
Minyak & Batu Bara Ambruk Dalam Sepekan, Apa Sebabnya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara dan minyak dunia cenderung melemah selama sepekan terakhir.
Merujuk pada Refinitiv, pada perdagangan Jumat (24/3/2024) harga batu bara ICE Newcastle kontrak April ditutup turun 0,12% di level US$124,5 per ton. Dalam sepekan harga batu bara terus melemah lima hari beruntun dari US$130,1 pada 15 Maret 2024.
Posisi penutupan perdagangan Jumat kemarin menjadi yang terendah sejak 21 Februari 2024 atau sekitar satu bulan terakhir.
Penurunan harga emas hitam ini terjadi di tengah kementerian batubara federal India yang berhasil melelang 13 tambang batubara komersial, dalam tahap lelang kedelapan dan kesembilan, dalam upaya untuk meningkatkan produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor.
Sebagai catatan, India mengimpor 237,20 juta metrik ton batu bara pada periode April hingga Februari tahun fiskal 2023, naik 7,77% (year on year/yoy) menurut data dari S&P Global Commodities at Sea. India memperkirakan pangsa batubara impornya akan turun di bawah 15% dari total konsumsinya pada tahun fiskal 2025, menurut CAS.
Tidak hanya dari India, produksi batu bara China diperkirakan meningkat 36 juta metrik ton atau 0,8%, menjadi sekitar 4,7 miliar ton pada 2024, menurut kelompok industri batu bara China pada Rabu, lebih lambat dibandingkan pertumbuhan tahun lalu sebesar 2,9%.
China yang merupakan konsumen batu bara terbesar di dunia menambang 4,66 miliar ton batu bara. Produksi yang meningkat ini bisa menambah pasokan dalam negeri sehingga permintaan impor bisa turun.
Begitu pula dengan harga minyak dunia baik West Texas Intermediate (WTI) maupun Brent Oil.
Sejak Rabu (20/3/2024) hingga Jumat (22/3/2024), WTI dan Brent oil mengalami depresiasi tiga hari beruntun.
Tertekannya harga minyak dunia tersebut terjadi akibat lemahnya data permintaan bensin AS dan laporan rancangan resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Persediaan minyak mentah di AS, konsumen minyak terbesar di dunia, secara tak terduga menurun pada minggu lalu, menurut laporan Badan Informasi Energi (EIA) AS pada hari Rabu.
"Harga minyak juga tertekan oleh konfirmasi bahwa AS merancang resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata yang memungkinkan pembebasan 40 sandera Israel sebagai imbalan atas ratusan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel," ungkap Yawger, kepada Reuters.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)