
Breaking News! Harga Emas Ambruk ke Bawah US$ 2.000, Terendah 2 Bulan

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas ambruk ke bawah US$ 2.000 setelah rilis inflasi Amerika Serikat (AS) yang mengecewakan pelaku pasar.
Pada perdagangan Selasa (13/2/2024), harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1992,89 per troy ons.Harga emas ambruk 1,33%. Harga tersebut adalah yang terendah sejak 12 Desember 2023 atau dua bulan terakhir.
Pelemahan yang sangat dalam tersebut juga membuat harga emas terlempar dari level psikologis US$ 2.000 untuk pertama kalinya dalam dua bulan terakhir.
Harga emas masih melemah pada pagi hari ini, Rabu (14/2/2024). Hingga pukul 06:13 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.991,97 atau melemah 0,05%.
Harga emas ambruk setelah data inflasi AS keluar pada Selasa malam waktu Indonesia atau Selasa pagi waktu AS.
Inflasi AS menembus 3,1% (year on year/yoy) pada Januari 2024. Inflasi hanya melandai tipis dibandingkan Desember 2023 yang ada di angka 3,4%. Inflasi bahkan jauh di atas ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan di angka 2,9%.
Secara bulanan, inflasi bahkan meningkat 0,3% pada Januari 2024, dari 0,2% pada Desember 2023. Inflasi melonjak karena kenaikan harga di sektor perumahan dan makanan.
Inflasi inti yang tidak menghitung energi dan makanan mencapai 3,9% (yoy) pada Januari 2024 atau sama dengan Desember 2023.
Inflasi AS yang masih panas ini membuat pelaku pasar semakin pesimis jika bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan segera memangkas suku bunga.
Perangkat CME FedWatch Tool menunjukkan hanya 8,5% pelaku pasar memproyeksi The Fed akan memangkas suku bunga pada Maret mendatang. Padahal, probabilitas pemangkasan masih mencapai 70% pada tiga pekan lalu. Ekspektasi pemangkasan suku bunga di Mei kini turun ke 65,5% dari sekitar 70% pada pekan lalu.
Semakin pesimisnya pasar akan pemangkasan suku bunga juga membuat indeks dolar AS dan imbal hasil US terbang. Indeks dolar menembus 104,84 pada perdagangan kemarin, rekor tertingginya sejak 13 November 2023 atau tertinggi dalam tiga bulan.
Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun juga meloncat ke 4,33% atau tertinggi sejak 27 November 2023 atau 1,5 bulan terakhir.
Kenaikan dolar membuat emas semakin mahal untuk dibeli sehingga kurang menarik. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.
"Data (kenaikan) inflasi jelas bukan laporan yang ingin dilihat pelaku pasar saat ini. The Fed akan mencari pembenaran (untuk mempertahankan suku bunga tinggi) dengan inflasi yang masih sulit turun ini. Peluang pemangkasan suku bunga di Mei mungkin di bawah 50%," tutur analis Tai Wong, kepada Reuters.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)