Harga Batu Bara Malah Naik di Tengah Hujan Kabar Buruk

mae, CNBC Indonesia
14 February 2024 07:10
Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020). Dalam satu kali bongkar muat ada 7300 ton  yang di angkut dari kapal tongkang yang berasal dari Sungai Puting, Banjarmasin, Kalimantan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)  

Aktivitas dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan meskipun pemerintan telah mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi secara ketat di DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan wabah virus Covid-19. 

Pantauan CNBC Indonesia ada sekitar 55 truk yang hilir mudik mengangkut batubara ini dari kapal tongkang. 

Batubara yang diangkut truk akan dikirim ke berbagai daerah terutama ke Gunung Putri, Bogor. 

Ada 20 pekerja yang melakukan bongkar muat dan pengerjaannya selama 35 jam untuk memindahkan batubara ke truk. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga batu bara menguat tipis di tengah banyaknya sentimen negatif mulai dari melemahnya permintaan hingga pasokan yang melimpah. Namun, kenaikan harga minyak mampu menahan snetimen negatif tersebut.

Menurut data dari Refinitiv, pada perdagangan Selasa (13/02/2024), harga batu bara ICE Newcastle kontrak Maret ditutup di angka US$ 124 per ton atau menguat 0,4%. Kenaikan ini menjadi angina segar setelah harganya ambruk 1,67% pada perdagangan hari sebelumnya.

Harga batu bara menguat meski dihujani banyak sentimen negatif mulai dari melemahnya permintaan hingga meningkatnya pasokan.

Dilansir dari Reuters, impor batu bara thermal dari Asia pada Januari 2024 melandai karena melemahnya permintaan dari China dan India. Namun, impor dari Jepang dan Korea Selatan naik.

Merujuk data Kpler, impor batu bara thermal Asia yang menjadi sumber energi di pembangkit listrik turun 5% menjadi 77,65 juta pada Januari 2024. Pada Desember 202, impor menembus 81,8 juta ton.
Impor  batu bara thermal dari  China pada Januari mencapai 27,92 juta ton. Volume impor jatuh 13% dibandingkan pada Desember 2023 yang menembus 31,59 juta ton. Kendati demikian, impor China pada Januari 2024 lebih tinggi 34% dibandingkan Januari 2023 yang hanya 20,86 juta ton.

Sementara itu, impor batu ara thermal Jepang melesat ke 11,24 juta ton pada Januari 2024, dari 9,99 juta pada Desember 2023. Impor dari Korea Selatan juga naik menjadi 7,92 juta ton pada Januari 2024, dari 7,32 juta ton pada Desember 2023.

Sentimen negatif juga datang dari sisi pasokan. Pasokan batu bara di pelabuhan barat laut Eropa naik 4% karena minimnya permintaan. Inventori batu bara di pelabuhan utama Eropa yakni Amsterdam, Rotterdam, dan Antwerp (ARA) melesat ke 6,39 juta ton pada pekan ini. Angka tersebut adalah yang tertinggi sejak Juni 2023 atau sembilan bulan terakhir.

Kendati banyak sentimen negatif, harga batu bara masih tertolong oleh naiknya harga minyak dunia. Batu bara dan minyak adalah komoditas energi yang saling bersaing sehingga harganya memengaruhi.

Harga minyak dunia brent naik 0,5% sementara WTI melesat 0,8% pada perdagangan kemarin karena memanasnya geopolitik di Timur Tengah.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation