year/yoy), bulanan (month to month/mtm), maupun year to date (ytd).

Secara tahunan, consumer goods tumbuh sebesar 55,1%, secara bulanan tumbuh 15,3%, sedangkan secara ytd tumbuh 52,2% pada 2024 atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan 2023 yang sebesar 43,9%.

Data MSI di atas menunjukkan belanja tertinggi adalah untuk supermarkets. Biasanya belanja ini terkait erat dengan kebutuhan sehari-hari dan mendasar seperti makanan, minyak, hingga sabun.

Pada Maret 2024 atau Ramadhan tahun ini, porsi belanja masyarakat untuk supermarket mencapai 24,9%. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan pada Ramadhan 18,2-18,6%.
Belanja supermarkets juga menjadi satu-satunya jenis pengeluaran yang kenaikanya sangat signifikan.

Belanja untuk supermarkets memakan porsi terbesar. Porsi terbesar kedua adalah untuk restoran dengan jumlah 22,4%. Porsi tersebut turun tipis dibandingkan Ramadhan 2023 yang tercatat 22,3-22,5%.
Bila digabung belanja keduanya mencapai 47,3%. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan pada Ramadhan 2023 yang tercatat 40,5%. Artinya, 47,3% belanja masyarakat Indonesia pada Ramadhan ini dihabiskan untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk makan dan sehari-hari.

MSIFoto: MSI
MSI

Belanja Fashion Turun Drastis

Data MSI juga menunjukkan mayoritas belanja turun pada Ramadhan tahun ini dibandingkan tahun lalu. Penurunan belanja terbesar salah satunya untuk fashion dan jewelry atau perhiasan. 

Berbeda halnya dengan porsi fashion dan jewelry yang terus mengalami penurunan dari awal 2023. Porsi fashion awalnya sebesar 9,6% sementara jewelry sebesar 5,3%. Sedangkan pada Maret 2024 turun cukup tajam masing-masing menjadi 8,3% dan 3,2%.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat cenderung menggunakan dana yang ada untuk konsumsi kebutuhan dasar dibandingkan dengan membeli sesuatu untuk mempercantik penampilan.

Porsi belanja masyarakat Indonesia untuk fashion pada Ramadhan 2024 hanya 8,3% dari total. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan Ramadhan 2023 yang tercatat 9,5-12,1%.

Porsi belanja fashion stagnan setelah anjlok sebesar 8,2% pada Januari. Porsi belanja fashion fashion yang ada di kisaran 8,2-8,3% adalah yang terendah sejak Agustus 2021 atau saat Indonesia dihantam gelombang Delta yang sangat mematikan.


Secara agregat, belanja semua kelompok masyarakat cenderung meningkat, baik yang berpenghasilan rendah, menengah, maupun tinggi.

Masyarakat bawah cenderung memiliki tingkat konsumsi yang lebih tinggi dibandingkan masyarakat berpenghasilan menengah maupun tinggi. Namun, masyarakat bawah menggunakan tabungan untuk konsumsi.

Data MSI menunjukkan tabungan masyarakat di kelas menengah dan bawah. Penurunan paling tajam terjadi di kalangan masyarakat kelas bawah atau dengan tabungan di bawah Rp 1 juta.

Data MSI menunjukkan penurunan tingkat tabungan masyarakat kelompok lower sudah turun terus sejak Mei 2023. Kondisi ini ikut menekan porsi belanja mereka.

Bagi kelompok middle dan higher, porsi tabungan mereka juga berkurang tetapi tingkat penurunannya tidak secepat kelompok lower.

MSIFoto: Tingkat belanja dan tabungan
Sumber: Mandiri Spending Index

Indeks tabungan kelompok bawah turun drastis dari kisaran 100 pada Januari 2022 ke 39,5 pada Maret 2024. Kelompok menengah, indeks tabunganya berkurang dari 100 pada Januari 2022 menjadi 96,2 per Maret 2024

Kelompok atas, indeks tabungannya justru naik dari 100 pada Januari 2022 menjadi 105,1 pada Maret 2024.

Kelompok lower atau bawah adalah konsumen dengan rata-rata tabungan kurang dari Rp 1 juta, menengah antara Rp 1 -10 Juta, atas adalah di atas Rp 10 juta.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation