
Harga Batu Bara Malah Naik di Tengah Hujan Kabar Buruk

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga batu bara menguat tipis di tengah banyaknya sentimen negatif mulai dari melemahnya permintaan hingga pasokan yang melimpah. Namun, kenaikan harga minyak mampu menahan snetimen negatif tersebut.
Menurut data dari Refinitiv, pada perdagangan Selasa (13/02/2024), harga batu bara ICE Newcastle kontrak Maret ditutup di angka US$ 124 per ton atau menguat 0,4%. Kenaikan ini menjadi angina segar setelah harganya ambruk 1,67% pada perdagangan hari sebelumnya.
Harga batu bara menguat meski dihujani banyak sentimen negatif mulai dari melemahnya permintaan hingga meningkatnya pasokan.
Dilansir dari Reuters, impor batu bara thermal dari Asia pada Januari 2024 melandai karena melemahnya permintaan dari China dan India. Namun, impor dari Jepang dan Korea Selatan naik.
Merujuk data Kpler, impor batu bara thermal Asia yang menjadi sumber energi di pembangkit listrik turun 5% menjadi 77,65 juta pada Januari 2024. Pada Desember 202, impor menembus 81,8 juta ton.
Impor batu bara thermal dari China pada Januari mencapai 27,92 juta ton. Volume impor jatuh 13% dibandingkan pada Desember 2023 yang menembus 31,59 juta ton. Kendati demikian, impor China pada Januari 2024 lebih tinggi 34% dibandingkan Januari 2023 yang hanya 20,86 juta ton.
Sementara itu, impor batu ara thermal Jepang melesat ke 11,24 juta ton pada Januari 2024, dari 9,99 juta pada Desember 2023. Impor dari Korea Selatan juga naik menjadi 7,92 juta ton pada Januari 2024, dari 7,32 juta ton pada Desember 2023.
Sentimen negatif juga datang dari sisi pasokan. Pasokan batu bara di pelabuhan barat laut Eropa naik 4% karena minimnya permintaan. Inventori batu bara di pelabuhan utama Eropa yakni Amsterdam, Rotterdam, dan Antwerp (ARA) melesat ke 6,39 juta ton pada pekan ini. Angka tersebut adalah yang tertinggi sejak Juni 2023 atau sembilan bulan terakhir.
Kendati banyak sentimen negatif, harga batu bara masih tertolong oleh naiknya harga minyak dunia. Batu bara dan minyak adalah komoditas energi yang saling bersaing sehingga harganya memengaruhi.
Harga minyak dunia brent naik 0,5% sementara WTI melesat 0,8% pada perdagangan kemarin karena memanasnya geopolitik di Timur Tengah.
CNBC INDONESIA RESEARCH
