
Dahsyat! Anggaran Militer China Bisa Biayai Belanja RI Setahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggaran pertahanan China pada 2024 melonjak 7,2% atau menjadi CNY 1,67 triliun atau US$230 miliar (jika dirupiahkan sebesar Rp3.622,5 triliun dengan kurs Rp15.750/US$).
Anggaran militer Tiongkok lebih besar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 yang tercatat Rp3.325,1 triliun.
Ekspansi anggaran militer Beijing pada 2024 naik sebesar 7,2% jika dibandingkan dengan 2023 serta lonjakan sebesar 7,1% pada tahun 2022. Pada 2021, anggaran juga naik 6,8% dan di 2020 biaya militer mengalami peningkatan sebesar 6,6%.
Dilansir dari Globalfirepower.com, anggaran militer resmi China berada di urutan kedua setelah Amerika Serikat (AS) di dunia. Untuk diketahui, anggaran pertahanan AS sebesar US$831,78 miliar atau 266% lebih besar dibandingkan China.
Kenaikan anggaran pertahanan China tersebut diperkirakan bahkan dapat lebih besar dibandingkan dengan pernyataan resmi. Kenaikan ini juga terjadi saat China mengatakan akan terus melawan plot kemerdekaan Taiwan.
"Kami berjanji untuk dengan tegas menentang kegiatan separatis yang bertujuan untuk 'kemerdekaan Taiwan' dan campur tangan eksternal," ujar laporan terbaru pemerintah dikutip CNBC International.
Anggaran militer China melonjak 88% dari CNY 886,9 juta pada 2015 menjadi CNY 1,67 miliar pada 2024.
Merujuk dari Reuters, ketegangan meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir terkait Taiwan, pulau yang diperintah secara demokratis dan diklaim China sebagai miliknya, dan di tempat lain di Asia Timur seiring dengan meningkatnya pengerahan militer regional.
Li Mingjiang dari Rajaratnam School of International Studies (RSIS) di Singapura, mengatakan bahwa meskipun perekonomian China sedang mengalami kesulitan, Taiwan merupakan pertimbangan utama dalam belanja pertahanan Beijing.
"China menunjukkan bahwa dalam dekade mendatang, mereka ingin mengembangkan militernya hingga siap memenangkan perang jika tidak punya pilihan selain berperang," kata Li.
Tak hanya Taiwan, China juga bersitegang di Laut China Selatan (LCS). Pada hari Selasa, Filipina menuduh penjaga pantai China melakukan manuver berbahaya yang menyebabkan tabrakan antara kapal Beijing dan salah satu kapalnya dalam perjalanan ke Second Thomas Shoal di perairan itu.
Lonjakan belanja militer China salah satu tujuannya adalah untuk mengimbangi kekuatan militer Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik. Kedua negara saling bersaing menjadi kekuatan utama di Pasifik yang dipercaya akan menjadi pusat dari kekuatan global.
RUU tersebut akan akan mengesahkan belanja militer tahunan yang menembus US$ 886 miliar atau setara dengan Rp 13. 923 triliun (US$ 1=Rp 15.715). Anggaran sebesar itu merupakan rekor tersendiri bagi Paman Sam.
Merujuk data Department of Defense (DoD) AS, anggaran militer AS sudah melonjak 29% dibandingkan era sebelum pandemi Covid-19 atau 2019.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)