CNBC Indonesia Research

5 Hal Paling Ditunggu dari Pengumuman The Fed, Dunia Ketar-Ketir

Revo M, CNBC Indonesia
20 March 2024 16:00
Federal Reserve Chairman Jerome Powell holds a press conference following a two day Federal Open Market Committee policy meeting in Washington, U.S., January 30, 2019. REUTERS/Leah Millis
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (REUTERS/Leah Millis)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pelaku pasar sedang menunggu keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) pada Kamis (21/3/2024) dini hari waktu Indonesia. Selain keputusan suku bunganya, pasar juga menunggu update kebijakan The Fed yang akan diambil The Fed ke depannya.

Keputusan The Fed menjadi salah satu kabar paling ditunggu pelaku pasar keuangan di seluruh dunia mengingat besarnya dampak serta pengaruh mereka. The Fed adalah lambang supremasi AS di bidang ekonomi karena memegang kuasa sepenuhnya atas penerbitan dolar AS. Amerika Serikat juga menjadi pusat industri keuangan dunia sehingga perkembangan di sana akan sangat menentukan.

Pelaku pasar tampak sudah sepakat jika The Fed akan menahan suku bunga pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Perangkat CME Fedwatch menunjukkan 99% investor yakin The Fed akan menahan suku bunga acuan di 5,25-5,5% dalam pertemuan pekan ini.

Hal ini sama dengan pernyataan ketua The Fed, Jerome Powell, yang menegaskan bahwa para pengambil kebijakan tetap memperhatikan risiko yang ditimbulkan oleh inflasi dan tidak ingin melakukan pelonggaran inflasi terlalu cepat.

"Komite berpendapat bahwa pengurangan kisaran target tidak akan tepat sampai komite memperoleh keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2%." ujar Powell dikutip dari CNBC International.

Berikut tiga hal penting yang dicermati pasar menjelang pengumuman The Fed Kamis dini hari waktu Indonesia:

1. Suku Bunga

Pada saat Federal Open Market Committee (FOMC) menaikkan suku bunga pada Maret 2022, sudah jelas bahwa pemulihan stabilitas harga memerlukan penghapusan distorsi pasokan dan permintaan terkait pandemi, dan juga kebijakan moneter yang restriktif untuk meredam permintaan yang kuat dan memberi menyediakan waktu untuk mengejar ketinggalan. Kekuatan-kekuatan ini sekarang bekerja sama untuk menurunkan inflasi.

Sebelumnya, inflasi Amerika Serikat (AS) pernah mencapai puncaknya pada Juni 2022 di level 9,1% year on year/yoy, ketika perang di Ukraina menyebabkan biaya energi melonjak.

The Fed menanggapinya dengan menaikkan biaya pinjaman secara signifikan untuk mendinginkan perekonomian dan mengurangi tekanan harga.

Seiring berjalannya waktu, suku bunga yang tinggi memang cukup efektif menekan inflasi dan terbukti inflasi AS per Februari 2024 tercatat di angka 3,2% yoy. Sedangkan inflasi inti yang tidak termasuk barang-barang bergejolak seperti makanan dan energi turun menjadi 3,8% yoy.

Suku bunga AS yang tinggi saat ini di level 5,25-5,5% diyakini Powell telah mencapai puncaknya.

"Kami yakin bahwa suku bunga kebijakan kami kemungkinan akan mencapai puncaknya dalam siklus pengetatan ini. Jika perekonomian berkembang secara luas seperti yang diharapkan, mungkin akan tepat untuk mulai mengurangi pembatasan kebijakan pada tahun ini," kata Powell dikutip dari CNBC International.

2. Proyeksi Ekonomi

The Fed akan merilis update triwulanan mengenai perekonomian, khususnya produk domestik bruto (PDB), inflasi, dan tingkat pengangguran. Secara kolektif, perkiraan tersebut dikenal sebagai Ringkasan Proyeksi Ekonomi (Summary of Economic Projections/SEP).

Tidak banyak ekspektasi bahwa The Fed akan mengubah pandangannya mulai bulan Desember 2023, yang mencerminkan penurunan inflasi dan peningkatan PDB. Untuk pertemuan kali ini, fokusnya akan tertuju pada inflasi dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi ekspektasi terhadap suku bunga.

"Meskipun inflasi telah mencapai puncaknya, data aktivitas menunjukkan perekonomian tidak terlalu panas," tulis ekonom Bank of America Michael Gapen. "Kami pikir The Fed masih memperkirakan tiga kali pemotongan tahun ini, namun perkiraannya sangat tipis."

Sebagian besar ekonom berpendapat bahwa The Fed dapat kembali menaikkan perkiraan PDB-nya, meskipun tidak secara drastis, dan mungkin juga mengubah perkiraan inflasi sedikit lebih tinggi.

3. Dot Plot

Dalam FOMC kali ini, akan dirilis dokumen dot plot yang berisi ekspektasi masing-masing anggota perihal suku bunga The Fed ke depan.

Secara khusus, investor akan melihat bagaimana 19 anggota FOMC, baik pemilih maupun non-pemilih, akan menunjukkan ekspektasi mereka terhadap suku bunga hingga akhir tahun ini hingga tahun 2026 dan seterusnya.

Ketika matriks terakhir diperbarui pada bulan Desember 2023, titik-titik tersebut menunjukkan tiga pemotongan pada tahun 2024, empat pemotongan pada tahun 2025, tiga pemotongan lagi pada tahun 2026, dan kemudian dua pemotongan lagi pada suatu saat yang akan menurunkan suku bunga dana federal jangka panjang menjadi sekitar 2,5%.

The FedFoto: Dokumen Dot Plot (Desember 2023)
Sumber: The Fed

4. Pernyataan The Fed

Pernyataan pejabat The Fed juga akan menjadi perhatian besar pasar mengingat kerapnya The Fed memberikan sinyal kebijakan melalui pernyataan mereka yang dapat berdampak bagi bank sentral negara lainnya.

Keputusan The Fed terhadap suku bunga akan berpengaruh terhadap indeks dolar AS (DXY) itu sendiri dan hal ini akan memengaruhi nilai tukar mata uang negara lainnya dengan memberi tekanan.

Ketika The Fed mengatakan pihaknya mengambil langkah hati-hati karena khawatir inflasi akan melonjak lagi jika pelonggaran dilakukan terlalu cepat, bank sentral global pun mulai memperhatikannya.

"Seluruh dunia sedang menunggu The Fed," kata Zandi, ekonom Moody's. "Mereka memilih agar nilai mata uang mereka tidak jatuh dan memberikan tekanan lebih lanjut pada inflasi. Jadi mereka benar-benar ingin The Fed mulai memimpin."

5. Konferensi Pers

Selain menyampaikan hasil FOMC, Powell akan melakukan tanya jawab dengan wartawan selama 45 menit.

Dalam beberapa kesempatan, Powell kerap menyampaikan pernyataan yang tidak tercantum di dalam dokumen saat menggelar konferensi pers.

Pernyataan yang tidak bisa ditebak inilah yang ditunggu pelaku pasar dan biasanya menggerakkan pasar sebab informasi tambahan yang diberikan Powell dapat menjadi pertimbangan lain bagi pelaku pasar untuk mengambil keputusan dan memproyeksi kebijakan The Fed ke depannya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation