Newsdata

Asing Ogah Beli Surat Utang RI Meski Prabowo Menang Quick Count

Revo M, CNBC Indonesia
19 February 2024 09:37
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat peresmian Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara Pangsar Soedirman dan 25 Rumah Sakit TNI di Jakarta, Senin (19/2/2024). (Youtube/Kemhan RI)
Foto: Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat peresmian Rumah Sakit Pertahanan Negara Pangsar Soedirman dan 24 RUma Sakit TNI di Jakarta, Senin (19/2/2024). (Youtube/Kemhan RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing tercatat kembali masuk ke pasar keuangan domestik di tengah ketidakpastian global, khususnya dalam hal pasar saham. Namun, investor asing justru meninggalkanSurat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sehingga mencatatkan capital outflow.

Bank Indonesia (BI) merilis data transaksi untuk periode 12 - 15 Februari 2024, investor asing di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp4,07 triliun. Transaksi tersebut terdiri dari jual neto Rp0,98 triliun di pasar SBN, beli neto Rp6,03 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp0,98 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Hal ini cukup mengejutkan khususnya di pasar saham yang terjadi capital inflow begitu besar atau setidaknya yang terbesar di sepanjang 2024.

Di sepanjang 2024 saja, investor asing terus masuk ke pasar saham Indonesia setiap minggunya dan hingga kini telah lebih dari Rp18 triliun asing memasukkan dananya ke Indonesia lewat pasar reguler, negosiasi, maupun tunai.

Salah satu pendorong utamanya yakni hasil hitung cepat (quick count) dan real count sementara yang menunjukkan pasangan nomor urut 2 yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memenangkan pemilihan umum (pemilu) 2024 satu putaran.

Hasil quick count dari dua lembaga survei yang telah mencapai 100% yakni lembaga survei Politika Research Consulting (PRC) menunjukkan Prabowo-Gibran pimpin perolehan suara sebesar 59,22%. Sedangkan lembaga survei Poltracking juga menunjukkan hasil yang sama yakni Prabowo-Gibran pimpin suara dengan jumlah 58,51%.

Sementara hasil real count dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) per 19 Februari 2024 pukul 6:16 WIB dengan capaian 70,45% menunjukkan Prabowo-Gibran unggul jauh dengan suara 58,3%.

Apabila diasumsikan hasil real count sama dengan quick count, maka dapat dipastikan pemilihan presiden (pilpres) tahun ini hanya akan berlangsung satu putaran, sehingga investor cenderung bergembira karena ketidakpastian dari dalam negeri dapat berkurang.

Senior Economist PT Bahana TCW Investment Management, Emil Muhamad mengatakan aliran dana yang begitu besar masuk ke pasar saham menunjukkan pasar merayakan berakhirnya ketidakpastian politik lebih awal.

Untuk diketahui, dalam sepekan terakhir saja, investor asing mencatat capital inflow sebesar Rp8,22 triliun atau sekitar 44,67% dari total capital inflow secara year to date/ytd.

Hal ini menunjukkan sentimen hasil pilpres benar-benar mampu merubah paradigma investor asing dalam melihat pasar saham Indonesia dan akhirnya berani menambah posisinya.

Selaras dengan Emil, Head of Equity Research Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro mengungkapkan investor lebih memilih investasi saham dibandingkan obligasi pemerintah karena potensi jumlah uang beredar yang lebih tinggi dan defisit fiskal yang lebih besar.

Investor Asing Ogah Masuk ke SBN

Data dari BI menunjukkan investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih lebih dari Rp3 triliun dalam dua pekan terakhir. Lebih lanjut pada pekan kemarin, investor asing melakukan capital outflow sebesar Rp0,98 triliun di SBN.

Hal ini tak lepas dari hasil inflasi Amerika Serikat (AS) yang tercatat di atas ekspektasi pasar baik inflasi dari sisi konsumen (CPI) maupun dari sisi produsen (PPI). Inflasi AS yang masih tinggi menjadi sinyal jika ekonomi AS masih kencang sehingga pelaku pasar makin pesimis jika 

Pada Selasa (14/2/2024) pekan lalu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa inflasi AS (CPI) mencapai 3,1% (year on year/yoy) pada Januari 2024, turun dari 3,4% pada Desember 2023. Namun angka ini masih lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yakni di angka 2,9% yoy.

Secara bulanan, inflasi bahkan meningkat 0,3% pada Januari 2024, dari 0,2% pada Desember 2023. Inflasi melonjak karena kenaikan harga di sektor perumahan dan makanan.

Inflasi inti yang tidak menghitung energi dan makanan mencapai 3,9% (yoy) pada Januari 2024 atau sama dengan Desember 2023.

Begitu pula dengan inflasi AS (PPI) yang meskipun melandai, namun di atas ekspektasi pasar. Inflasi produsen tahunan di AS turun tipis menjadi 0,9% pada Januari 2024 dari 1% pada bulan Desember, namun di atas ekspektasi sebesar 0,6%.

Kedua data inflasi yang di atas ekspektasi pasar ini mengindikasikan bahwa suku bunga The Fed berpotensi di tahan di level yang cukup tinggi di waktu yang cukup lama.

Hal ini memberikan dampak imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun di AS menjadi cukup tinggi sehingga investor cenderung lebih tertarik berinvestasi di AS.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation